Update Pencarian 14 Kapal Nelayan Tenggelam di Kalbar, 3 Orang Ditemukan Meninggal
Data Kantor SAR Pontianak, mencatat hingga saat ini pihaknya masih mencari sebanyak 39 anak buah kapal (ABK) dan nelayan dari sekitar 15 hingga 16 kapal motor nelayan yang tenggelam dampak cuaca buruk Selasa malam (13/7) dan Rabu pagi (15/7).
Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) atau Pencarian dan Pertolongan Pontianak, Kalimantan Barat, Yopi Haryadi menyatakan, hingga saat ini tercatat masih 39 anak buah kapal atau nelayan yang belum ditemukan setelah kapal motor mereka tenggelam karena diterjang ombak, Selasa (13/7) malam.
"Hari keempat ini, Tim Gabungan SAR terus melakukan pencarian terhadap korban, baik dalam keadaan selamat maupun sebaliknya," kata Yopi Haryadi di Pontianak, Sabtu (17/7).
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
-
Kapan Kapal San Jose tenggelam? Kisah Tenggelamnya Kapal San Jose 8 Juni 1708 menjadi pertempuran antara armada Spanyol dan komandan Inggris, Charles Wager, di dekat Cartagena, Kolombia.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
Dia menjelaskan, tadi pagi Tim Gabungan SAR kembali menemukan korban sebanyak tiga orang dalam keadaan sudah meninggal.
"Yakni satu ditemukan di pesisir Pantai Jawai, Kabupaten Sambas, satu ditemukan di pesisir pantai Pulau Lemukutan, Kabupaten Bengkayang, dan satu lagi sudah berada di Pos SAR Pontianak," ungkapnya.
Dia menambahkan, pihaknya bersama Tim SAR Gabungan terus memperluas lokasi pencarian, yakni hingga ke tengah lautan.
"Karena melihat arah angin, maka ke arah barat atau arah ke tengah laut, sehingga semua kekuatan dan dukungan berbagai pihak sudah dikerahkan dalam pencarian korban," ujarnya.
Data Kantor SAR Pontianak, mencatat hingga saat ini pihaknya masih mencari sebanyak 39 anak buah kapal (ABK) dan nelayan dari sekitar 15 hingga 16 kapal motor nelayan yang tenggelam dampak cuaca buruk Selasa malam (13/7) dan Rabu pagi (15/7).
"Kami dari Basarnas Kalbar, Rabu (14/7) telah mendapat laporan telah terjadi kecelakaan terhadap 14 kapal motor nelayan di tiga lokasi secara bersamaan kemarin karena dampak cuaca buruk dan mengakibatkan awalnya sebanyak 56 orang ABK hilang, dan 81 ABK selamat," katanya.
Ia mengatakan, kapal-kapal tersebut mengalami kecelakaan di perairan Muara Jungkat sebanyak sembilan kapal motor, Muara Kubu dua kapal motor, dan di Muara Pemangkat tiga kapal motor. Dari 14 kapal itu, 12 kapal merupakan kapal ikan dan dua kapal lainnya merupakan kapal tugboat. Termasuk satu kapal layar yang di dalamnya tiga warga negara asing dan dapat diselamatkan oleh tim SAR.
Sebelumnya, TNI AL mengerahkan Kapal Perang KRI Usman Harun-359 dan KRI Kerambit-627 untuk mencari 14 kapal nelayan yang dilaporkan tenggelam akibat cuaca buruk di perairan Kalimantan Barat pada Selasa (13/7) malam. 14 kapal nelayan itu tenggelam di lokasi yang menyebar pada wilayah perairan Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Sambas dan lainnya.
"Tim SAR Gabungan, saat ini tengah melakukan pencarian dan pertolongan terhadap anak buah kapal (ABK) yang dinyatakan hilang pada kecelakaan 14 kapal motor nelayan yang tenggelam dampak cuaca buruk pada Selasa (13/7) malam dan Rabu (15/7) pagi," kata Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid K dalam keterangannya, Jumat (16/7).
TNI AL menerima kabar belasan kapal nelayan tenggelam saat dua KRI tersebut melaksanakan patroli kedaulatan.
"TNI AL mengerahkan KRI Usman Harun-359 dan KRI Kerambit-627 yang tengah melaksanakan Patroli Kedaulatan di Laut Natuna usai mendapat laporan telah terjadi kecelakaan yang menimpa 14 Kapal Motor nelayan di tiga lokasi secara bersamaan karena dampak cuaca buruk di Perairan Kalbar," ujar dia.
"Kedua KRI bergabung dengan potensi SAR lainnya dalam misi kemanusiaan pencarian korban di lokasi tenggelamnya Kapal Nelayan," kata dia.
Diketahui, cuaca buruk saat itu mengakibatkan 14 Kapal mengalami kecelakaan di Perairan Kalbar, 56 orang ABK dinyatakan hilang, empat di antaranya ditemukan meninggal dan 81 ABK selamat.
"Tentu kita turut prihatin atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita para nelayan, semoga KRI Usman Harun-359 dan KRI Kerambit-627 yang tergabung dalam Operasi Gabungan SAR dapat segera menemukan korban yang masih dinyatakan hilang," kata dia.
Dia menjelaskan, apa yang dilaksanakan dalam melakukan penyelamatan tersebut merupakan implementasi atas perintah dari Pimpinan TNI AL.
"Upaya penyelamatan ini merupakan implementasi pelaksanaan perintah pimpinan TNI AL, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono yang selalu menekankan kepada jajaran TNI AL agar memanfaatkan dan melibatkan segala potensi yang dimiliki baik personel maupun alutsista untuk kegiatan-kegiatan kemanusiaan seperti penanggulangan bencana dan SAR," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Belasan kapal dilaporkan tenggelam akibat cuaca buruk di perairan Kalimantan Barat pada Selasa (13/7) malam. Kantor Search dan Rescue (SAR) Pontianak masih terus mencari dan mendata nelayan yang hilang akibat kejadian itu.
"Data sementara atau informasi yang kami terima ada sekitar 14 kapal motor nelayan yang tenggelam akibat cuaca buruk Selasa malam dan Rabu (14/7) pagi," kata Kepala Kantor Search dan Rescue(SAR) atau Pencarian dan Pertolongan Pontianak Kalbar Yopi Haryadi saat dihubungi di Sungai Raya, Kamis (15/7).
Dia menjelaskan, ke-14 kapal nelayan itu tenggelam di lokasi yang menyebar pada wilayah perairan Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Sambas dan lainnya. Nelayan dari 5 kapal sudah ditemukan, sedangkan yang berada di 9 kapal lainnya masih dicari.
Kantor SAR Pontianak juga tengah membantu pencarian dua kapal motor (KM) nelayan beserta ABK yang tenggelam di lokasi berbeda dampak cuaca buruk sejak Selasa (13/7) malam. Dua kapal pencari ikan, yakni KM Bersama IV dan KM Haidan, tenggelam akibat cuaca buruk.
"Peristiwa ini (KM nelayan tenggelam) terjadi hampir bersamaan, yakni KM Bersama IV diperkirakan tenggelam Selasa (13/7) malam sekitar pukul 21.30 WIB di sekitar perairan Tanjung Bayung, Kabupaten Sambas, sedangkan untuk KM Haidan diperkirakan tenggelam Rabu pagi sekitar pukul 02.00 WIB di sekitar Muara Jungkat, Kabupaten Mempawah," ungkapnya.
Yopi menambahkan, pihaknya masih mencari masing-masing awak kapal motor nelayan yang tenggelam itu. "KM Bersama IV tenggelam dengan tiga awak kapal di dalamnya, sedangkan KM Haidan membawa sepuluh awak kapal. Semuanya masih dalam pencarian kami," ujarnya.
Dia menambahkan, pencarian terhadap ABK KM nelayan itu juga dibantu potensi SAR dan para nelayan setempat. "Fokus pencarian kami saat ini untuk menemukan masing-masing awak pada dua kapal tersebut, untuk pencarian KM Bersama IV, kami memberangkatkan satu Tim Rescue Pos SAR Sintete, sedangkan untuk KM Haidan dilakukan pencarian oleh Tim Tescue Kantor SAR Pontianak," jelasnya seperti dilansir Antara.
Dalam kesempatan itu, Yopi mengimbau agar nelayan atau masyarakat yang menggunakan transportasi air agar memperhatikan kondisi cuaca ketika akan turun ke laut. Pihak terkait diimbau untuk melengkapi sarana alat bantu keselamatan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
(mdk/gil)