Teriakan 'Presiden' dan Strategi Pejabat 'Dekati' Hati Rakyat
Peneliti dari Pisat Peniliti Politik (P2P) LIPI, Aisah Putri Budiarti mengungkapkan, merupakan hal wajar ketika Anies dan Erick mulai rajin melakukan kunjungan ke sejumlah daerah. Karena keduanya sama sama tengah mencari peruntungan dalam pencalonan di Pilpres 2024 mendatang.
Mengenakan jas dengan dalaman kemeja putih, Anies Baswedan naik ke atas mimbar. Dia bercerita tentang upaya yang dilakukan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta saat mengisi ceramah salat tarawih di Masjid UGM pada Kamis 7 April 2022.
Jemaah yang mendengarkan ceramah nampak duduk dengan khusyuk. Tak melulu serius, dia nampak sesekali melemparkan candaan kepada jemaah.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Apa yang dikatakan Anies Baswedan dalam video yang beredar? "Dengan kekalahan saya pada pemilu presiden yang lalu, saya memutuskan untuk menjadi gamer," Anies terlihat mengatakan hal itu dalam sebuah video yang beredar."Untuk itu saya akan memperkenalkan gim yang saya mainkan, Honor of Kings."
-
Siapa yang disebut-sebut akan menjadi Cawapres Anies Baswedan? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Siapa kakek buyut dari Anies Baswedan? Umar merupakan kakek buyutnya.
-
Kapan Anies Baswedan dilahirkan? Ia lahir pada tanggal 7 Mei tahun 1969, di Desa Cipicung, Kuningan, Jawa Barat.
“Yogyakarta itu romantis sekali. Bagi yang punya kenangan,” kata Anies yang membuat jemaah tertawa.
Usai menyampaikan ceramah, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu langsung dihampiri oleh jemaah. Mereka bergantian mencoba menjabat tangan dan melakukan swafoto bersama.
Jemaah wanita berada di lantai dua hanya bisa menyerukan nama Anies dari kejauhan. Sesekali, dia membalas mereka dengan melambaikan tangan dan senyum.
Di tengah keriuhan itu, terdengar teriakan ‘Presiden’ dari sejumlah jemaah yang hadir. Teriakan itu sontak membuat jemaah lain turut menggemakan kata ‘Presiden’ dalam masjid yang berada di Karang Malang, Depok, Sleman itu.
Saat akan meninggalkan masjid, Anies masih terus dikerumuni jemaah. Mereka bersalawat sambil terus mengabadikan momen tersebut. Hingga akhirnya, mantan rektor Universitas Paramadina itu bisa keluar.
Menanggapi teriakan tersebut, Anies menyebut jika dirinya masih fokus untuk merampungkan pekerjaannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Piye le jawab. Saya senang atas apresiasi teman-teman di sini (dukungan maju Presiden). Itu adalah apresiasi untuk masyarakat Jakarta juga pokoknya saya tuntaskan Jakarta dulu," ungkapnya.
Peristiwa serupa juga dialami oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Kala itu, dia tengah mengunjungi Islamic Center Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) Jombang untuk menghadiri Festival Banjari Erick Thohir se-Jawa Timur.
Ternyata saat dia tiba, ribuan santri bersama penonton acara dengan meneriakkan 'Presiden'. Teriakan tersebut ternyata membuat Erick bingung, dan hanya bisa membalas dengan senyuman.
Erick mengucap rasa terima kasihnya atas sambutan hangat dan meriah yang telah diberikan oleh para santri. Ia tetap kebingungan ketika sejumlah santri terus antusias meneriakkan presiden.
Makna Teriakan Presiden
Mengenai fenomena tersebut, Peneliti dari Pisat Peniliti Politik (P2P) LIPI, Aisah Putri Budiarti mengungkapkan, merupakan hal wajar ketika Anies dan Erick mulai rajin melakukan kunjungan ke sejumlah daerah. Karena keduanya sama sama tengah mencari peruntungan dalam pencalonan di Pilpres 2024 mendatang.
“Mengunjungi tempat umum tentunya punya banyak efek terhadap bakal capres, misalnya meningkatkan popularitas di tengah masyarakat, membangun image sebagai tokoh yang dekat dengan masyarakat, menguji penerimaan publik, dan lainnya,” katanya kepada merdeka.com.
Mengenai teriakan ‘presiden’, dia menilai, tidak bisa menjamin adanya dukungan dari entitas tertentu. Seperti saat Anies mengisi ceramah di UGM, bukan berarti akademisi memberikan dukungan kepadanya, begitu juga Erick yang diteriaki presiden oleh santri.
Namun, Aisah menerangkan, teriakan tersebut menunjukan kelompok yang hadir memiliki kedekatan atau ketertarikan dengan sosok Anies dan Erick. Sehingga tak bisa merepresentasikan entitas besar dalam kerumunan yang kecil.
“Teriakan-teriakan saat pertemuan demikian tidak bisa 100 persen menjamin bahwa yang hadir dapat disimpulkan mewakili identitas itu. UGM dan Nahdliyin adalah entitas yg besar,” terangnya.
Sementara itu, Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam menjelaskan, teriakan tersebut merupakan bentuk harapan dari sebagian pengunjung yang datang. Dengan demikian, dia menilai, teriakan tersebut tidak bisa dianggap sebagai dukungan.
“Kalau soal kedekatan yang jelas Anies alumni UGM dan berlatarbelakang akademisi,” tutupnya.
(mdk/fik)