Kenali Apa Itu Bronkopneumonia, Infeksi Paru yang Sering Membahayakan Anak dan Perlu Dipahami oleh Orangtua
Pada anak-anak, infeksi paru-paru umumnya terjadi pada bronkus, sehingga kondisi ini dikenal sebagai bronkopneumonia.
Anda mungkin sudah familiar dengan istilah pneumonia. Namun, dalam beberapa kasus yang melibatkan anak-anak, dokter sering kali menyebutnya sebagai bronkopneumonia. Lalu, apa perbedaan antara pneumonia dan bronkopneumonia? Dokter spesialis anak konsultan, Wahyuni Indawati, menjelaskan bahwa jika ada kecurigaan pneumonia pada anak, maka perlu dilakukan pemeriksaan untuk memastikan diagnosis tersebut.
Salah satu metode yang digunakan adalah pemeriksaan rontgen thoraks. Dari hasil rontgen thoraks, pneumonia pada anak biasanya terjadi di area bronkus, yaitu percabangan saluran napas, sehingga disebut sebagai bronkopneumonia. "Pada anak-anak paling sering itu yang mengenai bronkus, maka kondisi itu disebut dengan bronkopneumonia," ungkap Wahyuni. "Jadi istilah bronkopneumonia itu hanya menunjukan lokasi peradangan paru ya," tambahnya saat menjawab pertanyaan dari Liputan6.com. Secara umum, pneumonia merujuk pada peradangan yang terjadi di jaringan paru-paru.
-
Apa itu Pneumonia pada anak? Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di satu atau kedua paru-paru.
-
Kenapa Pneumonia berbahaya untuk anak? Hal ini akan berdampak signifikan pada kesehatan anak.
-
Bagaimana cara mencegah anak terkena pneumonia? Berikut adalah beberapa cara mencegah pneumonia pada anak: Memberikan ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi. ASI eksklusif dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak dan melindunginya dari infeksi bakteri, virus, atau jamur yang dapat menyebabkan pneumonia. MPASI yang bergizi juga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak dan mencegah malnutrisi yang dapat melemahkan sistem imun.
-
Bagaimana cara mengatasi pneumonia pada anak? Cara mengatasi pneumonia pada anak merupakan komponen penting dari strategi untuk mengurangi angka kematian anak. Imunisasi terhadap Hib, pneumokokus, campak dan batuk rejan (pertusis) merupakan cara paling efektif untuk mencegah pneumonia. Nutrisi yang cukup merupakan kunci untuk meningkatkan pertahanan alami anak, dimulai dengan pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupannya. Selain efektif dalam mencegah pneumonia, hal ini juga membantu mengurangi lamanya penyakit jika seorang anak jatuh sakit.
-
Bagaimana cara mengobati Bronkopneumonia pada anak? Pengobatan bronkopneumonia disesuaikan dengan jenis penyebab, tingkat keparahan, usia, dan kondisi keseluruhan pasien. Antibiotik diberikan untuk infeksi bakteri, antivirus untuk infeksi virus, dan antijamur untuk infeksi jamur.
-
Bagaimana bayi dan anak-anak bisa terkena pneumonia? Balita dan anak-anak bisa terkena pneumonia melalui beberapa cara. Seperti tidak sengaja menghirup tetesan liur atau droplet berisi kuman, yang dikeluarkan ke udara saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Kedua, menyentuh barang yang terkontaminasi atau air liur atau lendir pengidapnya, kemudian tangan bayi atau anak yang kotor memegang mata, hidung, atau mulut mereka sendiri.
Waspada Pneumonia pada Anak
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2021, pneumonia menyebabkan hampir 740 ribu kematian pada anak di bawah usia lima tahun. Untuk mencegah kematian pada bayi dan balita, penting bagi kita untuk mengenali gejala pneumonia pada anak. Salah satu tanda yang perlu diperhatikan adalah ketika anak mengalami batuk dan pilek, kita juga harus memeriksa frekuensi pernapasannya serta melihat apakah ada tarikan dinding dada ke dalam saat bernapas. "Jika ada gejala batuk, demam, dan napas sudah cepat serta ada tarikan dinding ke dalam yang menunjukkan anak harus dibawa ke rumah sakit agar bisa diperiksa detil lagi apa benar mengalami pneumonia," jelas Wahyuni. Dengan mengenali gejala-gejala ini, kita bisa lebih cepat mengambil tindakan yang diperlukan untuk kesehatan anak.
Pentingnya Mengenali Gejala Sebelum Terlambat
Jika orangtua tidak mendapatkan pendidikan yang memadai mengenai gejala pneumonia, mereka mungkin tidak menyadari bahwa anak mereka mengalami kesulitan dalam bernapas. "Kadangkala kalau tidak memberikan edukasi yang baik pada orangtua, orangtua itu tidak sadar bahwa sebenarnya anak ini sudah napas cepat atau sudah ada kesulitan bernapas. Jadi orangtua tidak tahu bahwa itu berbahaya dan dapat menyebabkan kematian pada anak," kata Wahyuni.
Penting bagi orangtua untuk memahami tanda-tanda awal pneumonia agar dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan. Tanpa pemahaman yang tepat, mereka mungkin mengabaikan gejala yang seharusnya memerlukan perhatian medis segera.
Ciri-ciri Pneumonia
Pneumonia pada anak dapat ditandai dengan beberapa gejala infeksi. Gejala yang umum muncul meliputi demam, kelemahan, kecapekan, lesu, dan turunnya nafsu makan. Pada bayi, gejala pneumonia seringkali tidak spesifik, seperti not doing well, yang mencakup kondisi lemah, lesu, dan rewel. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan tanda-tanda ini sebagai indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Selain gejala infeksi, pneumonia juga dapat menyebabkan gejala yang berkaitan dengan sistem pernapasan. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan meliputi batuk, pilek, dan pernapasan yang lebih cepat. Ketika anak mengalami kesulitan bernapas, hal ini dapat terlihat dari penarikan dinding dada ke dalam saat bernapas. Gejala ini menunjukkan bahwa anak memerlukan perhatian medis segera untuk mencegah kondisi yang lebih parah.
- Bahaya Polusi Udara yang dapat Menyebabkan Bronkitis pada Anak
- Perbedaan antara Bronkopneumonia dan Pneumonia yang Perlu Kita Ketahui
- Sering Disebut Akibat Mandi Malam dan Kipas Angin, Ini Penyebab Sebenarnya Pneumonia dan Paru-paru Basah
- Apa Itu Pneumonia pada Anak? Simak Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
Langkah Menghindari Pneumonia
Wahyuni menyampaikan beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah pneumonia, termasuk bronkopneumonia pada anak. Diantara langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
- Memberikan ASI eksklusif kepada bayi.
- Melakukan imunisasi lengkap, seperti DPT-HB-HiB, BCG, MR, PCV, dan Influenza.
- Memberikan nutrisi yang cukup untuk mencegah malnutrisi.
- Menghindari paparan polusi, baik di dalam maupun di luar ruangan.
- Menjauhkan anak dari orang yang sedang sakit batuk pilek.
- Menjaga kebersihan rumah serta lingkungan sekitar.
- Memastikan ventilasi rumah cukup baik.
- Rajin mencuci tangan untuk menjaga kebersihan.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat mengurangi risiko pneumonia pada anak. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan dan perkembangan anak secara optimal.