TNI: Pembelian senjata legal, dilakukan pribadi personel Paspampres
Pembelian itu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan personel Paspampres.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) akhirnya angkat bicara perihal kabar pembelian senjata oleh Pasukan Pengaman Presiden dan Wakil Presiden (Paspampres) dari tentara Amerika Serikat. Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Tatang Sulaiman menjelaskan, pembelian senjata itu dilakukan personal atau pribadi anggota Paspampres. Jika pembelian senjata untuk satuan, selalu menggunakan kontrak dengan rekanan.
"Jadi istilahnya bukan kesatuan (Paspampres) yang beli. Itu personal," ujar Tatang saat berbincang dengan merdeka.com di Jakarta, Sabtu (9/7).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kapan Paspampres dibentuk? Paspampres adalah salah satu dari Badan Pelaksana Pusat Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo akan pensiun? Marsekal TNI Fadjar Prasetyo sebentar lagi akan pensiun dari jabatannya. Laki-laki yang dilantik Presiden Joko Widodo pada Rabu 20 Mei 2020 sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) ke-23 akan pensiun pada pertengahan tahun ini.
Namun Tatang mengaku belum bisa membeberkan jenis senjata yang dibeli dari anggota tentara AS, Audi Sumilat. Dia menuturkan, pembelian itu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan personel Paspampres. Hanya saja, delapan personel Paspampres ini belum menyelesaikan urusan administrasi senjata.
"Ya biasa kan mereka berlatih, meningkatkan kemampuan. Nah mereka beli secara pribadi. Yang penting urus administrasi di sini, bukan hubungan satuan. Yang bersangkutan harus menindaklanjuti kelengkapannya," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, anggota tentara AS, Audi Sumilat mengaku bersalah karena terlibat dalam konspirasi pembelian senjata dan berencana menyelundupkannya ke Indonesia. Menurutnya, senjata selundupan itu akan digunakan oleh Pasukan Pengaman Presiden dan Wakil Presiden (Paspampres) Indonesia.
Kasus itu terjadi pada 2015. Sumilat menyebut ada tiga anggota Paspampres yang muncul dalam rencana pembelian senjata itu pada 2014 ketika mereka sama-sama menjalani pelatihan di Fort Benning, Georgia.
Sumilat membeli senjata di Texas. Kemudian dia mengirimkannya ke mitra konspirasinya di New Hampshire. Mitra konspirasinya itu yang mengirimkan senjata ke anggota Paspampres saat berkunjung ke Washington DC dan Majelis Umum PBB di New York. Dari situlah senjata-senjata itu baru diselundupkan keluar dari negeri Paman Sam.
Baca juga:
Komisi I DPR: Paspampres beli senjata ilegal harus dihukum
Tentara Amerika jual senjata ilegal ke Paspampres Indonesia