Mengapa Makanan Fermentasi Baik untuk Pencernaan? Ini Jawabannya!
Siapa sangka makanan yang dihasilkan dari bakteri dapat memberi segudang manfaat bagi kesehatan tubuh? Simak manfaat dan jenis-jenis makanan fermentasi berikut!
Makanan fermentasi telah menjadi bagian dari kebudayaan kuliner di berbagai belahan dunia selama ribuan tahun. Fermentasi adalah proses di mana mikroorganisme seperti bakteri, jamur, atau ragi mengubah bahan makanan, menghasilkan produk dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi, rasa unik, dan manfaat kesehatan yang luar biasa. Mengutip dari jurnal yang ditulis oleh Eirini Dimidi, Selina Rose Cox, Megan Rossi, dan Kevin Whelan pada tahun 2019, makanan fermentasi adalah hasil dari proses alami yang melibatkan mikroorganisme mengubah karbohidrat (gula) dalam makanan menjadi alkohol atau asam organik. Beberapa contoh makanan fermentasi yang umum adalah yogurt, kefir, kimchi, sauerkraut, tempe, miso, kombucha, dan acar. Dalam beberapa tahun terakhir, makanan fermentasi semakin populer, terutama karena manfaat kesehatannya.Proses fermentasi tidak hanya membuat makanan lebih awet, tetapi juga meningkatkan kandungan nutrisi, terutama kandungan probiotik.
Salah satu manfaat utama yang banyak disorot oleh para peneliti adalah pengaruh positifnya terhadap sistem pencernaan manusia. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana makanan fermentasi berperan sebagai kunci dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan pencernaan.
-
Bagaimana proses fermentasi mengubah makanan? Selama fermentasi, mikroorganisme mengonsumsi gula dalam makanan dan menghasilkan enzim dan asam organik sebagai produk sampingan. Senyawa-senyawa ini memberikan rasa dan aroma khas pada makanan fermentasi. Selain itu, proses fermentasi juga dapat meningkatkan kandungan nutrisi dan menghasilkan senyawa bioaktif seperti probiotik, yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan.
-
Apa saja manfaat kesehatan dari makanan fermentasi? Proses fermentasi yang terjadi di dalam makanan membuatnya memiliki dampak kesehatan yang jadi luar biasa. Makanan fermentasi adalah makanan yang mengalami proses biokimia hinggabakteri, ragi, atau jamur mengubah bahan makanan menjadi bentuk berbeda.
-
Bagaimana proses pembuatan makanan fermentasi seperti dadih? Yoghurt khas Minangkabau ini merupakan susu kerbau yang difermentasi di dalam tabung bambu kemudian ditutup dengan daun pisang atau waru.
-
Kenapa makanan fermentasi baik untuk sistem pencernaan? Selain memberikan variasi rasa dan tekstur pada makanan, makanan fermentasi juga dapat membantu meningkatkan pencernaan, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh melalui kontribusi probiotik yang menguntungkan.
-
Bagaimana makanan fermentasi membantu meningkatkan kualitas makanan Korea? Proses fermentasi membantu makanan menjadi matang, meningkatkan rasa, dan kandungan nutrisinya.
-
Kenapa orang Indonesia suka mengonsumsi makanan fermentasi? Makanan tradisional ini sangat disukai oleh masyarakat Indonesia dan sering dijadikan sebagai lauk pelengkap atau diolah kembali menjadi nasi tutug oncom, sambal oncom, serta keripik oncom.
Peran Probiotik dalam Makanan Fermentasi
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang secara alami terdapat dalam makanan fermentasi, seperti yogurt, kefir, kimchi, sauerkraut, tempe, dan kombucha. Penelitian menunjukkan bahwa probiotik, yang banyak ditemukan dalam makanan fermentasi, memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan usus. Salah satu fungsi utama probiotik adalah membantu menyeimbangkan mikrobiota usus— mikroorganisme yang hidup di saluran pencernaan kita. Ketidakseimbangan dalam mikrobiota usus telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), diare, dan konstipasi, serta penyakit autoimun, obesitas, dan gangguan metabolik.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Microbiology (2017), probiotik dalam makanan fermentasi mampu meningkatkan keberagaman mikrobiota usus. Makanan fermentasi seperti yogurt dan kefir, misalnya, dapat membantu memperbaiki komposisi bakteri di usus dengan meningkatkan populasi bakteri "baik" seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium. Bakteri-bakteri ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan flora usus, meningkatkan penyerapan nutrisi, serta mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Peningkatan Penyerapan Nutrisi
Salah satu manfaat dari makanan fermentasi adalah kemampuannya untuk meningkatkan penyerapan nutrisi penting dari makanan. Fermentasi mengurangi kandungan antinutrien seperti asam fitat yang dapat menghambat penyerapan mineral penting seperti zat besi, kalsium, dan magnesium. Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Nutrition (2015) menemukan bahwa makanan fermentasi, seperti tempe dan sauerkraut, meningkatkan bioavailabilitas nutrisi, memungkinkan tubuh untuk lebih mudah menyerap vitamin dan mineral dari makanan.
Asam lemak rantai pendek (SCFA) yang dihasilkan selama fermentasi juga berperan dalam mendukung kesehatan usus. SCFA, seperti butirat, berfungsi sebagai sumber energi bagi sel-sel usus dan membantu menjaga integritas lapisan usus. Studi yang diterbitkan di Nature Reviews Gastroenterology & Hepatology (2016) menunjukkan bahwa SCFA yang dihasilkan oleh mikroba usus akibat konsumsi makanan fermentasi berperan penting dalam mencegah penyakit inflamasi usus dan gangguan metabolik lainnya .
Mencegah Gangguan Pencernaan
Gangguan pencernaan seperti diare, sembelit, perut kembung, dan sindrom iritasi usus besar (IBS) sering kali terjadi karena ketidakseimbangan mikrobiota usus. Probiotik dalam makanan fermentasi berfungsi dengan cara memodulasi aktivitas mikrobiota usus, yang berperan penting dalam menjaga pergerakan usus yang sehat dan mengurangi peradangan.
- 4 Makanan Fermentasi yang Punya Khasiat untuk Kesehatan Tubuh Perempuan, dari Tempe hingga Kimchi
- Deretan Makanan Fermentasi Asli Indonesia yang Baik untuk Pencernaan, dari Tempe hingga Brem
- Mencicipi Pekasam, Olahan Fermentasi Ikan Air Tawar dengan Cita Rasa Asam yang Menggugah Selera
- 15 Makanan Sumber Probiotik selain Yoghurt, Mulai dari Tempe sampai Tapai Singkong
Studi dalam World Journal of Gastroenterology (2019) menunjukkan bahwa pasien dengan IBS yang mengonsumsi yogurt dan kefir secara teratur mengalami pengurangan signifikan dalam gejala seperti perut kembung, nyeri, dan konstipasi. Makanan fermentasi juga membantu mengurangi peradangan di saluran pencernaan dan meningkatkan fungsi penghalang usus, yang penting untuk mencegah kondisi seperti sindrom kebocoran usus (leaky gut syndrome).
Jenis Makanan Fermentasi
Yogurt
Yogurt adalah salah satu makanan fermentasi paling populer dan kaya akan probiotik. Proses pembuatan yogurt melibatkan fermentasi susu oleh bakteri asam laktat, terutama dari genus Lactobacillus dan Bifidobacterium. Menurut penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition (2014), yogurt dapat membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus dan meningkatkan fungsi pencernaan. Konsumsi yogurt secara teratur dapat meningkatkan jumlah bakteri baik di usus, yang membantu mencegah gangguan pencernaan seperti diare dan sembelit.
Kefir
Kefir adalah minuman fermentasi susu yang kaya akan probiotik dan memiliki kandungan mikroba yang lebih beragam daripada yogurt. Proses fermentasi kefir melibatkan bakteri asam laktat dan ragi, yang berkontribusi pada keseimbangan mikroorganisme, menghasilkan minuman dengan tekstur yang lebih cair dibandingkan yogurt.
Studi di Frontiers in Microbiology (2017) menunjukkan bahwa kefir mengandung lebih dari 30 jenis mikroorganisme yang berperan dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Kefir dapat membantu mengurangi gejala sindrom iritasi usus besar (IBS) dan peradangan di usus.
Kimchi dan Sauerkraut
Kimchi adalah hidangan tradisional Korea yang terbuat dari fermentasi sayuran, terutama kubis, yang dibumbui dengan cabai, bawang putih, jahe, dan berbagai rempah lainnya. Kimchi merupakan sumber probiotik yang sangat kaya, terutama dari genus Lactobacillus. Penelitian dalam Journal of Medicinal Food (2016) menunjukkan bahwa kimchi dapat membantu menyeimbangkan mikrobiota usus dan mengurangi risiko penyakit radang usus. Kimchi juga dapat membantu meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek (SCFA) yang penting untuk menjaga kesehatan lapisan usus.
Sauerkraut adalah fermentasi kubis yang populer di Eropa. Proses fermentasinya mirip dengan kimchi, namun rasanya lebih asam karena difermentasi dalam larutan garam oleh bakteri asam laktat. Menurut penelitian di World Journal of Gastroenterology (2019), sauerkraut kaya akan probiotik yang membantu memperbaiki gejala sindrom iritasi usus besar (IBS). Fermentasi sauerkraut meningkatkan bioavailabilitas vitamin C dan zat besi. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry (2015) menunjukkan bahwa fermentasi sayuran dapat meningkatkan kadar antioksidan, yang penting untuk kesehatan secara keseluruhan.
Tempe
Tempe adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari fermentasi kacang kedelai menggunakan kapang Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai sumber protein nabati berkualitas tinggi dan kaya akan serat serta probiotik. Tempe mengandung probiotik yang membantu meningkatkan kesehatan usus. Proses fermentasi tempe mengurangi kandungan antinutrien seperti asam fitat, sehingga meningkatkan efektivitas penyerapan nutrisi seperti zat besi dan kalsium menjadi lebih efisien. (Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition, 2015).
Kombucha
Kombucha adalah minuman teh fermentasi yang terbuat dari gula, teh, dan kultur simbiotik bakteri dan ragi (SCOBY). Kombucha populer kaya akan kandungan probiotik dan rasanya yang asam-manis. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Food Science (2014), kombucha mengandung asam organik dan probiotik yang membantu detoksifikasi hati serta mendukung fungsi pencernaan. Kombucha juga mengandung polifenol dari teh, yang memiliki efek antioksidan dan mendukung kesehatan usus.
Makanan fermentasi adalah salah satu kunci penting dalam menjaga kesehatan pencernaan dan sistem imun. Kandungan probiotiknya membantu menyeimbangkan mikrobiota usus, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan melawan gangguan pencernaan. Mengkonsumsi makanan fermentasi secara rutin dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan pencernaan dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.