Buya Syafii Imbau Tak Ada Demo saat Sidang Sengketa Pilpres di MK
"Jangan demo-demo. Menurut saya demo-demo tidak ada gunanya. Cuma habis energi. Walaupun boleh demo ya, tidak dilarang," ujar Buya.
Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif meminta agar Mahkamah Konstitusi (MK) menjaga profesionalisme dan independensinya saat menangani gugatan sengketa Pilpres 2019.
"(MK) harus bertindak profesional. Jalankan hukum dengan baik independen, tidak ada yang bisa mencampuri, intervensi," ujar Buya Syafii, Selasa (11/6).
-
Kapan Masinton Pasaribu mengusulkan hak angket terhadap Mahkamah Konstitusi? Sebelumnya, Masinton Pasaribu berupaya menggalang dukungan anggota Dewan untuk mengusulkan hak angket terhadap Mahkamah Konstitusi.
-
Siapakah Mbah Buyut Modjo? Sosok yang dimakamkan di sini dikenal dengan sebutan Mbah Buyut Modjo. Mengutip Instagram @lovesuroboyo, ia adalah sesepuh yang melakukan babat alas di wilayah Kaliasin, Kota Surabaya.
-
Kenapa Masinton Pasaribu mengusulkan hak angket terhadap Mahkamah Konstitusi? Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengusulkan penggunaan hak angket terhadap Mahkamah Konstitusi karena putusannya terkait batas usia capres-cawapres dinilai tidak berlandaskan konstitusi.
-
Dimana pusat pemerintahan Kerajaan Singasari? Pusat pemerintahan Singasari saat itu berada di Tumapel.
-
Siapa Imam Syafi'i? Imam Syafi’i adalah salah satu mazhab dalam agama Islam yang sekaligus merupakan kontributor pertama dari prinsip-prinsip yurisprudensi Islam.
-
Kapan Mahkamah Konstitusi memutuskan menolak gugatan Pilpres? Momen kunjungan kerja ini berbarengan saat Mahkamah Konstitusi memutuskan menolak gugatan Pilpres diajukan Kubu Anies dan Ganjar.
Terkait penyelenggaraan sidang sengketa Pilpres, Buya Syafii meminta kepada masing-masing kubu untuk menahan diri dan tak melakukan pengerahan massa. Menurutnya, demo-demo saat sidang MK justru tidak ada gunanya.
"Jangan demo-demo. Menurut saya demo-demo tidak ada gunanya. Cuma habis energi. Walaupun boleh demo ya, tidak dilarang," ujarnya.
Buya Syafii berpesan jika tetap ada demo, massa harus berkaca aksi 21 dan 22 Mei 2019 yang lalu. "Kalau seperti 22 Mei sampai ada yang mati itu bagaimana? Kasihan. Itu anak bangsa juga. Setiap nyawa itu berharga," terang Buya Syafii.
Dia menambahkan masyarakat harus percaya pada hasil keputusan MK. Sebab, keputusan MK merupakan keputusan yang harus diterima semua pihak.
"Asal (MK bekerja) profesional, berdasar fakta, berdasarkan laporan. Jadi ya sudah (apapun hasilnya) terima saja," tandas dia.
Baca juga:
Prabowo Minta Pendukung Tak Berbondong-bondong ke MK saat Sidang Sengketa Pilpres
Sambangi MK, TKN Jokowi Daftar Sebagai Pihak Terkait Sengketa Pilpres
12 Ribu Personel TNI-Polri Disiagakan Jaga Sidang Sengketa Pilpres di MK
MK Batasi Pengunjung Sidang Sengketa Pilpres Masing-Masing Pihak 15 Orang
Jubir: Panitera MK Tidak Berwenang Tolak Permohonan Perbaikan