Usai tebas adik dan sepupu pakai parang, Kamaruddin bunuh diri
Usai tebas adik dan sepupu pakai parang, Kamaruddin bunuh diri. Polisi masih menyelidiki motif pelaku melakukan penganiayaan.
Nasib nahas dialami Hamdala Daeng Sunggu (38) dan Fitriani Hasan (32). Keduanya menjadi korban penganiayaan Kamaruddin Daeng Naba (44), warga Lingkungan Pabangiang Kelurahan Tombolo, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Selasa (20/2) pagi.
Peristiwa itu bermula ketika Hamdala menjaga gerobak baksonya dan Fitriani datang membeli. Keduanya lantas didatangi Kamaruddin dan langsung menebaskan parang ditentengnya.
-
Kenapa Wa Kepoh begitu digemari pendengar? Kehadirannya selalu ditunggu para pendengar, karena gaya mendongeng yang disampaikan unik. Wa Kepoh bahkan bisa menirukan banyak suara tokoh dan membuat suasana cerita jadi hidup meski hanya mengandalkan audio.
-
Kenapa Buleng digemari? Warga menyukai Buleng lantaran penampilannya yang menyenangkan, dengan suguhan musik tradisional Betawi, Gambang Kromong.
-
Mengapa Sego Penek digemari? Walaupun makanan tersebut terkesan sederhana, tetapi banyak orang yang menyukainya.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Penyu naik ke darat? Penyu hanya datang ke darat untuk bertelur.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Lokasi Hamdala berdagang merupakan lahan kosong yang berjarak sekitar 20 meter dari rumah pelaku, Kamaruddin Daeng Naba. Antara pelaku dan kedua korban merupakan saudara. Hamdala merupakan adik Kamaruddin. Sedangkan Fitriani sepupu pelaku.
Usai melakukan penganiayaan pelaku bunuh diri dengan parang dibawanya. Adapun kedua korban saat ini masih dirawat di RS Syech Yusuf, Gowa.
"Pelaku meninggal dunia. Adapun Fitriani sepupu pelaku dengan luka berat di bagian kepalanya sempat ditangani di ruang ICU namun kini sudah dipindahkan ke ruang rawat inap dan kondisi terakhir sudah siuman. Adapun Hamdala kondisinya masih kritis di ruang ICU, tengkorak kepalanya retak. Rencananya akan dirujuk ke Makassar karena peralatan di RS Syech Yusuf, Gowa kurang mencukupi," kata Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga saat dikonfirmasi, Selasa (20/2) malam.
Dia menjelaskan, Kamaruddin Daeng Naba yang sehari-harinya tukang becak motor itu tiba-tiba mendatangi gerobak jualan bakso Hamdala. Sempat terjadi dialog sejenak kemudian Kamaruddin menebas kepala adiknya itu dengan parang. Fitriani yang ada di lokasi untuk beli bakso juga ikut kena tebas bagian kepalanya. Setelah itu Kamaruddin menusuk sendiri perutnya hingga tewas.
Polisi masih menyelidiki motif pelaku melakukan penganiayaan. Karena korban Fitriani saja yang sudah bisa diajak bicara mengaku tidak paham kenapa sampai pelaku mengamuk.
"Informasi yang kita himpun sementara ini kalau pelaku Kamaruddin itu dalam kondisi stres atau kejiwaannya tidak stabil," kata Silitonga.
Baca juga:
Cagub Khofifah khawatir isu 'teror' ulama di Jatim bisa rusak keharmonisan warga
Merasa dipelototi, tiga ABG tebas tangan Firza hingga nyaris putus
Polisi periksa kejiwaan penganiaya kiai di Lamongan
Polda Jatim nilai kasus penganiayaan ulama di Tuban dibesar-besarkan
Kerap menggoda, mantan pacar istri disiram air keras oleh suami
Keluarga jelaskan kabar dua kiai Ponpes Al Falah Kediri diteror