Mengapa Wanita Cenderung Lebih Panjang Umur Dibanding Pria?
Wanita cenderung memiliki usia lebih panjang dibanding pria karena sejumlah faktor.
Wanita terbukti memiliki usia dan angka harapan hidup yang lebih panjang dibanding pria karena sejumlah faktor.
Mengapa Wanita Cenderung Lebih Panjang Umur Dibanding Pria?
Kita sering mendengar bahwa wanita memiliki harapan hidup yang lebih lama daripada pria. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, angka harapan hidup (AHH) perempuan di Indonesia pada tahun 2020 adalah 73,46 tahun, sedangkan AHH laki-laki adalah 69,59 tahun. Artinya, perempuan di Indonesia memiliki AHH yang lebih tinggi 3,87 tahun dari laki-laki.
-
Kapan biasanya payudara pria membesar? Masalah ini biasanya dialami mulai usia dewasa awal hingga lanjut usia.
-
Kapan pria dianggap menarik di mata wanita? Wanita Suka Pria yang Tampil Rapi Pasalnya, selain menjadi pusat pusat perhatian, pakaian yang dikenakan seorang pria akan mencerminkan kepribadiannya di mata wanita.
-
Kapan pengantin wanita bertemu dengan pengantin pria? Saat prosesi akad nikah, sang mempelai wanita diketahui tidak dihadirkan secara langsung. Melainkan, sosoknya nampak menunggu prosesi akad nikah di dalam sebuah ruangan sembari didampingi beberapa sahabat. Sesaat setelah akad, mempelai wanita lantas menyusul ke lokasi.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan pusing sering dialami wanita? Selama masa menopause, kadar hormon seperti estrogen menurun secara drastis. Penurunan estrogen ini dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala yang sering disebut sebagai migrain menopause. Wanita juga dapat mengalami sakit kepala pada fase sebelum menstruasi atau saat menopause, yang dikenal sebagai sakit kepala peri-menopause.
-
Apa yang membedakan sampo pria dengan wanita? Tidak ada masalah dalam memilih sampo berdasarkan jenis kelamin, tetapi pada dasarnya, sampo untuk pria dan wanita memiliki komposisi yang serupa. Saat memilih sampo, penting bagi pria dan wanita untuk mempertimbangkan kebutuhan kulit kepala mereka.
Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, AHH perempuan dan laki-laki di Indonesia masih lebih rendah dari rata-rata dunia, yaitu 75,6 tahun untuk perempuan dan 70,4 tahun untuk laki-laki
Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi AHH di suatu negara adalah kualitas layanan kesehatan, gizi, sanitasi, pendidikan, lingkungan, gaya hidup, dan faktor genetik. Dilansir dari Huffington Post, sejumlah faktor kompleks mempengaruhi perbedaan ini, dan para ahli telah memberikan wawasan mengapa fenomena ini terjadi.
Hormon Estrogen Sebagai Pemain Utama
Hormon estrogen, yang umumnya terkait dengan fungsi reproduksi wanita, ternyata memiliki peran besar dalam membantu wanita hidup lebih lama.
Dr. Robert Segal, seorang kardiolog, menjelaskan bahwa estrogen mendukung kesehatan pembuluh darah dengan menyebabkan dilatasi dan meningkatkan fungsi sel endotel. Ini dapat meningkatkan aliran darah dan mengurangi risiko aterosklerosis, penyebab utama penyakit jantung.
Estrogen juga dapat memperbaiki profil kolesterol dengan menurunkan kadar kolesterol LDL (jahat) dan meningkatkan kadar kolesterol HDL (baik). Sifat anti-inflamasi estrogen juga membantu mengurangi peradangan dalam pembuluh darah, yang dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular kronis seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.
Namun, penting untuk diingat bahwa peran estrogen ini umumnya berkurang setelah wanita mengalami menopause, yang menunjukkan bahwa faktor-faktor lain juga memainkan peran penting.
Kebiasaan Hidup Berisiko Pada Pria
Para ahli menyoroti bahwa perbedaan dalam kebiasaan hidup antara pria dan wanita dapat menjadi faktor utama. Pria lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko, seperti merokok, mengonsumsi alkohol secara berlebihan, menggunakan narkoba, dan membuat pilihan diet yang buruk.
Dr. Rohit Vuppuluri, seorang kardiolog intervensi, menekankan bahwa kebiasaan-kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit paru obstruktif kronis, yang dapat memperpendek harapan hidup.
Pria juga lebih cenderung memiliki pekerjaan berbahaya, mengemudi dengan lebih sembrono, dan mengambil risiko lebih besar dalam berbagai kegiatan, termasuk olahraga. Semua ini dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera yang dapat mengurangi harapan hidup mereka.
Pola Makan dan Gaya Hidup
Pilihan pola makan dan gaya hidup juga memainkan peran dalam perbedaan harapan hidup antara pria dan wanita. Wanita cenderung membuat pilihan makanan yang lebih sehat dan bergizi secara rutin.
Blanca Garcia, seorang ahli gizi, menyatakan bahwa wanita lebih sering terlibat dalam merencanakan makanan, membeli bahan makanan yang sehat, dan mendapatkan bantuan dari ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan diet mereka.
Aktivitas fisik yang teratur juga memberikan manfaat besar bagi kesehatan jantung, pengendalian berat badan, dan kesejahteraan umum. Dr. Segal menegaskan bahwa perubahan kecil dalam kebiasaan makan dan olahraga dapat membantu pria dan wanita untuk hidup lebih lama dan lebih sehat.
Kesehatan Mental dan Dukungan Sosial
Aspek kesehatan mental juga menjadi pertimbangan penting. Menurut Avigail Lev, seorang psikolog klinis, penekanan emosional yang umum pada pria dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka.
Wanita, di sisi lain, cenderung memiliki jaringan sosial yang lebih besar dan hubungan sosial yang lebih kuat. Dukungan sosial ini dapat memberikan mekanisme koping yang lebih baik untuk mengatasi stres, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kesehatan secara menyeluruh.
Akses dan Kepatuhan Terhadap Perawatan Medis
Faktor lain yang tidak bisa diabaikan adalah akses dan kepatuhan terhadap perawatan medis.
Pria cenderung kurang cenderung untuk mencari perawatan medis secara rutin, bahkan saat mengalami gejala yang mungkin mengindikasikan masalah kesehatan yang serius. Bahkan ketika mereka mencari bantuan medis, tingkat kepatuhan terhadap perawatan seringkali lebih rendah di antara pria.
Pentingnya kunjungan rutin ke dokter, pemantauan kondisi kesehatan, dan kepatuhan terhadap rekomendasi medis tidak dapat diabaikan dalam upaya untuk meningkatkan harapan hidup.