Wabah Hog Cholera Meluas di Sumut, 10.298 Ekor Babi Mati
Wabah hog cholera ini bukan hanya menjadi soal pertanian semata. Kematian babi juga berdampak lingkungan, ekonomi dan sosial, karena banyak bangkai hewan kaki empat itu dibuang sembarangan. Ratusan bangkai didapati mencemari sungai-sungai di sejumlah daerah, seperti Medan dan Deli Serdang.
Wabah hog cholera atau kolera babi semakin meluas di Sumatera Utara (Sumut). Penyakit ini sudah terdeteksi di 16 kabupaten/kota dan membunuh 10.298 ekor babi.
Sebaran virus hog cholera ini bertambah dari sebelumnya hanya 11 kabupaten/kota. Jumlah babi yang mati juga terus meningkat dibanding data sebelumnya, 9.421 ekor.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Apa itu Bingka khas Banjar? Kue tersebut disebut dengan Bingka yang secara kasat mata mirip seperti kue lumpur.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Mulkan Harahap, menjelaskan lima daerah baru yang dijangkiti hog cholera yakni Kabupaten Langkat, Simalungun, dan Pakpak Bharat, serta Kota Tebing Tinggi dan Pematang Siantar. Sebelumnya, penyakit itu terpantau di 11 kabupaten/kota di Sumut, yakni Kabupaten Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, serta Kota Medan.
Jumlah babi yang mati di daerah-daerah itu bervariasi. "Yang paling tinggi masih di Deli Serdang, 3276 ekor, dan paling sedikit di Pematang Siantar, 3 ekor," kata Mulkan saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (22/11) pagi.
Mulkan menambahkan, instansinya sudah menyampaikan menyampaikan laporan tertulis ke Gubernur Sumut tentang situasi terkini penyakit yang menyerang babi di daerah ini, baik masalah klinis, epidemologi dan hasil laboratorium. Gubernur juga disebutkan telah menyurati Menteri Pertanian pada 18 November lalu.
"Suratnya sudah sampai ke Menteri (Pertanian). Kita tunggu dari menteri. Menurut aturan yang berhak menyampaikan itu menteri," katanya.
Wabah hog cholera ini bukan hanya menjadi soal pertanian semata. Kematian babi juga berdampak lingkungan, ekonomi dan sosial, karena banyak bangkai hewan kaki empat itu dibuang sembarangan. Ratusan bangkai didapati mencemari sungai-sungai di sejumlah daerah, seperti Medan dan Deli Serdang.
Baca juga:
Satu Lagi Pembawa Bangkai Babi di Deli Serdang Ditangkap Polisi
Babi Mati Akibat Virus Hog Cholera di Sumatera Utara Capai 9.421
Pembuang Bangkai Babi Ditangkap di Deli Serdang, Berdalih Diupah untuk Menguburkan
Nelayan di Deli Serdang Minta Pembuang Bangkai Babi di Sungai Ditindak
Bangkai Babi Bikin Susah Nelayan Deli Serdang, Warga Enggan Makan Ikan
Tak Hanya di Sungai, Bangkai Babi Kini Banyak Dibuang di Pinggir Jalan
Puluhan Babi di Sumut Mati Mendadak, Warga Diminta Jangan Buang ke Sungai