Warga Sleman menolak nyamuk UGM
Atas edaran tersebut, masyarakat menjadi resah dan terteror.
Warga Dusun Karangtengah, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta resah. Mereka dapat surat edaran dari peneliti Eliminate Dengue Project/EDP Yogyakarta yang merupakan kerjasama Fakultas Kedokteran UGM dengan Yayasan Tahija dan Universitas Monash Australia. Isi edaran tersebut, pada 22 Januari, 29 Januari, hingga beberapa minggu ke depan, akan dilakukan pelepasan nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia pada lingkungan warga di Karangtengah.
Atas edaran tersebut, masyarakat menjadi resah dan terteror karena di kampung ini ada warga yang menyetujui pelepasan tersebut dan tidak sedikit warga yang menolak pelepasan dengan berbagai argumentasi masing-masing.
Merespons edaran pemberitahuan tersebut, maka beberapa warga telah melakukan 2 kali rembug kampung, dimana dihadiri oleh beberapa tokoh warga, seperti RT, RW, dan tokoh warga, termasuk individu warga yang menolak. Pertemuan dilakukan di Musala Karangtengah pada Selasa malam (21/1) dengan memutuskan meminta pelepasan nyamuk di lingkungan warga RW 10 dan RW 11 Karangtengah, Nogotirto ditunda.
"Belum ada kesepakatan hitam di atas putih (tertulis) antara warga dengan pihak EDP tentang masalah dampak nyamuk yang akan dilepas EDP. Dalam hal ini, warga minta jaminan tertulis tentang penanggungan oleh pihak EDP atas semua rIsiko apabila terjadi dampak negatif dari pelepasan nyamuk tersebut," ujar salah satu warga Karangtengah, Ahmad Ma'ruf dalam rilis yang diterima merdeka.com, Rabu (22/1).
Dia mengatakan, belum ada sosialisasi pada semua warga sebagaimana dijanjikan oleh pihak EDP sebelum dilakukan pelepasan nyamuk. Dalam pertemuan ini, pak RW 11 kaget kalau ada informasi bahwa hari ini akan dilakukan pelepasan nyamuk. Padahal pada salah satu pertemuan warga beberapa waktu lalu, warga meminta dilakukan sosialisasi terlebih dahulu yang menghadirkan semua warga dalam satu forum terbuka, namun hal ini tidak dilakukan oleh pihak EDP.
Dari pertemuan tersebut, selain meminta menunda pelepasan nyamuk, warga juga minta dilakukan sosialisasi ulang dengan mengundang semua warga dalam satu forum bersama, yang didampingi oleh dinas kesehatan dan aparat desa. Selain itu, penundaan ini tetap mempertimbangkan dan menghormati warga yang menolak.
Pada pertemuan warga tadi malam, terungkap bahwa dari mayoritas warga yang telah menandatangani surat pernyataan persetujuan dilakukan dalam kondisi yang belum paham atas EDP ini dan merasa risih karena didatangi oleh tim EDP berkali-kali sehingga dengan asal menandatangani surat tersebut. Artinya, persetujuan warga masih bersifat semu, dan bahkan warga yang sudah terlanjur menyetujui banyak yang memilih sikap menolak.
Penolakan ini selain ada yang khawatir dengan adanya pertambahan nyamuk yang dilepas dan tentu akan berkembangbiak sehingga nyamuk di lingkungannya semakin banyak, yang mengakibatkan menimbulkan rasa tidak nyaman. Dengan nyamuk yang ada sekarang saja sudah tidak nyaman, apalagi dengan pelepasan dan berkembangbiaknya nyamuk UGM tersebut maka populasi nyamuk akan semakin bertambah. Tentu ini menambah ketidaknyamanan warga.
Ada warga yang sangsi juga apakah penelitian ini benar-benar berhasil, karena untuk konteks Indonesia penelitian ini termasuk awal dan belum teruji. Warga tidak mau jadi kelinci percobaan yang memiliki risiko.
Selain itu, apabila nyamuk tetap dilepas pada lingkungan warga yang menyetujui, tidak ada jaminan bahwa nyamuk tersebut tidak akan terbang pada rumah warga yang menolak. Apalagi jarak tiap titik pelepasan sekitar 25m, padahal nyamuk tersebut mampu terbang hingga 100m, sehingga persetujuan warga ini juga berpotensi menimbulkan konflik antar warga yang menolak dan yang menyetujui.
Baca juga:
Gandeng Polres Sleman, Kampus UGM buat Car Free Day
Saat Fakultas Hukum UGM kehilangan sosok penjual teh botol
Jokowi kritik UGM bukan kampus kerakyatan lagi
Sosok Jokowi di mata teman di Fakultas Kehutanan UGM
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Kenapa Kementan menggandeng UGM? Pada saat ini dengan banyaknya permohonan sertifikasi alsintan prapanen maupun pascapanen dan sangat terbatasnya laboratorium pengujian alsintan di Indonesia, kami sangat mengapresiasi Fakultas Tekonologi Pertanian – UGM yang telah mempunyai laboratorium pengujian alsintan dan telah terakreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) bersedia bekerjasama.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Di mana UGM berdiri? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Bagaimana Ilham diterima di UGM? Ilham berhasil diterima di UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNPB) 2023 di Prodi Hubungan Internasional.
-
Mengapa Vu Minh Anh memilih UGM? “UGM menjadi universitas yang direkomendasikan karena dianggap sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia yang membuka program beasiswa,” ujar Vu Minh dikutip dari Ugm.ac.id.