Ternyata Gus Dur pernah menyesal sebut DPR taman kanak-kanak
Gus Dur pernah menyebut para anggota dewan yang gemar ribut itu seperti di taman kanak-kanak saja.
Presiden ke empat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pernah bikin berang DPR. Gus Dur pernah menyebut para anggota dewan yang gemar ribut itu seperti di taman kanak-kanak saja.
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Mengapa Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Apa saja yang dilakukan Gus Dur untuk menunjukkan toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Bagaimana Gus Dur menanamkan nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Apa yang dibahas oleh tokoh-tokoh nasional saat bertemu Gus Mus? Mereka membahas banyak hal, mulai dari demokrasi yang terancam hingga kebohongan yang terjadi di mana-mana
Nah ternyata Gus Dur mengaku pernah menyesal menyebut kelakuan para anggota DPR seperti taman kanak-kanak.
Kisah ini disampaikan KH Maman Imanulhaq Faqieh dalam buku Fatwa dan Canda Gus Dur yang diterbitkan Kompas.
Saat itu KH Maman dan Gus Dur berbincang santai di Masjid samping rumah Gus Dur di bilangan Ciganjur, Jakarta Selatan.
Saat itulah Gus Dur berucap dengan lirih. "Saya menyesal menyamakan DPR dengan taman kanak-kanak,"
Kiai Maman spontan bertanya. "Kenapa? Karena itu lembaga negara ya?"
"Bukan itu, saya merasa berdosa telah meremehkan anak-anak yang suci, cerdas dan kreatif dengan anggota DPR yang kotor dan kreatif mencari celah mencari uang," jawab Gus Dur.
Jawaban Gus Dur mengejutkan Kiai Maman. Gus Dur lantas memberikan tausiyah panjang lebar tentang bagaimana peranan anak anak dalam membentuk peradaban suatu bangsa.
Menurut Gus Dur, anak-anak adalah masa depan dan harapan. Karena itu dalam khazanah keilmuan Islam, anak anak sangat dimuliakan.
Itulah alasan Gus Dur menyesal menyamakan anggota DPR dengan anak anak.
(mdk/hhw)