Ketahui Tanda Kondisi Bayi Normal dan Sudah Cukup Diberi ASI
Penting untuk mengetahui sejumlah kondisi ketika anak sudah diberi ASI secara cukup.
Banyak ibu menyusui yang merasa khawatir apakah buah hati mereka sudah diberi ASI dengan cukup. Penting untuk mengetahui sejumlah kondisi ketika anak sudah diberi ASI secara cukup.
-
Kenapa anak susah minum susu? Anak yang susah minum susu bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Memahami penyebab ini adalah langkah pertama untuk mencari solusi yang tepat. Berikut adalah beberapa penyebab umum mengapa anak mungkin menolak minum susu: Rasa yang Tidak DisukaiAnak-anak memiliki preferensi rasa yang berbeda, dan beberapa mungkin tidak menyukai rasa susu. Susu sapi memiliki rasa yang khas, dan jika anak tidak terbiasa atau tidak menyukainya, mereka mungkin menolak untuk meminumnya. Rasa yang terlalu kuat atau tidak enak bagi mereka bisa menjadi alasan utama penolakan.
-
Apa yang terjadi pada ASI ketika ibu mengonsumsi makanan pedas? Penelitian menunjukkan bahwa makanan pedas tidak berbahaya bagi bayi. Sebaliknya, makanan pedas hanya memengaruhi rasa ASI, yang kadang dapat memperkenalkan variasi rasa kepada bayi.
-
Kapan biasanya bayi menunjukkan tanda-tanda sudah kenyang saat minum ASI? Saat seorang ibu baru memberi minum kepada buah hatinya, ada beberapa hal kompleks yang dapat muncul terkait memberi air susu ibu atau ASI.
-
Bagaimana mitos kucing menyukai susu muncul? Mitos tentang kucing ini muncul berdasarkan ilustrasi dan gambaran yang disajikan oleh media di berbagai platform untuk anak-anak, seperti buku cerita, kartun, dan film. Sehingga, akhirnya tumbuh kepercayaan bahwa kucing menyukai susu.
-
Kenapa cukai minuman berpemanis penting? "Cukai MBDK adalah bagian integral dari upaya tersebut yang diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia mengurangi konsumsi gula berlebih dan mencegah peningkatan prevalensi PTM di masa depan," tambah Indah.
-
Bagaimana cara susu membantu penderita asam lambung? Sus dadih rendah lemak atau susu nabati dapat menjadi pilihan yang baik bagi penderita asam lambung. Keduanya mengandung kalsium, yang penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Selain itu, keduanya juga mengandung protein, yang dapat membantu memperbaiki dan memperkuat jaringan lambung.
Ketahui Tanda Kondisi Bayi Normal dan Sudah Cukup Diberi ASI
Menurut Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG, Subsp. Obginsos(K), MPH, seorang pakar Obstetri dan Ginekologi dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, menyatakan bahwa ketika bayi menangis dan berkemih 2-3 jam sekali, itu bukan berarti bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup.
Ia menjelaskan bahwa melihat bayi yang dapat buang air kecil dan besar secara teratur, dengan frekuensi buang air kecil 2-3 jam sekali, hampir sulit untuk mengatakan bahwa ASI yang diberikan tidak mencukupi. Ini menunjukkan bahwa bayi memiliki asupan makanan yang cukup.
"Lihat bayi bisa buang air kecil, buang air besar cukup banyak, buang air kecil 2-3 jam sekali, hampir sulit dikatakan ASI-nya tidak cukup. Itu menunjukkan dia punya asupan makanan yang cukup," kata Ketua Kelompok Kerja Penurunan Angka Kematian Ibu dan Stunting POGI Ocviyanti beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Ocviyanti menekankan bahwa jika bayi rutin buang air kecil dan besar, serta tidak mengalami penurunan berat badan yang signifikan, ibu dapat memiliki keyakinan bahwa ASI yang diberikan sudah cukup, dan tidak perlu memberikan makanan tambahan seperti susu formula, air, atau jenis makanan lainnya.
Namun, ia juga menyoroti bahwa alasan bayi menangis tidak selalu karena ia ingin mendapatkan ASI. Beberapa alasan lain termasuk kolik, perut kembung, atau bahkan keinginan untuk diayun-ayun oleh ibunya. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk memahami bahwa menangisnya bayi tidak selalu mengindikasikan rasa lapar.
Dalam situasi ketika bayi menangis, Dr. dr. Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, SpA(K), Ketua Satuan Tugas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia, menyarankan ibu untuk mencoba memberikan ASI. Namun, perlu dicatat bahwa menangisnya bayi tidak selalu disebabkan oleh keinginan mendapatkan ASI, melainkan mungkin juga karena faktor lain seperti kolik atau perut kembung.
Namun, ada kondisi tertentu di mana ibu perlu waspada. Jika bayi tidak buang air kecil dalam enam atau bahkan 12 jam, ini bisa menjadi tanda bahwa tubuh bayi mengalami kekurangan cairan, dan dalam situasi seperti ini, disarankan membawa bayi ke rumah sakit.
Dr. dr. Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, SpA(K) menambahkan bahwa dalam kondisi tertentu, dokter spesialis anak dapat memberikan suplementasi kepada bayi, terutama jika terdapat indikasi seperti masalah berat badan. Meskipun ada penekanan pada pentingnya ASI, namun tetap perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi kondisi bayi. Ada rambu-rambu yang menunjukkan kapan bayi dapat bertahan tanpa ASI dan kapan harus diberikan suplementasi.
"Kami tidak membabi buta harus ASI, tahu-tahu anaknya dehidrasi, hipoglikemia. Tetapi, kami pantau. Ada rambu-rambunya. Kita harus tahu kapan bisa bertahan tanpa ASI, kapan harus berikan suplementasi," kata Naomi.
Menurut informasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, ada beberapa tanda bahwa bayi mendapatkan cukup ASI, seperti buang air kecil satu-dua kali per hari dalam 12-24 jam pertama kehidupan, urine yang sangat pekat dalam beberapa hari pertama dapat terlihat endapan merah bata yang merupakan kristal asam urat, dan buang air kecil enam-delapan kali per hari setelah berusia lima hari.
Selain itu, tinja pertama (mekonium) bayi keluar dalam 24 jam pertama, dan mekonium akan mengalami perubahan warna dan konsistensi dalam beberapa hari ke depan, menandakan bahwa bayi sudah menerima ASI dengan baik.