Terdakwa Diklatsar Menwa UNS Divonis 2 Tahun Penjara, Jaksa Ajukan Banding
Jaksa mengajukan banding terkait vonis dua tahun penjara terhadap Nanang Fahrizal Maulana dan Faizal Pujut Juliono, terdakwa kasus penganiayaan kegiatan Pendidikan Latihan Dasar Resimen Mahasiswa (Diklatsar Menwa) UNS. Sidang vonis terhadap dua terdakwa itu berlangsung di PN Surakarta, Senin (4/4) kemarin.
Jaksa mengajukan banding terkait vonis dua tahun penjara terhadap Nanang Fahrizal Maulana dan Faizal Pujut Juliono, terdakwa kasus penganiayaan kegiatan Pendidikan Latihan Dasar Resimen Mahasiswa (Diklatsar Menwa) UNS. Sidang vonis terhadap dua terdakwa itu berlangsung di PN Surakarta, Senin (4/4) kemarin.
"Kejaksaan melalui JPU upaya banding atas putusan vonis hakim dua tahun penjara terhadap terdakwa I Nanang Fahrizal Maulana (22) dan terdakwa II Faizal Pujut Juliono (22), telah disampaikan ke PN Surakarta, Rabu ini," kata Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Surakarta Cahyo Madiastrianto di Solo, Rabu (6/4).
-
Mengapa Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, Kerjasama dan Alumni Fakultas Filsafat UGM memanggil mahasiswa tersebut? Pemanggilan ini disebut Iva untuk melakukan konfirmasi dan meminta keterangan. "Kami tahu dari media sosial. Ini kita menemui yang bersangkutan. Kita ajak bicara, kita ajak diskusi untuk menggali seperti apa yang sebenarnya terjadi," kata Iva saat dihubungi wartawan, Senin (18/3).
-
Bagaimana cara pantun ini menghibur mahasiswa? Pantun mahasiswa lucu ini bisa jadi pelepas stres di tengah sibuknya kuliah.
-
Apa saja jenis beasiswa Banyuwangi Cerdas? Beasiswa Banyuwangi Cerdas terdiri atas dua skema. Pertama, beasiswa pembiayaan penuh selama delapan semester alias empat tahun, termasuk menerima uang saku bulanan. Beasiswa jenis ini juga biasa disebut "bidik misi". Kedua, beasiswa insidentil, untuk mahasiswa yang sudah menjalani perkuliahan namun mengalami kesulitan biaya di pertengahan jalan. Besarannya menyesuaikan dengan kebutuhan.
-
Kenapa beasiswa Banyuwangi Cerdas diberikan? "Ini adalah upaya menjamin pendidikan bagi siswa yang berprestasi namun tidak mampu secara ekonomi. Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, untuk itu perlu menjamin pendidikan mereka, untuk bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi," kata Ipuk.
-
Siapa yang bisa terhibur dengan pantun mahasiswa lucu ini? Pantun mahasiswa lucu ini bisa jadi pelepas stres di tengah sibuknya kuliah.
-
Siapa yang terlihat seperti mahasiswa dalam foto Imeymey? Bak Anak Kuliahan Kombinasi blazer kotak-kotak dan kacamata yang dikenakan iMeyMey menampilkan kesan semi formal yang modis.
Cahyo mengatakan, banding itu diajukan jaksa karena ada unsur-unsur penganiayaan. Hal tersebut, kata Cahyo, berbeda dengan tuntutan JPU dalam yang dibuktikan dengan Pasal 351 ayat (3) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Dengan hukuman penjara tujuh tahun. Hakim dalam vonis kepada kedua terdakwa menggunakan Pasal 359 KUHP junto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dengan vonis dua tahun penjara.
JPU tetap menghormati keputusan hakim, tetapi ada upaya hukum banding tetap mempertahankan tuntutannya, dengan Pasal 351 ayat (3) KUHP dengan maksimal tujuh tahun penjara.
"Banding JPU dilakukan juga dengan mempertimbangkan yang memberatkan karena kedua terdakwa tidak mengakui perbuatannya dan berbelit-belit dalam persidangan serta keduanya menyebabkan nyawa orang lain hilang yang tidak mungkin bisa diganti," kata Cahyo.
JPU yakin upaya hukum banding tersebut, kata dia, berbicara berdasarkan fakta-fakta selain alat bukti yang ada, juga fakta-fakta yang terungkap di persidangan. JPU tetap yakin unsur penganiayaan yang dibuktikan dengan Pasal 351 ayat (3) KUHP.
"Upaya hukum banding ini, menjadi hak jaksa penuntut umum dan terdakwa, dalam waktu tujuh hari. PN akan menindaklanjuti dan akan turun ke Pengadilan Tinggi (PT), apa keputusannya jika ada upaya hukum lagi ke Mahkamah Agung (MA)," kata dia.
Vonis majelis hakim jauh lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), yakni 7 tahun penjara. JPU mendakwa keduanya dengan Pasal 351 KUHP yakni melakukan kekerasan atau penganiayaan yang menyebabkan kematian.
Hukuman 2 tahun penjara terhadap terdakwa masih dikurangi masa kurungan yang sudah dijalani keduanya selama menjalani proses hukum. Dengan vonis tersebut, kedua tersangka hanya akan menjalani sisa hukumannya selama sekitar 1,5 tahun. Keduanya sudah berada di dalam jeruji besi kepolisian dan kejaksaan sejak ditangkap Polresta Surakarta pada 5 November 2021.
Majelis hakim memberikan waktu selama 7 hari kepada JPU maupun terdakwa untuk menentukan sikap atas putusan itu. Mereka bisa menerima atau mengajukan banding.
(mdk/gil)