Diproses dengan Bantuan Mikroba, Ini Keunikan Cincalok Makanan Tradisional Kepulauan Riau
Cincalok menggunakan bahan dasar udang rebon atau udang berukuran kecil sama seperti yang digunakan pada proses pembuatan terasi.
Cincalok menggunakan bahan dasar udang rebon atau udang berukuran kecil sama seperti yang digunakan pada proses pembuatan terasi.
Diproses dengan Bantuan Mikroba, Ini Keunikan Cincalok Makanan Tradisional Kepulauan Riau
Sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin tidak begitu mengenal Cincalok.
Makanan khas Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat ini berupa udang berukuran kecil yang diolah melalui proses fermentasi dengan bantuan mikroba.
-
Mengapa cilok jadi lauk unik? Ini jadi hal baru yang jarang ditemukan, mengingat cilok merupakan kudapan dan camilan yang biasa dimakan di luar jam makan.
-
Kenapa pecel rumbah unik? Keunikan lainnya dari rumbah adalah tidak adanya bumbu kacang di sajiannya. Ini berbeda dari menu pecel khas Kediri atau Madiun yang banyak memakai kuah kacang dengan rasa yang pedas.
-
Apa keunikan kuliner Cirebon? Namun selain empal gentong dan tahu gejrot, terdapat kuliner lainnya yang jarang diketahui bernama Sate Kalong dan Tongseng Jagal.
-
Kenapa Sambal Asem Cirebon unik? Sesuai namanya, sambal asem memiliki rasa pedas, asam dan gurih yang nagih. Makanan ini juga terbilang sehat karena berisi sayur kangkung, tauge dan timun rebus.
-
Mengapa kuliner Cilacap itu unik? Namun sebenarnya kuliner tersebut punya cita rasa dan keunikannya tersendiri yang sama sekali berbeda dengan resep rica-rica pada umumnya.
-
Apa saja bahan Peyek Udang Rebon? Bahan:150 gram tepung beras100 gram tepung kanji1 ½ sdt garam1 ½ sdt kaldu ayam bubuk1 butir telur1 saset santan instan15 lembar daun jeruk iris tipis (buang tulangnya)600 ml air100 gr udang rebon
Cincalok juga tersebar di beberapa daerah lainnya seperti di Bangka Belitung yang dikenal dengan nama Kecalok hingga ke negara Malaysia.
Cicalok merupakan salah satu makanan yang memiliki kandungan protein hingga mencapai 19 persen. Penasaran dengan proses fermentasi dalam makanan unik yang satu ini?
Simak informasinya yang dihimpun merdeka.com dari berbagai sumber berikut ini.
Bahan Dasar Udang
Cincalok menggunakan bahan dasar udang rebon atau udang berukuran kecil sama seperti yang digunakan pada proses pembuatan terasi. Namun, udang rebon dalam Cicalok ini menggunakan jenis Mysis relicta.
Melansir dari situs hmpg.che.itb.ac.id, udang jenis tersebut dianggap lebih mudah dalam melewati proses fermentasi dibandingkan dengan pengeringan pada sinar panas matahari.
Selain itu, hasil fermentasinya juga memiliki umur simpan yang lama sekitar 1 bulan.
Gunakan Mikroba
Proses fermentasi Cincalok ini juga unik yaitu menggunakan bantuan mikroba dari bakteri asam laktat. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan senyawa dengan aroma dan rasa yang khas, meningkatkan nilai cerna makanan, dan mampu menghasilkan senyawa yang membunuh mikroorganisme.
Ada banyak kandungan bakteri yang ditemukan dalam Cincalok ini, salah satunya adalah Lactobacillus sp. dan Streptococcus sp. Tak perlu khawatir, bakteri yang digunakan ini akan memberikan nilai tambah bagi pengawetan dan nilai gizi.
Cincaluk banyak digunakan dalam hidangan wilayah Asia Tenggara. Hidangan ini bermanfaat sebagai pengawet alami dan kultur starter makanan fermentasi.
Proses Pembuatan
Proses pembuatan Cincalok sendiri tidak begitu sulit. Cukup siapkan udang rebon yang dicuci dengan air laut lalu campurkan garam dan nasi. Kemudian, dibiarkan fermentasi dalam wadah tertutup selama 1-2 minggu.
Fermentasi Cincalok ini berhasil jika tekstur udang sudah hancur, berwarna merah muda, rasa asam yang menonjol dan aroma asam yang khas.