Kenali Apa Itu Rabies dan Gejala ketika Seseorang Terinfeksi
Rabies adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh virus rabies. Virus ini dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang
Kasus rabies yang dialami oleh seorang balita di Buleleng beberapa waktu lalu menjadi pengingat bagi kita bahwa kasus penyakit ini masih banyak. Rabies merupakan penyakit yang perlu diwaspadai terutama karena dampak mematikan yang dimilikinya.
Rabies adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh virus rabies. Virus ini dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang. Rabies biasanya ditularkan kepada manusia melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi, terutama anjing, kucing, rubah, rakun, dan kelelawar.
-
Apa gejala rabies pada kucing? Lebih lanjut, Hemowo menjelaskan beberapa gejala rabies di antaranya hewan jadi takut cahaya maupun air, cenderung agresif, dan hipersalivasi, yaitu keluar air liur yang berlebihan dari mulut hewan tersebut.
-
Apa saja tanda-tanda hewan yang terjangkit rabies? Berikut gejala yang muncul apabila hewan terserang rabies: 1. Mudah menyerang orang (agresif) 2. Mulut berbusa 3. Air liur berlebih 4. Bereaksi berlebihan terhadap cahaya dan suara 5. Suka menyendiri dalam ruangan gelap 6. Demam 7. Tidak nafsu makan 8. Lemah 9. Kejang 10. Lumpuh.
-
Bagaimana cara mencegah rabies pada kucing? Pencegahan rabies pada kucing sangat penting untuk dilakukan. Salah satu cara utama untuk mencegah rabies adalah melalui vaksinasi rutin. Vaksinasi rabies biasanya diberikan kepada kucing ketika mereka masih anak-anak dan harus diperbarui setiap tahun atau setiap tiga tahun.
-
Apa saja ciri-ciri kucing yang terinfeksi rabies? Kucing yang terinfeksi rabies dapat menunjukkan berbagai tanda. Ciri-Ciri kucing rabies penting diketahui oleh semua orang. Kucing yang terinfeksi rabies dapat menunjukkan berbagai tanda.
-
Kenapa penting untuk memahami ciri-ciri kucing yang terinfeksi rabies? Untuk mengidentifikasi kucing yang mungkin terinfeksi rabies, penting untuk memahami ciri-ciri khas yang biasanya terkait dengan kondisi ini. Dengan memahami tanda yang mungkin muncul pada kucing rabies, kita dapat menerapkan langkah pencegahan untuk melindungi diri.
-
Kenapa pencegahan rabies penting dilakukan? Rabies adalah penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menyerang saraf penderitanya. Untuk itu, melakukan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya dan cara mencegah rabies adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk membantu meningkatkan kesadaran dan melindungi masyarakat darinya.
Gejala awal rabies mirip dengan gejala flu, seperti demam, sakit kepala, kelelahan, dan ketidaknyamanan umum. Namun, seiring berkembangnya penyakit, gejala-gejala lebih parah dan mencakup kegelisahan, kebingungan, kesulitan menelan, kejang, dan gangguan saraf yang dapat menyebabkan perilaku agresif atau terkejang. Ketika gejala neurologis muncul, penyakit ini biasanya berakhir dengan kematian.
Rabies termasuk dalam kategori penyakit yang sangat berbahaya dan fatal. Oleh karena itu, pencegahan sangat penting. Langkah-langkah pencegahan yang umum meliputi vaksinasi hewan peliharaan, menghindari kontak langsung dengan hewan liar atau yang berpotensi terinfeksi, serta melaporkan dan mengobati gigitan hewan kepada petugas kesehatan yang berwenang.
Gejala Seseorang Terinfeksi Rabies
Gejala seseorang yang terinfeksi rabies dapat bervariasi tergantung pada tahap penyakitnya. Rabies umumnya memiliki dua tahap utama yaitu pada tahap awal atau gejala prodormal dan pada tahap neurologis atau gejala akut.
Tahap Awal Rabies (gejala prodromal):
- Demam
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Ketidaknyamanan umum
- Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan gangguan nafsu makan
Tahap Neurologis Rabies (gejala akut):
- Kecemasan, kegelisahan, dan ketakutan yang berlebihan
- Kesulitan menelan air dan rasa takut saat menelan
- Kehilangan nafas atau sesak napas
- Kekakuan otot di sekitar gigitan atau cakaran awal
- Gangguan saraf yang dapat menyebabkan perilaku agresif atau terjangan marah
- Gangguan sensorik, seperti kesemutan, gatal, atau terbakar di area gigitan
- Kesulitan tidur dan gangguan tidur
- Delirium dan kebingungan mental
- Kejang-kejang
- Paralisis otot, terutama di area yang tergigit atau cakarannya
- Fotofobia (sensitivitas terhadap cahaya)
- Hipersalivasi (produksi saliva yang berlebihan)
Setelah munculnya gejala neurologis, penyakit ini biasanya berlangsung dengan cepat dan berakhir dengan kematian dalam beberapa hari atau minggu. Gejala-gejala tersebut dapat bervariasi dan tidak semua gejala akan muncul pada setiap individu yang terinfeksi rabies.
Rabies Bisa Sebabkan Ketakutan pada Air
Rabies dapat menyebabkan gejala hidrofobia atau takut terhadap air. Meskipun istilah "hidrofobia" digunakan secara umum untuk menggambarkan kondisi ketakutan terhadap air, sebenarnya ini merujuk pada gejala yang disebabkan oleh rabies. Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya hidrofobia pada penderita rabies:
Gangguan Sistem Saraf
Rabies mempengaruhi sistem saraf pusat, termasuk otak. Virus rabies menyerang dan merusak saraf-saraf yang terkait dengan respon terhadap rangsangan air.
Akibatnya, terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan refleks menelan dan keterlibatan otot-otot yang terlibat dalam proses menelan air. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menelan dan memberikan sensasi yang tidak nyaman saat terpapar air.
Respons Takut yang Berlebihan
Penderita rabies seringkali mengalami gejala neurologis seperti kegelisahan, kecemasan, dan perilaku agresif. Mereka juga dapat mengembangkan takut yang berlebihan terhadap rangsangan tertentu, termasuk air. Ini dapat menghasilkan respons takut atau kepanikan yang intens saat terpapar air, meskipun sebenarnya tidak ada alasan logis untuk takut terhadap air itu sendiri.
Trauma
Karena rabies umumnya ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, penderita rabies seringkali mengaitkan air dengan trauma gigitan tersebut. Ketika mereka mencoba minum atau terkena air, ini dapat memicu ingatan atau perasaan terkait dengan paparan virus rabies, yang kemudian memperkuat respons takut atau kepanikan terhadap air.
Mengapa Rabies Mematikan?
Gejala awal infeksi rabies mungkin mirip dengan gejala penyakit umum seperti flu, tetapi seiring berkembangnya penyakit, gejala neurologis yang serius dan berbahaya mulai muncul. Ini termasuk perubahan perilaku, kegelisahan, kebingungan, kesulitan menelan, kejang, gangguan pernapasan, dan paralisis otot.
Gangguan neurologis ini dapat mempengaruhi kemampuan dasar tubuh untuk berfungsi, seperti mengendalikan pernapasan dan menelan makanan.
Proses peradangan yang terjadi di otak dan sistem saraf pusat mengganggu fungsi normal tubuh secara keseluruhan. Selain itu, rabies juga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di otak dan meningkatkan tekanan intrakranial, yang dapat memicu kerusakan lebih lanjut pada jaringan otak.
Sayangnya, pada saat gejala neurologis muncul, biasanya sudah terlambat untuk mengobati penyakit ini. Rabies hampir selalu berakhir dengan kematian karena kerusakan yang tidak dapat diobati pada sistem saraf pusat dan gangguan vital yang muncul.
Penting untuk diingat bahwa rabies dapat dicegah melalui vaksinasi dan pemberian perawatan medis segera setelah terpapar virus. Pencegahan dan perlindungan yang tepat sangat penting untuk menghindari infeksi rabies dan potensi akibat yang fatal.
Jika seseorang telah digigit oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies, perlu segera mencari perawatan medis. Pada tahap awal setelah terpapar virus, vaksinasi dan pemberian imunoglobulin rabies dapat diberikan untuk mencegah perkembangan penyakit.
(mdk/RWP)