Tol Puncak-Cianjur Berpotensi Lewati Kawasan Rawan Longsor, Ini yang Harus Diperhatikan
Jalan Tol Puncak-Cianjur, memerlukan kajian mendalam dalam aspek dampak lingkungan dan potensi kebencanaan.
Ridwan Kamil menyebut Tol Puncak-Cianjur merupakan tindak lanjut atas aspirasi warga Bogor
Tol Puncak-Cianjur Berpotensi Lewati Kawasan Rawan Longsor, Ini yang Harus Diperhatikan
Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna menilai rencana pembangunan jalan Tol Puncak-Cianjur, memerlukan kajian mendalam dalam aspek dampak lingkungan dan potensi kebencanaan yang akan ditimbulkan.
Menurutnya, jalan Tol Puncak-Cianjur akan melewati kawasan yang rentan akan perubahan bentang alam dan potensi longsoran sehingga memerlukan kajian mitigasi bencana.
- Perangkat Desa Dukung Prabowo-Gibran, Bawaslu Ingatkan Potensi Pelanggaran Pemilu
- Potret Cak Imin Dikelilingi Purnawirawan Jenderal TNI, Ada Mantan Kepala BIN dan Danjen Kopassus
- Ganjar Pranowo Ungkap Kunci Utama Kemajuan Desa: Beri Kepercayaan ke Kades
- Bikin Ngeri, Seorang Pendaki Alami Hal Ini Hendak Rayakan HUT Ke-78 RI di Puncak Gunung Bawakaraeng
"Ini sama juga dengan wacana Jalur Puncak II. Sama-sama melintasi kawasan yang rentan dengan perubahan bentang alam dan potensi longsoran. Kalau jalan Tol Puncak-Cianju harus lebih sensitif lagi dengan masalah lingkungan dan kawasan hutan,"
kata Yayat, Jumat (21/7).
Merdeka.com
Menurut dia, dengan perubahan bentang alam karena adanya pembangunan jalan, makan akan mengubah kondisi lingkungan yang dilintasi jalan Tol Puncak-Cianjur. "Jadi sebelum ada kepastian dari kajian dampak lingkungan dan potensi kebencanaan alam, sebaiknya (pembangunan) perku dikaji lebih mendalam," jelas Yayat.Wacana pembangunan Jalur Puncak II dan jalan Tol Puncak-Cianjur, memiliki semangat yang sama.
Yakni mengatasi kemacetan yang selama ini terjadi di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor.
Menurut Yayat, kemacetan di Jalur Puncak sulit ditolong jika melihat pada kepadatan bangunan, bangkitan ekonomi yang tinggi hingga menjadi pusat wisata.
"Belum lagi ada Pasar Cisarua yang jadi sumber kemacetan. Di sisi lain, kapasitas jalan tidak bertambah mengakibatkan kemacetan sulit diatasi," kata Yayat.
Yayat menilai, untuk memecah atau mengurai perjalanan di Jalur Puncak bisa dilakukan dengan menumbuhkan pusat wisata baru di luar Jalur Puncak atau kawasan Puncak.
"Seperti Sukabumi via tol dan kawasan Summarecon dan Sentul City," jelas Yayat.
Merdeka.com
Sejatinya, pembangunan Jalan Tol Puncak-Cianjur dan Jalur Puncak II telah tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2023 tentang Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah untuk menata kawasan Puncak. Dengan begitu, Tol Puncak-Cianjur dan Jalur Puncak II telah masuk Proyek Strategis Nasional (PSN). Jalur Puncak II direncanakan memiliki bentang jalan 62,8 kilometer di mana 48,7 kilometer berada di Kabupaten Bogor dan 18,5 kilometer berada di wilayah Cianjur. Dari 18,5 kilometer tersebut, sepanjang 15,5 kilometer menghubungkan Desa Warga Jaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor dan Green Canyon di perbatasan Karawang.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan bahwa jalan Tol Puncak-Cianjur merupakan tindak lanjut atas aspirasi masyarakat Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bogor yang kerap menjadi korban kemacetan di Jalur Puncak.
Ridwan Kamil menyebut wilayah yang akan dilewati jalan Tol Puncak-Cianjur yakni mulai Kecamatan Caringin, Megamendung di Kabupaten Bogor hingga keluar di Kabupaten Cianjur.
"Dari Caringin, Megamendung, sampai Cianjur, yang nanti akan disambung dari Cianjur ke Padalarang. Nanti bisa disambung oleh Tol Cigatas ke Garut-Tasik-Ciamis-Banjar-Pangandaran, yang sedang dalam proses pembebasan lahan,"
jelas Ridwan Kamil.
Menurut Ridwan Kamil, jika Tol Puncak-Cianjur mulai beroperasi bersamaan dengan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) akan mendongkrak perekonomian Jawa Barat.
"Jalur Jawa Barat Selatan akan kuat ekonomi dan jalur infrastruktur jalannya," ujarnya.
Pembangunan Tol Puncak-Cianjur akan dibagi dalam lima seksi. Seksi I sepanjang 11,6 kilometer, seksi II sepanjang 6,9 kilometer, seksi III sepanjang 9,7 kilometer, seksi IV sepanjang 7,3 kilometer dan seksi V sepanjang 16,3 kilometer.