Kelainan pada telinga bisa sebabkan perilaku hiperaktif
Perilaku hiperaktif bisa disebabkan oleh kelainan pada telinga bagian dalam yang berkaitan dengan keseimbangan.
Kelainan perilaku dipercaya berasal dari otak. Namun peneliti menemukan bahwa kelainan dan masalah pada telinga bagian dalam juga bisa menyebabkan perubahan saraf. Peneliti juga mengungkap bahwa perilaku hiperaktif bisa disebabkan oleh masalah pada telinga bagian dalam.
Selama bertahun-tahun peneliti telah menemukan bahwa anak dan remaja yang memiliki masalah [ada telinga bagian dalam (terutama masalah yang mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan) juga mengalami masalah perilaku, seperti hiperaktivitas. Namun belum ada yang mencoba membuktikannya.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Mengapa penelitian ini dianggap penting? “Ini adalah lompatan besar bagi sains! Dan ini baru permulaan. Kami berharap dapat mengadaptasi teknik AI dan ML ini pada hewan lain dan meletakkan dasar bagi kecerdasan luar biasa di berbagai industri terkait hewan. Jika kita tahu apa yang dirasakan hewan, kita bisa merancang dunia yang lebih baik untuk mereka,” Cheok melanjutkan,
"Penelitian kami menunjukkan bukti pertama bahwa masalah pada telinga baik dalam berkaitan dengan perubahan molekul pada otak dan mempengaruhi perilaku anak," ungkap ketua peneliti Dr Jean Hebert dari Albert Einstein College of Medicine di New York.
Hasil penelitian ini berarti bahwa anak yang memiliki perilaku hiperaktif dan masalah pada telinga bagian dalam bisa diredakan dan diatasi dengan memberikan obat yang berkaitan dengan bagian tertentu pada otak, seperti dilansir oleh Daily Mail (08/09).
Kelainan pada telinga bagian dalam biasanya disebabkan oleh kelainan saat lahir. Namun hal tersebut juga bisa disebabkan oleh luka atau infeksi. Bagian dalam telinga terdiri atas dua struktur, koklea yang bertugas untuk pendengaran dan sistem vestibular yang bertugas untuk keseimbangan.
Hasil penelitian ini didapatkan melalui percobaan pada tikus laboratorium. Tikus yang dihilangkan gen pada salah satu bagian telinga dalamnya mengalami perubahan perilaku dan peningkatan gerakan. Berdasarkan temuan ini peneliti berasumsi bahwa kelainan pada telinga bagian dalam berkaitan dengan otak dan perubahan perilaku.