KPU sebut masalah dugaan manipulasi data di TPS Tamalate Makassar sudah selesai
KPU sebut masalah dugaan manipulasi data di TPS Tamalate Makassar sudah selesai. Dugaan manipulasi hasil rekapitulasi suara sebelumnya terjadi di TPS 06 Kelurahan Bontoduri, Kecamatan Tamalate, Makassar. Seluruh petugas TPS di Tamalate, sudah menunjukkan hasil rekapitulasi suara diduga bermasalah tersebut.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat menyebut dugaan manipulasi hasil rekapitulasi suara Pemilihan Wali Kota Makassar, sudah selesai. Masalah sudah selesai setelah petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) setempat sudah menjelaskan persoalan tersebut.
"Soal Makassar sudah clear ya. Bahwa kemudian TPS, di mana yang dilaporkan bahwa ada perbedaan antara report Situng (Sistem informasi Penghitungan Suara) yang ada itu sudah dikonfirmasi kemarin," ucap Komisioner KPU Ilham Saputra di kantornya, Jakarta, Minggu (1/7).
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.
Dugaan manipulasi hasil rekapitulasi suara sebelumnya terjadi di TPS 06 Kelurahan Bontoduri, Kecamatan Tamalate, Makassar. Seluruh petugas TPS di Tamalate, sudah menunjukkan hasil rekapitulasi suara diduga bermasalah tersebut.
"Jadi ini memang kesalahan, entah kekeliruan atau kesengajaan dari PPK di Tamalate tadi," kata Ilham.
Dia pun menuturkan petugas PPK itu tengah dikonfirmasi. Apakah ada kesengajaan atau tidak.
"Jadi prinsipnya, klarifikasi sudah selesai," pungkasnya.
Sebelumnya terdapat perbedaan pada sejumlah data C1 yang diunggah ke portal KPU. Salah satunya di TPS 06 Kelurahan Bontoduri, Kecamatan Tamalate, Makassar.
Data di portal menunjukkan pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi unggul dengan 238 suara. Sedangkan kotak kosong hanya satu suara. Namun berdasarkan formulir C1, Munafri hanya mengumpulkan 94 suara. Sedangkan kotak kosong unggul dengan 138 suara.
Perbedaan juga ditampilkan pada hasil pindai suara di TPS 29 Kelurahan Pa'baeng-baeng, Tamalate. Susuai data di portal, Munafri-Rachmatika mengumpulkan 174 suara dan kotak kosong nol. Adapun menurut formulir C1, calon tunggal mendapatkan 81 suara. Dia kalah dari kotak kosong dengan 92 suara.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Kisruh data Pilwalkot Makassar, KPU Sulsel duga ada form C1 abal-abal
Soal kontroversi format C1 di Sulsel, ini penjelasan KPU
Kotak kosong menang, Gerindra sebut gambaran perlawanan rakyat pada keluarga JK
Dugaan manipulasi data, Ketua KPU Makassar diperiksa 3 jam
Kemenangan kotak kosong di Makassar disebut sebagai kritik keras ke parpol
Bawaslu awasi ketat pemeriksaan Ketua KPU Makassar terkait manipulasi data
Pemilih mencoblos lebih dari 2 kali, PSU segera digelar di enam TPS Sulsel