Tokoh-tokoh Indonesia ini diabadikan jadi nama jalan di negeri lain
Mulai dari Munir hingga Soekarno.
Nama Almarhum Munir Said Thalib atau yang lebih dikenal dengan panggilan Munir dijadikan sebagai nama jalan di kota Den Haag, Belanda. Pemerintah Belanda menamakan nama jalan tersebut "Jalan Munir, Advokat pejuang HAM Indonesia".
Nama Jalan Munir itupun nantinya juga akan berada dalam satu kawasan, dengan beberapa nama jalan lainnya, yang juga dinamai dengan nama-nama tokoh terkenal di dunia.
Munir bukanlah tokoh Indonesia pertama yang dijadikan nama jalan di negeri kincir angin tersebut. Sebelumnya ada Wakil Presiden Mohammad Hatta hingga pahlawan wanita pejuang emansipasi R.A Kartini.
Di sejumlah negara, nama tokoh Indonesia kerap dijadikan nama jalan. Pemberian tersebut kerap berkaitan dengan hubungan kedua negara.
Lalu siapa saja tokoh Indonesia yang namanya dijadikan nama jalan. Berikut di antaranya.
-
Dimana Soekarno dipenjara oleh Belanda? Di tahun 1929, orator ulung itu sempat ditawan Belanda karena gerakan pemberontakannya terhadap kolonialisme di Partai Nasional Indonesia (PNI). Ia diculik pasukan kolonial dan dijebloskan ke sebuah penjara kuno di Jalan Banceuy, bersama tiga tokoh lain, yakni R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI), Maskoen Soemadiredja (Sekretaris II PNI Bandung), dan Soepriadinata (Anggota PNI Bandung).
-
Siapa yang menculik Sukarno dan Hatta? Aksi ini dimulai saat para pemuda mendesak Sukarno untuk segera bertindak setelah Jepang menyerah pada sekutu. Sukarno Menolak Permintaan Para Pemuda Untuk Mengobarkan Revolusi dan Melawan tentara Jepang Sempat terjadi ketegangan saat seorang pemuda membawa senjata tajam dan seolah ingin mengancam Sukarno.
-
Apa yang disita Bea Cukai Soekarno Hatta? Puluhan kilogram sisik tenggiling yang digagalkan itu dikemas dalam lima paket, yang diperkirakan nilainya mencapai Rp3 miliar. Paket itu dengan pemberitahuan cassava chips dan saat diperiksa didapati keripik singkong bercampur sisik tenggiling yang telah dikeringkan," tegas Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno Hatta, Gatot Sugeng Wibowo, Rabu (20/12).
-
Kapan Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda? Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.
-
Bagaimana reaksi Soekarno saat bertemu Kartika? Bung Karno yang mengetahui kedatangan istri dan putrinya, seketika mengulurkan tangan dan seolah-olah ingin mencapai tangan Kartika.
-
Di mana Bung Hatta dan Sutan Sjahrir diasingkan oleh Belanda? Banda Naira, salah satu pulau kepulauan Banda di Kabupaten Maluku Tengah terkenal dengan destinasi wisata yang begitu indah.
Soekarno
Pribadi Soekarno begitu membekas di hati Presiden Mesir kala itu Gamal Abdul Naseer. Puncaknya ketika Konferensi Asia Afrika, keduanya semakin dekat. Berkat aktifnya Soekarno dalam lembaga perdamaian ini, nama Soekarno pun dibubuhkan untuk jalan di Mesir.
Letaknya bersebelahan dengan Jalan Sudan, Daerah Kit-Kat Agouza Geiza. Uniknya, nama jalan ini menjadi Ahmed Soekarno. Tujuannya tak lain, untuk membuktikan bahwa Presiden pertama Indonesia ini beragama Islam.
Soekarno adalah seorang sosok pahlawan yang sejati. Dia tidak hanya diakui berjasa bagi bangsanya sendiri tetapi juga memberikan pengabdiannya untuk kedamaian di dunia. Semua sepakat bahwa Ir Soekarno adalah seorang manusia yang tidak biasa yang belum tentu dilahirkan kembali dalam waktu satu abad. Ir Soekarno adalah bapak bangsa yang tidak akan tergantikan.
Mohammad Hatta
Wakil Presiden Mohammad Hatta diketahui pernah menimba ilmu di negeri Belanda. Selama di negeri kincir angin tersebut, Hatta dikenal aktivis kemerdekaan Indonesia.
Pada 1987 Walikota R.H Claudius menggunakan nama Mohammad Hatta sebagai nama jalan. Lokasi Mohammad Hattastraat atau Jalan Mohammad Hatta berada kawasan Harleem, Belanda.
Sampai pada tahun 1921 Hatta menetap di Rotterdam, Belanda dan bergabung dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air yang ada di Belanda, Indische Vereeniging. Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi perkumpulan bagi pelajar, namun segera berubah menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumu) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
R.A Kartini
Raden Adjeng Kartini dikenal di Indonesia sebagai pejuang hak-hak emansipasi wanita. Kartini juga dikenal oleh negara lain sebagai seorang tokoh feminis dari Indonesia. Salah satunya adalah Belanda.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap Kartini, negeri kincir angin tersebut mengabadikan nama pahlawan asal Jepara, Jawa Tengah sebagai nama jalan. Tak hanya satu, tetapi empat tempat sekaligus.
Keempat nama jalan yang dalam bahasa Belanda disebut R.A Kartinistraat berlokasi di kota Utrecht, wilayah Haarlem, Kota Venlo, dan kota Amsterdam. Semasa hidupnya, Kartini memang sering mengirimkan surat-surat dan tulisannya pada surat kabar di Belanda. Tak heran jika namanya dikenal dengan baik oleh negara kincir angin tersebut.
Munir
Nama Almarhum Munir Said Thalib dijadikan sebagai nama jalan di kota Den Haag, Belanda. Peresmian nama jalan yang akan dilaksanakan pada 14 April 2015 esok itu, rencananya akan dihadiri pula oleh istri mendiang almarhum Munir, Suciwati.
Pemerintah Belanda menamakan nama jalan tersebut "Jalan Munir, Advokat pejuang HAM Indonesia", atau yang dalam bahasa Belanda disebut "Munirpad, Indonesische voorvechter van de bescherming de rechten van de mens".
Nama Jalan Munir itupun nantinya juga akan berada dalam satu kawasan, dengan beberapa nama jalan lainnya, yang juga dinamai dengan nama-nama tokoh terkenal di dunia.
"Jalan ini berada dalam kompleks yang juga menempatkan para pejuang HAM lainnya di dunia, seperti Marthin Luther King, Nelson Mandela, Salvador Allende, serta Bunda Theresa," ujar Pungki.
Baca juga:
HOS Tjokroaminoto, Raja Jawa tanpa mahkota
Derita veteran TNI, dulu operasikan meriam sekarang ngaduk kopi
Meratapi nasib Slamet, veteran TNI jadi pedagang kopi dan gorengan
Kisah Kolonel Gatot Soebroto panggil Soeharto 'monyet' saat perang
Sibuk Valentine, ingatkah remaja Indonesia pada pemberontakan PETA?