PKS Balas PDIP soal King Maker SBY-JK-Paloh: Justru Aneh Jika Tak Hobi Silaturahmi
Pertemuan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Wakil Presiden ke-10 Jusuf Kalla (JK) di Cikeas dinilai sebagai ambisi menjadi 'king maker' oleh politikus PDIP Andreas Hugo Parera. Menanggapi ini, PKS meminta pertemuan kedua tokoh itu tak perlu dianggap buruk.
Pertemuan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Wakil Presiden ke-10 Jusuf Kalla (JK) di Cikeas dinilai sebagai ambisi menjadi 'king maker' oleh politikus PDIP Andreas Hugo Parera. Menanggapi ini, PKS meminta pertemuan kedua tokoh itu tak perlu dianggap buruk.
"Enggak usah sangka buruk. Bagus malah ada silaturahim. Komunikasi antar sesama anak bangsa biasanya bagus hasilnya," kata politisi PDIP Mardani Ali Sera lewat pesan tertulis, Rabu (29/6).
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Apa itu PPPK? PPPK adalah singkatan dari Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. Dengan kata lain, seorang warga negara Indonesia yang memenuhi syarat bisa diangkat menjadi pegawai pemerintah berdasarkan perjanjian kerja dalam jangka waktu tertentu.
-
Kapan PDRI dibentuk? Walaupun secara resmi radiogram Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), dengan susunan sebagai berikut:
-
Apa itu DPK? DPK adalah singkatan dari Daftar Pemilih Khusus. DPK adalah daftar pemilih yang memiliki identitas kependudukan tetapi belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).
-
Kenapa PPPK diperkenalkan? Konsep PPPK diperkenalkan sebagai upaya untuk memberikan fleksibilitas dalam perekrutan pegawai bagi instansi pemerintah, memungkinkan mereka untuk menanggapi kebutuhan mendesak atau kebutuhan khusus tanpa melalui proses seleksi dan penerimaan PNS yang lebih panjang dan rumit.
PKS, kata Mardani, mendukung komunikasi antar elite bangsa. Menurutnya, tahun politik menjadi wajar bila para tokoh bersilaturahmi.
"Apalagi yang bertemu tokoh bangsa. PKS dukung komunikasi terus dilakukan antar elite dan grass root," ujarnya.
"Kita sedang kompetisi sehat. Bukan bermusuhan. Justru aneh kalau ada yang tidak hobi silaturahim," tambah anggota DPR ini.
Lebih lanjut, Mardani merespons pertemuan JK dan SBY, kemudian Ketum NasDem Surya Paloh dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di hari yang sama sebagai sinyal untuk mengalahkan PDIP. Mardani hanya menyebut, suasana politik masih cair.
"Semua masih cair dan akan terlihat petanya menjelang pendaftaran," tandas Mardani.
Tuduhan PDIP
Diberitakan, Politisi PDIP Andreas Hugo Pareira menyinggung Pertemuan SBY dengan JK di Cikeas sebagai ambisi menjadi 'king maker'. Pertemuan mereka itu pun dinilai untuk mengalahkan PDIP di Pemilu 2024.
Politisi PDIP Andreas Hugo Pareira berujar, rakyat tidak memilih para tokoh untuk menjadi 'king maker'. Tetapi, rakyat pilih calon presiden pada 2024.
"Rakyat kan tidak pilih para tokoh-tokoh yang sedang berambisi jadi 'King Maker'. Rakyat akan pilih capres, toh," kata Andreas kepada merdeka.com, Selasa (28/6).
Andreas memahami soal pertemuan SBY dan JK itu. Dia berkata, semua ingin menang pada pilpres 2024.
"Namanya kontestasi pilpres ya pasti semua juga ingin menang. Tapi sampai sekarang belum ada capresnya tuh," ucapnya.
Andreas tidak khawatir soal anggapan PDIP ditinggal sendiri tanpa rekan koalisi. Justru, kata dia, banyak parpol lain yang ingin berkoalisi dengan PDIP.
"Faktanya, banyak yang pengen tuh, berkomunikasi dengan PDI Perjuangan. Malah sudah pada deg-degan tunggu diajak berkomunikasi," ucapnya.
"Kalau enggak percaya, tanya saja ke teman-teman petinggi partai," kata Andreas.
Analisis JK-SBY-Paloh Bersiap Lawan PDIP
Pengamat Politik Adi Prayinto menilai, pertemuan SBY dan JK di Cikeas, Bogor demi kepentingan pemilu 2024. Adi menduga, pertemuan dua tokoh tersebut untuk menyatukan visi yakni mengalahkan PDI Perjuangan.
Adi mengatakan, semakin kuatnya sinyal tersebut karena pertemuan antara SBY dengan JK bersamaan dengan pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat AHY dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
"Kenapa saya sebut untuk kepentingan 2024. Pertama, NasDem menominasikan Anies Baswedan sebagai kandidat capres dan itu pilihan paling realitas untuk NasDem. Karena kalau Ganjar pasti bentrok dengan PDIP. Kalau Andika Perkasa pasti diprotes publik sebagai jenderal aktif yang tak boleh berpolitik. Maka pilihan rasional adalah Anies," kata Adi Prayitno, dalam diskusi di Jakarta, Jumat (24/6).
Menurutnya, bila NasDem mengusung Anies sebagai capres, maka Demokrat pasti akan tertarik untuk bergabung. Adi menyakini hal itu sudah dipastikan bahwa poros tersebut mampu mengalahkan PDI Perjuangan.
"Ketika Anies (diusung) maka Demokrat tertarik bergabung, kenapa? Tentu kepentingannya sama ingin mengalahkan dominasi PDIP yang dua periode memenangkan pertarungan," ucapnya.
"Artinya ketika NasDem mengusung nama seperti Anies secara tidak langsung kan ingin bikin front terbuka dengan PDIP. Bahkan dengan pemerintah," sambung Adi Prayitno.
Sebab, jika pertemuan SBY-JK hanya romantisme sahabat lama, maka tidak perlu bertemu langsung di kediaman SBY.
"Dalam konteks itulah JK adalah mentor utamanya Anies Baswedan karena momen pertemuan dengan SBY dan JK bersamaan dengan pertemuan AHY NasDem itulah yang semakin menebalkan bahwa JK dan SBY pasti bicara tentang Demokrat bergabung dengan NasDem," paparnya.
"Dan tentu saja mengusung Anies Baswedan dan sangat mungkin AHY disodorkan sebagai cawapresnya," tambah Adi Prayitno.
(mdk/rnd)