Ungkap Sabu 1,129 Ton, Kapolri Minta Personel Berantas Narkoba hingga ke Akar-akarnya
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, jika Indonesia menjadi negara konsumen narkoba terbesar. Hal ini dikatakan Sigit usai jajaran Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat membongkar kasus narkoba jaringan Timur Tengah-Afrika sebesar 1,129 ton sabu.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, jika Indonesia menjadi negara konsumen narkoba terbesar. Hal ini dikatakan Sigit usai jajaran Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat membongkar kasus narkoba jaringan Timur Tengah-Afrika sebesar 1,129 ton sabu.
"Kita semua tentu perihatin bahwa Indonesia saat ini menjadi negara dengan jumlah konsumen yang sangat besar, terbukti dengan beredarnya narkoba dalam kurun waktu yang tidak lama, namun walaupun bisa kita ungkap," kata Sigit di Polda Meteo Jaya, Senin (14/6).
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Di mana penangkapan kelima tersangka kasus narkoba terjadi? Dia mengatakan rute patroli di Sunggal, yakni Jalan KM 19,5 Kampung Lalang , Jalan PDAM Tirtanadi, Jalan Sunggal dan Jalan Lembah Berkah, Lingkungan 11, Medan.
-
Siapa Ki Arsantaka? Ki Arsantaka merupakan putra dari Bupati Onje II, pemimpin Kadipaten Onje (cikal bakal Kabupaten Purbalingga).
-
Apa alasan Ello mengonsumsi narkoba? Dalam podcast YouTube Daniel Mananta, Marcello Tahitoe bercerita tentang pengalamannya bersentuhan dengan narkoba.“Waktu itu gue masih muda banget dan orang tua gue itu benar-benar hands on ke karir gue. Jadi gue ngerasa kayak butuh ruang, tapi nggak bisa,” kata Ello, dikutip dari YouTube Daniel Mananta Network pada 15 November 2022.
-
Kapan KRT Wiroguno wafat? Wafat pada 1937KRT Wiroguno wafat dan disemayamkan di makam raja-raja Imogiri pada tahun 1937.
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
"Tapi ini merupakan gambaran yang tentunya ini menjadi keprihatinan kita bersama terkait dengan tantangan terhadap generasi kita, masyarakat kita," sambungnya.
Dia menyebut, polisi sebelumnya telah mengungkap 2,5 ton sabu jaringan Timur Tengah. Kasus ini melibatkan narapidana di Lapas.
"Jadi kalau kita lihat dalam waktu satu bulan ini, kurang lebih hampir 3,6 ton narkoba yang berhasil kita amankan dan kalau kita hitung selama waktu hampir tiga bulan, dari mulai bulan Januari mungkin kurang lebih ada lima ton lebih," sebutnya.
Menurut dia, pengungkapan kasus narkoba itu menunjukkan peredaran barang haram itu di tanah air masih tinggi. Sigit mengaku prihatin di tengah situasi pandemi Covid-19 peredaran narkoba masih tetap terjadi.
Dia menekankan akan terus melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap para pengedar barang haram tersebut. "Tentunya kita terus melaksanakan apa yang sudah menjadi perintah Bapak Presiden untuk terus melakukan pengejaran, pengungkapan dan penyelesaian sampai ke akar-akarnya terkait dengan masalah peredaran narkoba," tandasnya.
Sebelumnya, Jajaran Polda Metro Jaya bersama Polres Metro Jakarta Pusat telah mengungkap kasus narkoba jaringan Timur Tengah sebesar 1,129 ton sabu. Dalam pengungakapan ini, sebanyak tujuh orang telah diamankan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, tujuh orang yang diamankan itu yakni lima orang Warga Negara Indonesia (WNI) dan dua orang merupakan Warga Negara Asing (WNA) Nigeria.
"Untuk penangkapan kali ini dilakukan oleh rekan-rekan anggota Polda Metro dan Polres Jakarta Pusat secara berturut-turut diakhir Mei sampai dengan bulan Juni yang terus dikembangkan diempat tkp, telah diamankan lima Warga Negera Indonesia inisial MR, AH, HS, NB dan EK serta dua Warag Negara asal Nigeria CSN dan OJN," kata Sigit di Polda Metro Jaya, Senin (14/6).
Ia menyebut, barang haram yang telah diamankan tersebut berasal dari Timur Tengah dan juga Afrika. "Pengungkapan ini dilaksanakan diempat tempat yaitu di Gunung Sindur, pada saat itu sebesar 393 kilogram, yang kedua di Pasar Modern Bekasi sebesar 511 kilogram, yang ketiga di Apartemen Basura Jakarta Timu dan yang keempat di Apartemen Grand Pramuka," sebutnya.
Baca juga:
Bupati Nias Utara Soal Sekda YN Tersangkut Narkoba: Kami akan Copot
Sekda Nias Utara Mengaku ASN Dinas Kesehatan saat Terjaring Razia Polisi
Di Ruang Karaoke, Sekda Nias Utara Gunakan Pil Ekstasi Ditemani Tiga Perempuan
Kapolri Instruksikan Kapolda Buat Kampung Tangguh Narkoba
Terjaring Razia Tempat Hiburan Malam, Sekda Nias Utara Positif Gunakan Narkoba