Kasus Stunting Masih Tinggi di Indonesia, Orangtua Miliki Peran Sangat Penting dalam Cegah Terjadinya Malnutrisi
Masalah malnutrisi masih mengancam masa depan Indonesia. Penting untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganannya.
Kasus stunting dan malnutrisi di Indonesia masih menjadi permasalahan serius yang membutuhkan perhatian besar dari berbagai pihak, terutama orangtua. Malnutrisi, khususnya stunting, berdampak langsung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk mencapai potensi optimal.
Berdasarkan Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kementerian Kesehatan RI, prevalensi stunting nasional pada tahun 2023 tercatat sebesar 21,5%, hanya mengalami penurunan 0,1% dari tahun 2022 yang mencapai 21,6%. Angka ini menunjukkan betapa beratnya tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengurangi stunting, sekaligus menegaskan peran penting orangtua dalam mencegah terjadinya malnutrisi melalui pemberian asupan gizi seimbang sejak dini.
-
Apa ciri khas anak yang mengalami stunting? Dokter Hasto membeberkan ciri khas stunting adalah bertubuh pendek. Tetapi, kata dokter Hasto, pendek belum tentu stunting. Ciri yang lebih khas lagi, katanya, anak stunting tidak cerdas dan sering sakit-sakitan.
-
Apa saja ciri-ciri anak yang mengalami stunting? Ciri-Ciri Stunting pada Anak Bukan hanya itu saja, adapun ciri-ciri stunting pada anak yang harus diwaspadai seperti melansir dari halodoc adalah sebagai berikut:
-
Apa yang bisa menjadi solusi untuk mencegah stunting pada anak? Konsumsi susu terutama susu segar bisa menjadi cara yang baik untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.
-
Mengapa penting untuk mencegah stunting pada anak? Ketika dewasa anak stunting akan mengalami central obes Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto, melawat ke Aceh. Hasto berbagi strategi penanganan stunting dan intervensi yang dilakukan tepat sasaran kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Aceh.
-
Bagaimana cara mencegah stunting pada anak? Untuk mencegah stunting, penting untuk memberikan asupan gizi yang seimbang kepada anak sejak dini, menyediakan akses ke layanan kesehatan yang baik, memberikan pendidikan serta pemahaman yang benar kepada orangtua tentang pentingnya perawatan anak, serta menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi pertumbuhan mereka.
Stunting merupakan kondisi kronis yang terjadi akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, terutama pada periode 1000 hari pertama kehidupan anak. Hal ini sering kali dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kemiskinan, kurangnya akses terhadap pangan bergizi, serta rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi. Berdasarkan laporan Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia menduduki peringkat ketiga tertinggi di Asia Tenggara dalam hal kasus malnutrisi. Kondisi ini diperparah oleh ketidakmerataan layanan kesehatan di berbagai wilayah Indonesia, yang mengakibatkan penanganan terhadap kasus malnutrisi dan stunting menjadi tidak optimal.
Pentingnya Pencegahan Dini
Perhimpunan Nutrisi Indonesia (Indonesian Nutrition Association/INA) telah berkomitmen untuk berperan aktif dalam menanggulangi masalah malnutrisi dengan melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi. Salah satu kegiatan penting yang dilakukan oleh INA adalah keterlibatannya dalam Pekan Sadar Malnutrisi (Malnutrition Awareness Week/MAW) yang diselenggarakan pada tanggal 16-20 September 2024. Didukung oleh Nutricia Sarihusada, kampanye ini mengangkat tema “Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini” yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan malnutrisi sejak dini.
Presiden INA, Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K), menekankan bahwa malnutrisi, jika tidak segera dikenali dan diobati, dapat memperburuk kondisi kesehatan individu, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi seperti anak-anak, ibu hamil, orang tua, dan penderita penyakit kronis.
“Malnutrisi bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik dan meningkatkan risiko kematian, tetapi juga memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan, seperti peningkatan biaya rawat inap dan rehabilitasi,” jelas Dr. Luciana.
Ia juga mengungkapkan bahwa berdasarkan riset dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), sekitar 21 juta masyarakat Indonesia, atau sekitar 7% dari total populasi, masih mengalami kekurangan gizi dengan asupan kalori harian di bawah standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan sebesar 2.100 kkal.
- Cara Efektif Mencegah Stunting pada Anak, Panduan untuk Orang Tua yang Peduli Kesehatan
- 10 Pertanyaan tentang Malnutrisi yang Sering Muncul, Simak Jawabannya
- Stunting pada Anak dan Obesitas di Orang Dewasa Beri Beban Ganda Masalah Gizi di Indonesia
- 29 Persen Remaja Putri di Semarang Alami Anemia, Ini Penjelasan Dinkes
Peran Orangtua dalam Mencegah Malnutrisi
Orangtua memegang peran krusial dalam mencegah malnutrisi pada anak-anak. Dengan memberikan asupan gizi seimbang, orangtua dapat memastikan anak-anak mereka tumbuh dan berkembang secara optimal. Menurut Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, malnutrisi tidak hanya berarti kekurangan gizi, tetapi juga mencakup kelebihan gizi atau ketidakseimbangan asupan energi dan nutrisi.
“Pengertian malnutrisi menurut WHO adalah kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi seseorang. Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai gangguan biologi pada orang yang mengalami malnutrisi,” paparnya.
Prof. Ari juga menekankan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam menangani malnutrisi adalah underdiagnosis, di mana banyak kasus malnutrisi tidak terdeteksi secara dini. Hal ini mengakibatkan penanganan terlambat yang berdampak pada peningkatan morbiditas dan mortalitas. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengenali tanda-tanda malnutrisi pada anak-anak mereka dan segera mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Mengatasi Malnutrisi
Untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan menekan angka stunting, kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan. Pemerintah, organisasi non-pemerintah, tenaga kesehatan, serta masyarakat umum harus bekerja sama dalam memberikan edukasi dan intervensi gizi yang tepat kepada masyarakat.
Nutricia Sarihusada, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang nutrisi, berkomitmen untuk terus berkontribusi melalui berbagai inisiatif guna mencegah malnutrisi. Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, selaku Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada, menekankan pentingnya kerja sama semua pihak dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan malnutrisi.
“Nutricia Sarihusada berkomitmen untuk terus berkontribusi melalui berbagai produk nutrisi, riset, dan inisiatif sosial guna mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” ungkapnya.