Komisi III khawatir kalau BIN tangkap teroris bisa timbul rivalitas
"Jangan bilang UU harus diubah. Nanti seperti tambal sulam."
Usulan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso menginginkan Undang-Undang tentang Tindak Pidana Terorisme direvisi. Tujuannya, agar Intelijen diberikan kewenangan menangkap dan menahan pelaku teror. Namun ide itu justru ditentang Komisi III DPR
Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil menegaskan, BIN sudah mempunyai tugas memberikan informasi. Sedangkan eksekusi tetap menjadi milik Kepolisian. Sehingga bila intelijen diberikan kewenangan melakukan penangkapan, ditakutkan akan terjadi rivalitas antara Kepolisian, TNI maupun Intelijen lakukan penangkapan.
"BIN itu kan punya fungsi melacak dan mengolah informasi jadi dia tidak punya fungsi eksekusi. Jangan-jangan ada rivalitas antara institusi organisasi sehingga enggak mau menyerahkan informasi, melakukan sendiri, timbul rivalitas," kata Nasir di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/1).
Politikus PKS ini menganjurkan agar pemerintah khususnya, Menko Polhukam lebih baik mengevaluasi kinerja aparat dalam menangani kasus terorisme. Sebab, bila menganggap merevisi undang-undang merupakan cara terbaik, maka itu akan timbul 'tambal sulam'.
"Jangan bilang UU harus diubah. Nanti seperti tambal sulam. Kita ubah pasal ini kecolongan di sana, jadi jangan sampai kita seperti menambal jalan di sini kita tutup di sana berlobang. Kalau mau bagus kita kerok tanahnya perbaiki aspalnya," ujarnya.
Baca juga:
Rapat dengan pimpinan lembaga negara, Jokowi singgung RUU terorisme
Ketua MPR: Semua sepakat revisi UU Terorisme tapi butuh waktu lama
Ketua DPR setuju revisi UU Terorisme, tetapi butuh waktu lama
Jokowi: Apakah UU Terorisme cukup memadai atau perlu direvisi?
Cegah radikalisme, Pemerintah Purwakarta bentuk satgas ideologi
TPM minta polisi tak gegabah tuding Bahrun Naim dalang teror Jakarta
Mendagri: Kalau mau serius, revisi UU Terorisme 2-3 hari selesai
-
Siapa sosok di balik berdirinya Badan Intelijen Negara (BIN)? Zulkifli Lubis ialah sosok di balik terbentuknya Badan Intelijen Negara (BIN). Zulkifli Lubis memiliki peran penting dan menjadi dalang dibalik berdirinya Badan Intelijen Negara (BIN) di Indonesia.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang membuat Bintara TNI tersebut bangga? Saat dihampiri sang perekam video, dia lantas nampak berkaca-kaca. Dia mengungkap rasa bangga terhadap sang putra yang kini bakal menjadi calon abdi negara berpangkat lebih tinggi dari ayahnya sendiri.
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.