Adiksi Gawai Bisa Menjadi Penyebab Seseorang Mengalami Obesitas dan Mudah Lupa
Penggunaan gawai merupakan hal yang tidak bisa kita hindari namun bisa memicu munculnya adiksi yang berdampak buruk pada seseorang.
Penggunaan gawai merupakan hal yang tidak bisa kita hindari saat ini. Namun, sayangnya, hal ini bisa memicu munculnya adiksi yang berdampak buruk pada seseorang.
-
Kenapa anak yang sering dibiarkan sendirian cenderung kecanduan gadget? Hal ini mungkin terdengar sederhana bagi sebagian orang. Akan tetapi penelitian telah membuktikan bahwa anak-anak yang sering kali dibiarkan sendirian lebih cenderung akan kecanduan gadget.
-
Kenapa penggunaan gadget pada anak berbahaya? Anak yang mengalami kecanduan gadget tentu akan mengalami perubahan secara fisik dan emosional. Hal tersebut akan berdampak buruk bagi kesehatan dan perkembangan anak ke depannya.
-
Bagaimana smartphone memengaruhi bentuk tengkorak manusia? Secara mengejutkan, tanduk hingga sepanjang 30 milimeter mulai muncul di kepala masyarakat saat ini. Benjolan yang muncul pada bagian bawah tengkorak dan sedikit di atas leher ini sangat langka pada 100 tahun lalu. Hal aneh ini muncul karena penggunaan smartphone, yang biasanya membuat orang menunduk dan bahkan jika diakumulasi bisa sampai empat jam dalam sehari. Hal ini membuat leher bekerja lebih keras dan tubuh meresponsnya.
-
Bagaimana cara mengatasi kecanduan gadget pada anak? Cara Mengatasi Kecanduan Gadget yang Dimiliki
-
Mengapa anak-anak meniru kebiasaan orang tua mereka dalam menggunakan ponsel? Dengan kata lain, jika anak Anda sering terpapar layar, ada kemungkinan besar bahwa mereka meniru perilaku yang sama dari Anda.
-
Apa sebenarnya adiksi itu? Adiksi, atau kecanduan, merupakan salah satu masalah serius yang mengintai di tengah masyarakat kita saat ini.
Adiksi Gawai Bisa Menjadi Penyebab Seseorang Mengalami Obesitas dan Mudah Lupa
Pada era digital saat ini, adiksi terhadap penggunaan gawai telah menjadi fenomena yang semakin meresahkan. Dokter spesialis kesehatan jiwa dari Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit Jakarta, dr. Yenny Sinambela, SpKJ (K), menyoroti dampak negatif dari adiksi gawai yang dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan mental dan fisik seseorang.
Yenny menjelaskan bahwa adiksi terhadap gawai tidak hanya dapat menyebabkan gangguan kognitif, seperti kecenderungan untuk menjadi mudah lupa dan sulit berkonsentrasi, tetapi juga berpotensi menyebabkan obesitas.
"Dalam aspek kognitif jadi mudah lupa, istilahnya tidak konsentrasi begitu lah ya. Terus secara fisik, dia bisa obesitas," jelasnya dilansir dari Antara.
Adiksi terhadap gawai dapat mengakibatkan seseorang terbiasa menunda-nunda kegiatan produktif lainnya, seperti bekerja atau belajar, karena lebih memilih untuk terus-menerus terpaku pada gawai. Hal ini berpotensi merugikan tidak hanya dari segi produktivitas, tetapi juga kesehatan secara keseluruhan.
Yenny menekankan bahwa adiksi terhadap gawai tidak hanya memengaruhi aktivitas harian seseorang, tetapi juga dapat berdampak pada hubungan sosial dan keuangan. Dia juga mengatakan bahwa adiksi penggunaan gawai juga bisa memunculkan masalah lain misalnya bangkrut, jika gawai tersebut dipakai untuk bermain judi daring, atau meningkatnya masalah pada pernikahan.
Selain itu, penggunaan gawai secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko gangguan mental seperti kecemasan dan depresi. Yenny menyoroti bahwa adiksi terhadap gawai dapat membuat seseorang rentan terhadap gangguan mental tersebut, yang jika tidak ditangani dengan tepat dapat berdampak serius pada kesejahteraan individu.
Dalam hal ini, Yenny menyarankan agar individu yang terkena dampak adiksi gawai segera mendapatkan pertolongan medis dari dokter spesialis kesehatan jiwa. Jika seperti itu, Yenny menganjurkan orang yang terserang adiksi untuk dibawa oleh orang terdekatnya untuk memperoleh pertolongan medis dari dokter spesialis kesehatan jiwa.
Dokter spesialis kesehatan jiwa lainnya, dr. Zulvia Oktanida Syarif, SpKJ Jakarta, menambahkan bahwa adiksi gawai dapat menunjukkan gejala gangguan jiwa yang membutuhkan penanganan medis. Zulvia menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat dikenali melalui ciri-ciri yang disebut dengan 3P, yaitu gangguan pikiran, gangguan perasaan, dan gangguan perilaku.
"Ketika melihat ada 3P ini, itu adalah peringatan untuk kita mencari bantuan profesional. Bisa ke psikolog ataupun ke psikiater (dokter spesialis kesehatan jiwa)," ungkap Zulvia.
Tingkat stres yang tinggi di kota-kota besar, termasuk Jakarta, menjadi salah satu faktor yang memperparah masalah kesehatan mental. Jakarta masuk ke dalam daftar 10 kota dengan tingkat stres tertinggi di dunia, sebagaimana dilaporkan dalam The Least and Most Stressful Cities Index tahun 2021. Riset global lainnya juga menunjukkan bahwa kesehatan mental menjadi masalah kesehatan yang paling mengkhawatirkan, bahkan mengungguli kekhawatiran terhadap penyakit seperti kanker.
Hal ini menunjukkan urgensi perlunya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama dalam menghadapi tekanan hidup yang semakin kompleks di era digital ini.