Mantan pimpinan KPK sebut Samad harusnya ungkap menteri 'merah'
Abraham Samad sempat berjanji untuk mengungkap menteri yang bertanda merah dan kuning.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga saat ini tak juga membuka siapa saja calon menteri Jokowi yang mendapat tanda merah dan kuning. Padahal Ketua KPK Abraham Samad sempat berjanji akan membukanya kepada media.
Mantan Wakil Ketua KPK, Bibit Samad Rianto menilai, seharusnya pimpinan KPK mau mengungkap siapa saja orang yang mendapat 'spidol' merah dan kuning tersebut. Apalagi jika ada permintaan dari publik.
"Kalau ada setiap permintaan KPK sifatnya terbuka. Misalnya ada permintaan," ujar Bibit di Jakarta, Sabtu (1/11).
Bibit mengatakan, KPK sudah mengetahui sasaran yang dituju ketika menandai menteri-menteri tersebut. Seharusnya, lanjut Bibit, KPK sudah bisa memproses orang-orang tersebut tersebut.
"Nah sekarang apa yang diduga itu bisa ditindak. Orang yang sudah jadi menteri saja kalau sudah ditetapkan tersangka tidak mau lengser," kata dia.
Sebelumnya, Ketua KPK Abraham Samad, angkat bicara mengenai kabinet kerja Jokowi. Ditemui usai pelantikan sekjen KPK, Abraham Samad mengatakan bahwa ada sekitar 80 nama yang diberikan oleh Jokowi untuk direkam jejaknya oleh KPK.
"Nama menteri yang dibawa ke KPK bergantian. Ada hampir 80 nama yang dikasih," ujar Abraham di Gedung KPK, Jakarta, Senin (27/10).
Abraham mengaku lupa siapa saja yang terkena tanda merah dan kuning dari KPK. "Saya enggak ingat siapa saja. Namun jika kalian memerlukannya, saya bisa cari-cari nanti," lanjutnya, Senin (27/10).
Menurut Abraham, bukan berarti orang yang tidak diberi catatan merah atau kuning itu bersih. "Kan belum tentu yang tidak memiliki catatan merah atau kuning itu clean. Karena untuk melihat orang itu baik atau tidak, kita harus melihat nanti. Kan ada orang yang tidak tahan godaan," tuturnya.
Ketika ditanya mengenai rekam jejak Rini Soemarno, Abraham menjawab jika dia tidak ingat. "Saya tidak ingat. Saya kan tidak boleh menerka-nerka. Makanya saya harus lihat dulu. Berikan saya waktu satu atau dua hari lagi," ujar Abraham.