Kebiasaan Bekerja di Akhir Pekan Bisa Timbulkan Masalah Depresi
Peneliti dari UCL dari Queen Mary University of London mengungkap bahwa hal ini dapat menyebabkan depresi. Seseorang yang bekerja dalam waktu lama ketika akhir pekan memiliki risiko depresi lebih tinggi. Peluang hal ini lebih tinggi terutama pada wanita.
Bekerja di akhir pekan terutama saat liburan merupakan hal yang sangat menyebalkan. Namun pada beberapa kondisi, hal ini kadang tidak bisa kita hindari sama sekali.
Pada beberapa pekerjaan tertentu, seseorang bahkan harus terus bekerja di akhir pekan. Beberapa pekerjaan seperti menjaga toko, bekerja di hotel, atau wartawan sering membuat mereka harus bekerja di akhir pekan.
-
Bagaimana depresi situasional terjadi? Depresi situasional adalah contoh depresi yang tidak menentu. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya gejala murung, perubahan pola tidur dan makan, ketika ada kejadian yang memberi tekanan mental yang cukup tinggi. Gejala depresi situasional muncul akibat respons otak terhadap stres.
-
Apa saja gejala khas depresi pasca melahirkan? Depresi pasca melahirkan memiliki gejala khas, seperti hilangnya minat pada aktivitas rutin, gangguan tidur, perubahan gerakan, perasaan lesu yang berkelanjutan, hingga pikiran untuk mengakhiri hidup yang berulang kali muncul.
-
Apa saja tanda dari depresi terselubung? Berikut sejumlah tanda depresi terselubung yang penting untuk segera dikenali: Perubahan Kepribadian Orang dengan depresi terselubung mungkin menjadi lebih pendiam, pasif, atau tidak peduli pada hal-hal yang penting bagi mereka. Mereka juga bisa menjadi lebih mudah tersinggung atau marah. Perubahan Pola Makan dan Tidur Depresi terselubung bisa memengaruhi pola makan dan tidur seseorang. Mereka bisa kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan. Gangguan tidur seperti insomnia atau hipersomnia juga sering terjadi. Perubahan Interaksi Sosial dan Produktivitas Kehilangan Minat pada Hobi dan Kegiatan Orang dengan depresi terselubung sering kali kehilangan minat pada hobi atau kegiatan yang mereka nikmati. Mereka bisa berhenti melakukan aktivitas yang biasanya membuat mereka bahagia. Bercanda tentang Hal-hal Negatif Mereka mungkin sering bercanda tentang topik yang berkaitan dengan depresi, seperti kematian atau bunuh diri. Ini bisa menjadi cara mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka atau mencari perhatian.
-
Kapan karyawan merasakan stres karena beban kerja yang tidak seimbang? Beban kerja tidak seimbang ini juga bisa membuat seseorang bekerja lebih banyak dari yang lain yang membuatnya harus lembur setiap hari.
-
Kenapa demotivasi sering terjadi? Beban pekerjaan yang menumpuk seringkali menjadi penyebab stress dan berujung pada demotivasi.
-
Apa yang membuat seseorang menjadi malas dan menunda pekerjaan? Prokrastinasi merupakan kebiasaan seseorang untuk menunda-nunda pekerjaan atau tugas. Prokrastinasi ini tentu diawali oleh munculnya rasa malas yang kemudian dibiarkan atau dituruti begitu saja.
Bekerja pada akhir pekan memang merupakan hal yang menyebalkan dan tak menyenangkan. Sebuah penelitian mengungkap bahwa bekerja pada waktu ini juga bisa menimbulkan masalah pada kesehatan mental.
Dilansir dari Her, peneliti dari UCL dari Queen Mary University of London mengungkap bahwa hal ini dapat menyebabkan depresi. Seseorang yang bekerja dalam waktu lama ketika akhir pekan memiliki risiko depresi lebih tinggi. Peluang hal ini lebih tinggi terutama pada wanita.
Hasil temuan ini didapat berdasar analisis pada 20 ribu pekerja. diketahui bahwa mereka yang bekerja lebih dari 55 minggu per minggu menampilkan gejala depresi 7,3 persen lebih tinggi.
Dari penelitian itu, diketahui bahwa masalah ini lebih berdampak pada wanita dibanding pria. 4,6 persen wanita yang bekerja di akhir pekan menunjukkan gejala depresi sedangkan pada pria jumlahnya sekitar 3,4 persen.
Terdapat Beberapa Faktor yang Berpengaruh
"Penelitian ini bersifat observasi, sehingga walau kami tidak dapat menemukan penyebab pastinya, kami mengetahui bahwa banyak wanita memiliki beban tambahan dari pekerjaan rumah tangga dibanding pria. Hal ini menimbulkan tambahan jam kerja, tekanan, dan tanggungjawab," terang peneliti Gill Weston.
Selain faktor jenis kelamin, usia juga berperan terhadap hal ini. Hal lain yang berpengaruh adalah pendapatan, gaya hidup, beban kerja, serta kepuasan mereka dalam bekerja.
"Terpisah dari pola kerja, kami juga menemukan bahwa pekerja dengan gejala paling depresi lebih tua, pendapatan lebih rendah, perokok, melakukan pekerjaan fisik, dan tak puas dengan pekerjaan mereka," terang Weston.
Temuan ini sangat penting untuk menekan munculnya gejala depresi karena masalah pekerjaan ini. Mengetahui penyebabnya secara pasti bisa menurunkan risiko munculnya masalah ini lagi.
"Kami berharap temuan ini bisa mendorong pekerja dan pembuat kebijakan memikirkan cara untuk mengurangi beban dan memberi bantuan pada wanita yang bekerja dalam waktu lama dan tak teratur tanpa membatasi kemampuan untuk mengerjakan hal yang mereka ingini," tandasnya.
(mdk/RWP)