Tom Lembong Singgung Harga Pangan Naik jelang Ramadan: Menteri-Menteri Terlalu Sibuk Berpolitik
"Menteri terkait yang bertanggung jawab, itu terlalu sibuk berpolitik. Sehingga tidak mengurusi sektor riil nya. Itu rupanya akan memicu harga naik," kata Tom
Tom Lembong, menyebut kenaikan harga bahan pangan menjelang Ramadan dapat terjadi karena pejabat-pejabat pemerintah terlalu sibuk berpolitik
- Tom Lembong Kawan Sejati Anies Tersangka Impor Gula Dulu Ikut Jokowi Pernah Disindir Gibran saat Debat Pilpres
- Mendag: Harga Beras Mahal karena Musim Panen Mundur
- Harga Beras Naik, Tom Lembong Duga Akibat Bagi-Bagi Bansos Saat Kampanye Pilpres 2024
- Pesona Tom Lembong, Dianggap Paripurna Gagah, Tampan dan Mapan Enggak Ada Obat
Tom Lembong Singgung Harga Pangan Naik jelang Ramadan: Menteri-Menteri Terlalu Sibuk Berpolitik
Wakil Kapten Tim Nasional Pemenangan Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin), Thomas Lembong atau dikenal dengan Tom Lembong, menyebut kenaikan harga bahan pangan menjelang Ramadan dapat terjadi karena pejabat-pejabat pemerintah terlalu sibuk berpolitik, ditambah dengan turunnya daya beli masyarakat.
Terkait tantangan ekonomi global tahun 2024 yang diperkirakan akan melambat, Tom Lembong melihat ini sebagai momen untuk masyarakat semakin sadar, bahwa siapa yang mereka pilih sangat berpengaruh terhadap ekonomi dan kehidupan mereka kedepan.
Melalui Podcast dari channel Youtube @MerdekaDotCom (6/3), Tom Lembong menyebut kemungkinan kenaikan harga jelang Ramadan disebabkan karena kinerja para pejabat pemerintah melempem. Mereka terlalu sibuk berpolitik sehingga pasokan dan stok kebutuhan pangan tidak terurus dengan baik.
“Sulit diprediksi ya, karena ada beberapa faktor yang menjadi pemicu, baik mendongkrak harga maupun menaikkan harga. Di sisi lain, saya sudah pernah menyampaikan ya, yang saya simak adalah menteri-menteri terkait yang bertanggung jawab, itu terlalu sibuk berpolitik. Sehingga tidak mengurusi sektor riil nya. Itu rupanya akan memicu harga naik, karena kemungkinan besar pasokan pangan tidak akan terurus dengan baik,” jelasnya dalam podcast.
Tom juga menyinggung biasanya Pemilu bisa mendongkrak perekonomian masyarakat, namun kenyataanya kata dia justru daya beli masyarakat menurun.
"Biasanya daya beli Masyarakat naik, kalau ini katanya pemilu berjalan, tapi pas pemilu malah daya beli Masyarakat turun, ya katakan saja bahwa di satu sisi pasokan-pasokan tersebut tidak terurus dengan baik sehingga stok tidak memadai atau stok menciut, di satu sisi daya beli nya juga enggak ada, sehingga di bulan Ramadan katakan, orang jauh lebih mengurangi konsumsi,” ujar Tom.
“memang ini tidak soundbite yang viral, tapi kita harus lihat multi faktornya, jadi sulit diprediksi. Yang jelas saya lihat roda-roda pemerintahan tidak sedang berjalan dengan baik, dan kedua saya beli Masyarakat lemah,” tambahnya.
Mengenai tantangan ekonomi global 2024 yang diisukan melambat di tengah periode pemerintahan yang akan berakhir sehingga kinerja para pejabat melempem. Tom Lembong menilai ini menjadi momen bagi Masyarakat untuk memilih akan dibawa kemana perekonomian dan Nasib bangsa kedepan.