Lebih dari Sekedar Rasa Malu: Risiko Serius Menahan Kentut
Banyak orang yang mencoba menahan kentut, terutama di tempat umum. Ternyata, tindakan ini bisa mempunyai konsekuensi negatif bagi kesehatan.
Tubuh kita memiliki dua proses pengeluaran gas: bersendawa dan kentut.
Sendawa disebabkan oleh udara yang kita telan, dan udara tersebut melepaskan gas dari saluran pencernaan bagian atas yaitu lambung dan kerongkongan.
-
Bagaimana kerangka-kerangka manusia abad keenam itu terawetkan? Jenna Smith dari Dyfed Archaeological Trust yang memimpin penggalian mengatakan kerangka tersebut cukup awet karena seluruhnya terendam di dalam pasir.
-
Apa itu Keteng-keteng? Keteng-keteng Memiliki Senar Seperti disinggung sebelumnya, alat musik ini memiliki bentuk menyerupai gitar. Di sana, terdapat tiga senar namun bukan berbahan nilon atau logam melainkan dari kulit bambu itu sendiri.Mengutip Instagram @sumut.berbudaya, senar menjadi unsur melodis dari alat musik ini. Dengan adanya senar, suaranya menjadi mendayu dan merdu.Senar juga yang membuat suaranya semakin beragam, tergantuk proses penyetemannya dan sisi mana yang dipukul.
-
Kenapa bayi menangis? Seorang bayi masih belum bisa berbicara dan menyampaikan keinginannya. Salah satu cara komunikasi yang bisa mereka lakukan adalah menangis.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Di mana Keteng-keteng berasal? Kabupaten Karo di Sumatera Utara merupakan daerah yang masyarakatnya masih melestarikan budaya nenek moyang mereka. Salah satu yang saat ini masih sering ditampilkan adalah bermain alat musik Keteng-keteng yang melegenda.Di masanya, nenek moyang benar-benar terampil memanfaatkan alam sekitar untuk membuat bunyi-bunyian. Pada keteng-keteng misalnya, para pembuatnya menciptakan bagaimana sebatang bambu bisa menghasilkan banyak suara.
Kentut, atau secara medis disebut flatulensi, adalah proses alami yang terjadi ketika gas dalam saluran pencernaan dilepaskan melalui anus (Houston Methodist Leading Medicine).
Meskipun sering kali dianggap memalukan, kentut merupakan bagian dari fungsi tubuh yang normal dan sehat. Setiap orang, tanpa terkecuali, akan kentut sekitar 5 hingga 15 kali sehari, tergantung pada pola makan, gaya hidup, dan kesehatan pencernaan.
Dr. Eamonn Quigley, ahli gastroenterologi di Houston Methodist Gastroenterology Associates, menyatakan bahwa "Kentut adalah proses fisiologis yang terjadi secara alami ketika makanan yang tidak dapat dicerna, kemudian dipecah oleh bakteri di usus besar. Tubuh kita akan meledak jika tidak mengeluarkan angin (kentut)."
Kebanyakan gas yang dikeluarkan dari tubuh kita tidak berbau. Hal ini dikarenakan gas yang dikeluarkan mengandung nitrogen, oksigen, hidrogen, karbon dioksida dan metana. Namun terkadang, gas juga bisa mempunyai bau seperti telur busuk, karena mengandung hidrogen sulfida.
Lalu, ada faktor lain yang berkontribusi terhadap bau kentut, antara lain seperti zat sisa dari daging yang dicerna dan adanya feses di dalam rektum saat gas dikeluarkan.
Banyak orang yang mencoba untuk menahan kentut, terutama di tempat umum atau situasi sosial tertentu dikarenakan rasa malu. Tetapi ternyata, selain menimbulkan ketidaknyamanan, menahan kentut menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika dilakukan terus-menerus.
Beberapa penelitian dan pandangan para ahli telah mengungkapkan bahaya dari menahan kentut yang sebaiknya dihindari.
Bahaya Menahan Kentut bagi Kesehatan
Meningkatkan Risiko Gangguan Pencernaan
Ketika gas yang seharusnya dikeluarkan ditahan, tekanan di dalam saluran pencernaan meningkat. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung, nyeri perut, hingga sembelit. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan oleh World Journal of Gastroenterology (2014), menahan kentut dapat memperburuk gejala kembung pada orang yang menderita sindrom iritasi usus besar atau Irritable Bowel Syndrome (IBS). Peningkatan tekanan pada akibat menahan gas ini dapat menyebabkan rasa nyeri di bagian perut bawah.
Gas yang tertahan juga dapat memicu rasa tidak nyaman di bagian lambung, yang dalam jangka panjang dapat memperparah kondisi asam lambung. Ahli gastroenterologi dari Cleveland Clinic, Dr. Patricia Raymond, menyatakan bahwa menahan kentut dapat menyebabkan distensi abdomen (pembesaran perut akibat gas yang terperangkap), yang menyebabkan ketidaknyamanan signifikan dan memperburuk gejala penyakit refluks gastroesofagus (GERD).
Menahan Kentut dapat Memicu Sakit Jantung
Meskipun hubungan langsung antara menahan kentut dan sakit jantung masih belum banyak diteliti, ada beberapa spekulasi bahwa stres pada tubuh akibat menahan gas dapat memberikan dampak buruk pada jantung. Menurut American Journal of Gastroenterology, menahan kentut dapat memicu peningkatan tekanan darah dan detak jantung pada beberapa individu. Ini terjadi karena stres yang ditimbulkan oleh penumpukan gas dalam tubuh, yang memaksa organ-organ bekerja lebih keras untuk mengatasinya.
Orang yang sebelumnya memang memiliki masalah jantung, peningkatan tekanan yang terjadi akibat menahan kentut dapat memperburuk kondisi kesehatan jantung mereka. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa tindakan sederhana tersebut dapat berpotensi buruk pada fungsi kardiovaskular, terutama bagi orang yang memiliki kondisi jantung yang lemah.
Infeksi Usus dan Risiko Fisura Ani
Menahan kentut dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan meningkatkan risiko infeksi usus. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Gastroenterology, tekanan yang berlebihan dalam usus akibat gas yang tertahan dapat memicu kondisi yang lebih serius, seperti radang usus. Selain itu, penumpukan gas yang berlebih dapat menyebabkan ketegangan di sekitar anus, meningkatkan risiko fisura ani, yaitu luka atau robekan kecil di lapisan anus yang menyebabkan rasa sakit saat buang air besar.
Dr. Kyle Staller, seorang ahli gastroenterologi di Massachusetts General Hospital, menambahkan, bahwa gas yang tertahan lama di dalam usus dapat mengiritasi lapisan usus, sehingga memicu peradangan dan meningkatkan risiko infeksi bakteri. Dalam jangka panjang, ini dapat berdampak buruk pada kesehatan usus dan meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan pencernaan kronis.
Pengaruh Terhadap Fungsi Pernapasan
Salah satu dampak mengejutkan dari menahan kentut adalah pengaruhnya terhadap fungsi pernapasan. Penelitian dari National Institute of Health menunjukkan bahwa penumpukan gas dalam usus yang ditahan dapat menyebabkan tekanan pada diafragma, otot yang memisahkan rongga perut dan dada. Tekanan ini dapat mengganggu pergerakan diafragma, yang pada akhirnya mempengaruhi pola pernapasan. Pada beberapa kasus, orang yang menahan kentut terlalu lama akan merasa sesak napas.
Kentut adalah proses alami yang membantu tubuh mengeluarkan gas berlebih dari saluran pencernaan. Menahan kentut mungkin tampak seperti solusi sementara untuk menghindari rasa malu, tetapi dampaknya terhadap kesehatan jauh lebih serius daripada yang kita bayangkan. Menahan gas dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan, seperti kembung, nyeri perut, dan bahkan kondisi yang lebih serius seperti divertikulitis, infeksi usus, dan fisura ani. Selain itu, stres fisik dan psikologis akibat menahan kentut dapat memengaruhi kualitas hidup, fungsi pernapasan, dan kesehatan kardiovaskular.
Untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, sangat penting untuk membiarkan tubuh melakukan fungsi alaminya, termasuk mengeluarkan gas saat diperlukan. Jadi, alih-alih menahan kentut, carilah lingkungan yang tepat untuk mengeluarkannya agar kesehatan Anda tetap terjaga.