PDIP Soal Baliho Puan Dicoret-coret: Vandalisme Picisan, Tidak Etis
Soal siapa di balik peristiwa itu, Hendrawan tak ingin menduga. Tim PDIP di Jawa Timur tengah memproses hukum. Pengurus di Jakarta tengah menunggu perkembangan kasus tersebut.
PDI Perjuangan mengecam tindakan perusakan baliho Puan Maharani di Surabaya, Jawa Timur. Politikus PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno mengatakan, coret-coretan di baliho Ketua DPR RI itu sebagai vandalisme picisan.
"Intinya, kami menilai tindakan tersebut sebagai vandalisme picisan. Sangat tidak etis," katanya kepada wartawan, Selasa (27/7).
-
Apa yang akan dilakukan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani terkait calon Panglima TNI? Nama calon panglima TNI akan diumumkan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. Calon tunggal sesuai amanah UU," imbuhnya.
-
Bagaimana Puan Maharani bisa menjadi Ketua DPR? Kini puan Maharani menjabat sebagai Ketua DPR RI periode 2019 hingga 2024. Dia menjadi wanita pertama yang menduduki jabatan Ketua DPR.
-
Apa yang diputuskan oleh Puan Maharani mengenai rapat paripurna? Ketua DPR Puan Maharani menjelaskan alasan rapat paripurna DPR tidak lagi menyebutkan jumlah kehadiran anggota dewan secara virtual. Padahal, sebelumnya selama masa pandemi Covid-19 anggota dewan diperbolehkan hadir secara virtual.
-
Mengapa Kementerian PUPR diangkat menjadi Duta Kehormatan? Duta Kehormatan adalah individu yang memiliki pencapaian sosial yang dapat berkontribusi pada misi dan visi AWC. Terutama untuk meningkatkan kerja sama antara anggota dan mitra-mitra AWC, menerapkan rencana pengembangan jangka menengah dan jangka panjang, serta mengembangkan dan merevitalisasi proyek-proyek air.
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Siapa yang memimpin PDRI? Syafruddin Prawiranegara tercatat menjadi Ketua PDRI dalam waktu yang singkat, yaitu dari 22 Desember 1948 sampai 13 Juli 1949, namun hal ini sangat menentukan eksistensi Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat.
Namun, Hendrawan mengatakan, PDIP tidak ingin membesar-besarkan aksi tersebut.
"Kami juga tak ingin membesar-besarkan aksi pengecut tersebut. Nanti dipikir pemberitaan bertubi dari aksi tersebut dianggap selebrasi kekonyolan," ujarnya.
Soal siapa di balik peristiwa itu, Hendrawan tak ingin menduga. Tim PDIP di Jawa Timur tengah memproses hukum. Pengurus di Jakarta tengah menunggu perkembangan kasus tersebut.
"Sekarang sudah diproses hukum. Kita hormati proses tersebut. Kita harus menegakkan keadaban publik dan tidak boleh menyerah kepada praktik-praktik pendangkalan kearifan kolektif sebagai negara bangsa," jelas Hendrawan.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melaporkan perusakan sejumlah baliho bergambar Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani pada delapan titik di Kota Surabaya, Jawa Timur.
"Kami berharap polisi bertindak dengan menangkap dan memproses hukum perusakan properti milik PDI Perjuangan," kata Ketua PAC PDI Perjuangan Bulak Riswanto, dilansir Antara, Selasa (27/7).
Delapan lokasi baliho yang dirusak berada di Jalan Wiratno, Jalan Karang Asem, Jalan Mulyosari Bundaran Pakuwon City, Jalan Kalisari, Jalan MERR Mulyorejo, Jalan MERR RSIA, Jalan Ngagel, dan Jalan Kenjeran Makam Rangkah. Pengaduan tersebut dilayangkan Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat (BBHAR) DPC PDIP Kota Surabaya.
Selain Riswanto, turut mendampingi Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya Purwadi. Mereka diarahkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Surabaya.
Selaku pelapor, Riswanto mengaku dirinya mengetahui aksi perusakan baliho Puan Maharani pada Sabtu (24/7) malam. Perusakan baliho tersebut dilakukan dengan menuliskan cat semprot ke sejumlah baliho bergambar Puan Maharani.
Baca juga:
Puan Minta Pemerintah Harus Jelaskan Aturan Batas Makan Agar Tak Jadi Lelucon
Banyak Baliho Puan Maharani di Surabaya Dicoret-coret, PDIP Lapor Polisi
Menakar Strategi Kampanye Visual
Perintah Agar Puan Berkelana
Ketua DPR Soal Pasien Covid-19 Dianiaya: Musuhi Virusnya, Bukan Orangnya