Tragis! Santri di Blitar Tewas Usai Dilempar Kayu Berpaku oleh Ustaz
Kasi Humas Polres Blitar Kota Iptu Samsul Anwar mengatakan korban berinisial KAF (13).
Peristiwa memilukan datang dari sebuah pondok pesantren di Kabupaten, Jawa Timur. Seorang santri tewas usai dilempar kayu oleh ustaznya.
Tragisnya, terdapat paku di kayu tersebut dan mengenai kepala korban. Kasi Humas Polres Blitar Kota Iptu Samsul Anwar mengatakan korban berinisial KAF (13).
- Tragis! Wanita Hamil Tewas Diduga Dibunuh, Jasadnya Tergeletak di Jalan
- Tragis! Kemaluan Bocah 9 Tahun Putus saat Dikhitan Kepala Puskesmas, Begini Nasibnya Sekarang
- Satrio Mukti, Casis yang Lawan Begal Mengaku Berasa Mimpi Bertemu dengan Kapolri Sampai Minta Dicubit Oleh Taruna Akpol
- Tragis, Penagih Utang di Cianjur Tewas Dibacok Pengutang
"Pelemparan kayu terhadap santri dilakukan oleh Ustaz-nya, guru mengaji di salah satu pondok di Kecamatan Ponggok. Kami sudah menindaklanjuti kejadian tersebut," katanya di Blitar, Jumat (27/9).
Samsul membeberkan kronologi kejadian. Awalnya setelah salat subuh biasanya santri olahraga seperti bermain badminton, bola voli dan santri sudah diingatkan segera mandi karena ada jam kunjungan dari orangtua sekaligus persiapan salat dhuha.
Saat itu, yakni Minggu (15/9) santri lain sudah bersiap mandi, namun ada salah seorang santri yang masih bandel dan tidak segera menyudahi permainan.
Ustaz yang mengetahui hal tersebut kemudian melemparkan kayu ke arah santri yang bandel tersebut. Saat bersamaan korban lewat dan mengenai korban.
"Ustaz tersebut mengambil kayu dan dilemparkan ke santri tersebut. Kebetulan korban lewat dan mengenai kepala. Bagian belakang kayu tersebut ada pakunya. Saat paku dicabut korban tidak sadar," ungkapnya.
Ia menambahkan, korban juga langsung dibawa ke rumah sakit di Kabupaten Blitar untuk mendapatkan pertolongan, namun karena lukanya yang serius akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK).
"Di RSKK mau dilakukan operasi tidak berani karena kepala mengalami pendarahan. Jika operasi pun kecil sekali untuk berhasil. Rumah sakit tidak berani mengambil risiko untuk operasi," tuturnya.
Ia menjelaskan sudah meminta keterangan sejumlah pihak termasuk dari santri, Ustaz bersangkutan, pengasuh pondok pesantren, hingga meminta informasi hasil pemeriksaan kesehatan korban dari rumah sakit.
Namun, untuk keluarga korban hingga kini masih belum ada laporan aduan yang masuk.
Dirinya menjelaskan, selama ini remaja tersebut tinggal bersama dengan neneknya, sedangkan kedua orangtua-nya bekerja di luar negeri.
"Kami sudah berupaya memanggil keluarga korban. Selama ini korban hanya dengan neneknya, orangtua di luar negeri. Anggota sudah berupaya memanggil tapi belum hadir dari undangan yang dikirimkan tersebut," ucap dia.
Hingga kini, polisi belum bisa memproses perkara tersebut lebih lanjut dan masih menunggu kabar dari keluarga korban. Seperti dikutip Antara.