Rapat dengan Facebook, anggota DPR bilang 'pendiri Anda saja mengaku salah'
Anggota Komisi I DPR banyak yang menganggap pihak Facebook Indonesia tidak bisa melindungi data penggunanya. Sebab, Pihak Facebook dinilai tidak mampu menjabarkan upaya untuk menjaga perlindungan data pribadi para penggunanya.
Anggota Komisi I DPR banyak yang menganggap pihak Facebook Indonesia tidak bisa melindungi data penggunanya. Sebab, Pihak Facebook dinilai tidak mampu menjabarkan upaya untuk menjaga perlindungan data pribadi para penggunanya.
Dalam hal jebolnya data pengguna, justru Facebook cenderung menyalahkan pihak ketiga yakni Alexander Kogan melalui aplikasi 'Thisisyourdigitallife' kepada Cambridge Analytica.
-
Apa yang sebenarnya terjadi di foto-foto yang beredar di media sosial tentang Bandung yang dipenuhi salju? Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut merupakan hasil suntingan dan telah beredar dari tahun lalu.
-
Di mana foto viral tersebut diambil? Foto-foto tersebut menunjukkan penghinaan terang-terangan terhadap Islam dan warganet meminta pihak berwenang Arab Saudi untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel.
-
Mengapa tumpukan sampah di Kota Jogja viral di media sosial? Viral Tumpukan Sampah Sepanjang 50 Meter di Kota Baru Jogja, Begini Kondisinya Sekarang Penanganan sampah yang lambat dari pihak terkait mendapat kritikan dari warganet
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Mengapa netizen heboh dengan kabar tersebut? Postingan tersebut langsung membuat heboh netizen, terutama para penggemar dan pengikutnya di Instagram.
-
Apa yang diunggah Jokowi di akun Instagramnya? Ditemukan sebuah unggahan dengan caption yang sama pada akun resmi Jokowi. Postingan tersebut diunggah pada 5 Oktober 2023.
"Belum apa-apa sudah defensif menyatakan tidak bersalah dan soal Dr Kogan serta Cambridge Analytica yang bersalah, pendiri anda saja mengaku salah kok," kata anggota Komisi I Evita Nursanty saat rapat kerja dengan pihak Facebook di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/4).
Evita menyinggung permintaan maaf CEO Facebook Mark Zuckerberg saat menghadiri Kongres dan Senat AS pada 9 April lalu. Mark akui tak bisa menjaga data pengguna Facebook.
"Saya tidak bisa yakin Facebook mampu mengamankan data pribadi kita," lanjutnya.
Hadir dalam rapat ini, Kepala kebijakan Publik Facebook untuk Indonesia Ruben Hattari ditemani oleh Kepala Kebijakan Publik Facebook untuk Asia Pasifik Simon Milner.
Evita khawatir kejadian bocornya data pengguna Facebook di Indoneisa kembali terulang. Sebab, ia menduga kemungkinan hal itu terjadi karena penyalahgunaan data berkaitan Pemilu di Amerika dan bisa terjadi di Indonesia.
"Pemilu kan enggak di Amerika. Apa anda bisa meyakinkan saya, ini tidak terjadi di Indonesia. Ini harus diyakinkann kalau bisa diyakinkan tak perlu audit investigasi. tapi kalau nggak yakinkan kami, ya rekomendasi sarankan untuk audit investigasi," ungkapnya.
Hal sama diungkapkan Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Meutya Hafid. Menurutnya, penjelasan pihak Facebook hari ini menunjukan tidak ada perlindungan maksimal mengenai data pribadi para pengguna. Karena pihak Facebook justru menyalahkan pihak ketiga pengembang aplikasi yang menyalahgunakan data pengguna Facebook. Padahal pihak Facebook sendiri tidak menuangkan aturan detail dalam perjanjian dengan pihak ketiga.
"Artinya Facebook enggak berusaha menjaga data-data pelanggannya dengan memberikan aturan pada pihak ketiga, pihak ketiga dipersilakan. Kalau tidak ada MoU antara Facebook dengan pihak ketiga maka pihak ketiga diberikan pemindahtanganan data," kata Meutya.
Baca juga:
DPR minta Facebook segera selesaikan audit aplikasi
Fraksi PKS minta Facebook bawa surat kontrak dengan Dr Kogan
Heboh, TKW ini mengancam jalan telanjang jika Facebook ditutup
Facebook dicecar MoU kerja sama dengan pihak ketiga
Hidayat Nur Wahid khawatir kebocoran data Facebook pengaruhi hasil Pilpres
Anggota Komisi I DPR: Facebook tidak perlu ditutup
Di depan Parlemen, Facebook sebut kebocoran bukan dari sistemnya