6 Cara Jaga Kesehatan Ginjal Anak, Jauhkan dari Ancaman Cuci Darah
Pada anak, kesehatan ginjal perlu dijaga dengan melakukan sejumlah cara.
Kesehatan ginjal merupakan aspek penting yang harus dijaga sejak dini untuk menghindari masalah serius seperti gagal ginjal yang memerlukan cuci darah. Salah satu penyebab utama kebutuhan cuci darah pada anak adalah gaya hidup tidak sehat, termasuk konsumsi minuman manis dan makanan tinggi garam. Beberapa pekan terakhir, topik cuci darah pada anak ramai diperbincangkan di media sosial, menyoroti peningkatan jumlah anak yang harus menjalani prosedur ini.
Cuci darah, atau hemodialisa, adalah terapi pengganti ginjal pada pasien gagal ginjal kronik. Mengutip laman Kementerian Kesehatan RI, cuci darah adalah proses pembersihan darah dari sampah sisa metabolisme dan cairan berlebih dengan bantuan ginjal buatan dan mesin hemodialisa. Dalam konteks anak-anak, cuci darah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kelainan bawaan, penyakit autoimun seperti lupus, dan gaya hidup tidak sehat.
-
Apa itu batu ginjal? Di sisi lain, ginjal adalah organ yang penting untuk menyaring limbah dan zat beracun dari darah, mengubahnya menjadi urine. Batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk di ginjal, seringkali terdiri dari mineral seperti kalsium, oksalat, dan asam urat.
-
Bagaimana batu ginjal terbentuk? Batu ginjal adalah kristal keras yang terbentuk di dalam ginjal dan dapat menyebabkan rasa sakit parah saat keluar dari tubuh melalui saluran kemih.
-
Mengapa anak-anak bisa mengalami gagal ginjal? Berikut ini adalah beberapa penyebab gagal ginjal pada anak: Kelainan ginjal bawaan, yaitu kondisi di mana ginjal mengalami gangguan ukuran, struktur, atau posisi sejak lahir. Kelainan ini bisa meningkatkan risiko gagal ginjal pada anak. Penyakit ginjal polikistik, yaitu gangguan ginjal yang ditandai dengan adanya banyak kista di dalam ginjal. Kista ini bisa membuat ginjal bengkak dan merusak jaringan ginjal yang normal. Penyakit ini biasanya bersifat keturunan.
-
Apa saja ciri-ciri ginjal bermasalah yang bisa kita rasakan? Ciri Ginjal Bermasalah Hal tersebut dikarenakan urine mengandung sel darah yang tak kasat mata di dalamnya. Kebiasaan buang air kecil juga menjadi berubah. Bisa jadi lebih sering atau malah jarang. Dalam beberapa kasus, penderita juga mengalami nyeri saat buang air kecil.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), menjelaskan beberapa penyebab utama anak membutuhkan cuci darah. "Pada kasus ini, anak tersebut sudah sejak lahir memiliki kelainan pada ginjal atau ada kista," jelas Piprim.
Selain itu, anak dengan lupus juga bisa mengalami kerusakan ginjal yang berujung pada kebutuhan cuci darah. Piprim juga menyoroti bahwa gaya hidup tidak sehat, terutama pada anak dengan obesitas, dapat meningkatkan risiko gagal ginjal.
"Anak-anak yang obesitas mengalami low grade inflammation atau inflamasi derajat rendah yang berlangsung secara kronik, lalu ditambah dengan faktor lain seperti hipertensi, ini bisa merusak ginjal dan lama-kelamaan menyebabkan ginjal rusak yang perlu cuci darah," tambahnya.
Cara Jaga Kesehatan Ginjal Anak
Untuk menjaga kesehatan ginjal anak dan menghindarkan mereka dari ancaman cuci darah, dr. Piprim menyarankan beberapa langkah pencegahan yang dapat diterapkan oleh orang tua:
Biasakan Minum Air Putih
Pastikan anak mengonsumsi air putih yang cukup setiap hari. Anak dengan berat badan sekitar 20 kg membutuhkan setidaknya 1,5 liter air per hari. Air putih membantu ginjal berfungsi dengan baik dan mencegah dehidrasi yang dapat merusak ginjal.
Hindari Minuman Manis
Minuman manis tinggi gula yang banyak ditemukan di warung dan minimarket harus dihindari. "Hindarkan dari minuman manis, baik manis karena gula maupun pemanis seperti sirup jagung yang banyak terdapat pada soft drink di minimarket yang ratusan jenisnya baik dalam bentuk gelas atau botol," tegas Piprim. Minuman manis dapat menyebabkan obesitas dan diabetes yang berisiko merusak ginjal.
Batasi Asupan Garam
Penggunaan garam yang berlebihan harus dihindari. Anak di bawah usia satu tahun sebaiknya diberi garam sesedikit mungkin, dan seiring bertambahnya usia, asupan garam harus tetap dibatasi. "Ini juga bijak jangan terlalu berlebihan," kata Piprim, mengingatkan pentingnya pengendalian konsumsi garam.
Konsumsi Obat Harus dengan Nasihat Dokter
Beberapa obat bisa berpotensi membahayakan ginjal. Oleh karena itu, obat-obatan harus dikonsumsi dengan advis dari dokter. "Obat-obatan tertentu bisa berpotensi bahayakan ginjal maka jangan sembarang mengonsumsi obat. Harus ada advis dari dokter," jelas Piprim.
Segera Atasi Obesitas
Anak yang mengalami obesitas harus segera ditangani untuk mencegah penyakit degeneratif di kemudian hari. "Penelitian di Jogja menunjukkan bahwa 90 persen anak remaja yang obesitas mengalami resistensi insulin, yang berarti dalam beberapa tahun ke depan bisa berubah menjadi diabetes dan penyakit metabolik lainnya," kata Piprim. Pengendalian berat badan sangat penting untuk mencegah kerusakan ginjal.
Biasakan Olahraga Sejak Kecil
Anak harus dibiasakan berolahraga sejak dini. Tidak perlu latihan berlebihan, namun olahraga yang teratur sangat baik untuk sirkulasi darah dan kesehatan organ-organ tubuh termasuk ginjal.
"Upayakan anak sejak dini sudah berolahraga tidak perlu overtraining tapi tidak juga kekurangan. Pada saat olahraga, aliran darah beredar dengan cepat yang baik untuk organ-organ tubuh seperti jantung dan ginjal," jelas Piprim. Orang tua harus menjadi contoh bagi anak agar mereka semangat berolahraga.