Malas olahraga ternyata bisa menular pada pasangan
Pasangan ternyata saling mempengaruhi dalam hal kebiasaan sehat dan pola hidup sehat.
Ternyata bukan penyakit saja yang bisa menular pada pasangan, melainkan juga kebiasaan buruk seperti malas berolahraga. Sebuah penelitian dari johns Hopkins Bloomberg School of Public Health mengungkap bahwa aktivitas fisik pasangan saling mempengaruhi satu sama lain.
Peneliti Laura Cobb menjelaskan bahwa ketika dikaitkan dengan kesehatan fisik, kebiasaan berolahraga bisa menular pada pasangan. Pasangan hidup Anda bisa menularkan kebiasaan malas berolahraga pada Anda, begitu juga sebaliknya. Pasangan yang sama-sama rajin berolahraga dan menjaga kesehatan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk hidup sehat.
Hasil ini didapatkan Cobb dan timnya setelah menganalisis data dari ARIC Study pada 792 pasangan di Amerika Serikat. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap lebih dari 3.000 pasangan yang sudah menikah mengenai aktivitas fisik yang mereka lakukan, seperti dilansir oleh Medical Daily (05/03).
Pria yang rajin berolahraga akan membuat istrinya menjadi lebih rajin berolahraga, begitu juga sebaliknya. Cobb menjelaskan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh pasangan hidup dalam hal kebiasaan sehat dan kaitannya dengan menjaga kesehatan diri sendiri. Sebaiknya pasangan saling menyemangati untuk berolahraga dan menerapkan hidup sehat pada satu sama lain.
Dalam penelitian terpisah di Centers for Disease Control and Prevention, peneliti juga menemukan bahwa pernikahan yang bahagia bisa menurunkan risiko terkena penyakit jantung. Melakukan olahraga bersama pasangan tak hanya akan membuat pasangan menjadi lebih sehat melainkan juga membuat hubungan keduanya semakin erat.
Baca juga:
Faktanya, sikap optimis bikin orang panjang umur
Ini yang terjadi pada tubuh saat minum air es
Hobi berenang? Waspadai penyakit ini!
Meski picu hipertensi, ternyata garam bikin sistem imun kuat
Makan kaldu dari tulang bikin awet muda?
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Mengapa para peneliti melakukan penelitian tentang kematian? Penelitian ini bertujuan untuk melihat sisi lain secara ilmiah bagaimana yang terjadi ketika orang-orang diambang kematian.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang pengalaman mendekati kematian? Sebuah studi yang dipimpin oleh tim dari NYU Grossman School of Medicine mengamati pengalaman mendekati kematian orang-orang yang selamat dari serangan jantung.