Meningkatnya Jumlah Kanker di Indonesia Terjadi Akibat Gaya Hidup Kebaratan
Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
-
Apa saja gaya hidup yang bisa meningkatkan risiko terkena kanker? Beberapa gaya hidup yang bisa meningkatkan risiko kanker adalah: Tidak berolahraga secara teratur. Olahraga dapat membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi peradangan. Tidak berolahraga dapat menyebabkan obesitas, yang merupakan faktor risiko untuk beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, usus besar, dan rahim.Terpapar sinar ultraviolet (UV) secara berlebihan. Sinar UV dari matahari atau sumber buatan, seperti lampu solarium, dapat merusak DNA sel kulit dan menyebabkan mutasi gen. Mutasi gen dapat memicu kanker kulit, seperti melanoma dan karsinoma sel basal. Mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Makanan yang tinggi lemak jenuh, gula, garam, dan bahan pengawet dapat meningkatkan risiko kanker. Makanan yang digoreng, diasap, atau diasinkan juga dapat mengandung zat karsinogenik, yaitu zat yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker. Sebaliknya, makanan yang kaya serat, antioksidan, dan fitonutrien, seperti buah-buahan dan sayuran, dapat membantu mencegah kanker. Mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak. Alkohol dapat merusak sel-sel hati, mulut, kerongkongan, tenggorokan, dan lambung. Alkohol juga dapat meningkatkan kadar estrogen, yang dapat memicu kanker payudara. Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker hati, pankreas, kolorektal, dan payudara. Merokok atau terpapar asap rokok. Rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya, termasuk nikotin, tar, dan karbon monoksida. Zat-zat ini dapat merusak DNA sel-sel paru-paru dan organ lain, serta menyebabkan peradangan kronis. Merokok atau terpapar asap rokok dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, mulut, kerongkongan, pankreas, ginjal, dan kandung kemih.
-
Bagaimana gaya hidup tidak sehat bisa menyebabkan kanker? Kanker dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan salah satunya bisa berasal dari gaya hidup tidak sehat.Meski berakibat buruk, namun nyatanya, masih banyak orang yang mengadopsi gaya hidup tidak sehat ini. Dan tentu saja, gaya hidup ini harus segera diubah untuk meminimalisir munculnya masalah kesehatan di masa depan.
-
Kapan gejala kanker paru biasanya terasa? Paru kita itu tidak memiliki saraf perasa, tapi saraf perasa ada di lapisan dalam, sehingga kalau sudah kena sampai sana maka sudah stadium empat," kata Sita lagi.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Bagaimana sel kanker menyebar? Penyebaran sel kanker atau metastasis adalah hal yang paling ditakutkan dari penyakit kanker. Sel kanker bisa menginvasi jaringan di sekitarnya, sewaktu-waktu dapat masuk ke aliran darah atau saluran limfe dan terbawa jauh ke jaringan atau organ tubuh lain.
-
Bagaimana cara mencegah kanker usus? Cara mencegah kanker usus adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan melakukan pemeriksaan usus secara berkala. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker usus: Perbanyak konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Makanan-makanan ini kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang bisa membantu melindungi usus dari kerusakan sel dan peradangan. Serat juga bisa membantu membersihkan usus dari sisa makanan yang bisa menjadi sumber toksin.Batasi konsumsi daging merah, daging olahan, dan makanan yang dibakar. Makanan-makanan ini mengandung zat karsinogenik, yaitu zat yang bisa merusak DNA sel dan menyebabkan kanker. Daging merah juga bisa meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, yang bisa merangsang pertumbuhan sel kanker. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol. Rokok dan alkohol juga mengandung zat karsinogenik yang bisa meningkatkan risiko kanker usus. Alkohol juga bisa mengganggu penyerapan folat, yaitu vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan sel.Berolahraga secara rutin. Olahraga bisa membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan metabolisme, dan mengurangi peradangan di usus. Olahraga juga bisa merangsang gerakan usus, sehingga mencegah penumpukan sisa makanan di usus. Jalani skrining kanker usus secara berkala. Skrining kanker usus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya polip atau tumor di usus besar.Polip adalah benjolan yang bisa menjadi kanker jika tidak diangkat. Skrining kanker usus bisa dilakukan dengan kolonoskopi, sigmoidoskopi, tes darah samar, atau tes DNA tinja.
Meningkatnya Jumlah Kanker di Indonesia Terjadi Akibat Gaya Hidup Kebaratan
Fenomena peningkatan kasus kanker di Indonesia, terutama pada usia muda, telah menjadi perhatian serius Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Peningkatan ini dianggap sebagai hasil dari penerapan gaya hidup yang tidak sehat, yang cenderung mengikuti pola hidup negara-negara barat.
Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, Ketua Umum YKI, menekankan bahwa faktor risiko kanker sebagian besar terkait dengan gaya hidup dan kebiasaan, yang semakin banyak ditemui di era saat ini.
“Kita tidak bisa menyangka angka kanker semakin banyak, mungkin tidak akan turun sampai satu abad lagi. Sebenarnya, 90 persen kanker itu faktor risikonya ada di gaya hidup (lifestyle) dan kebiasaan dan kita masuk ke era di mana penyebab kanker makin banyak,” katanya beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Aru mengidentifikasi dua faktor utama yang menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker. Pertama, kemajuan dalam alat medis telah memungkinkan deteksi penyakit kanker menjadi lebih cepat dan akurat. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah kasus yang terdeteksi di masyarakat.
Faktor kedua adalah gaya hidup dan lingkungan sekitar yang mempengaruhi pola makan dan aktivitas fisik seseorang. Pada masa lampau, pola makan yang lebih sehat dengan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan segar lebih umum.
Namun, di zaman modern, makanan cepat saji yang kurang bergizi lebih mudah diperoleh. Perubahan pola makan yang mencakup lebih banyak makanan olahan dan cepat saji mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Aru memberikan contoh bahwa permintaan akan menu sayuran di restoran cepat saji cenderung rendah, menunjukkan dominasi gaya hidup yang cenderung ke arah konsumsi makanan yang kurang sehat. Hal ini juga tercermin dalam peningkatan kasus kanker, seperti kanker usus besar, yang sebelumnya jarang terjadi pada usia muda, namun sekarang semakin meningkat.
Selain pola makan yang kurang sehat, kurangnya aktivitas fisik juga menjadi faktor risiko penting dalam timbulnya kanker. Aru menggarisbawahi bahwa kurangnya gerak badan, seperti kebiasaan menggunakan transportasi daring daripada berjalan kaki, telah menyebabkan peningkatan risiko kanker pada masyarakat modern.
Ia menjelaskan bahwa makanan berkontribusi sekitar 35 persen terhadap risiko kanker, diikuti oleh rokok dengan 30 persen, dan kurangnya aktivitas fisik dengan persentase yang signifikan.
Aru juga mencatat bahwa peran industri rokok menjadi faktor yang memperburuk situasi. Meskipun upaya pemerintah dan media dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kanker dan pentingnya deteksi dini telah dilakukan, namun industri rokok tetap mendominasi.
“Kita tahu bahwa faktor makanan saja sudah mengambil faktor risiko kira-kira 35 persen, rokok 30 persen. Kurang olahraga ambil tempat juga, jadi memang dunia kita ini jadi lebih mudah untuk kena kanker dibanding eyang-eyang kita dulu,” ucapnya.
Aru menegaskan bahwa YKI akan terus berupaya dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan perubahan gaya hidup sehat. Dengan edukasi yang kuat, diharapkan stigma masyarakat terhadap kanker dapat diatasi.
“Contohnya belum semua wanita mau diperiksa oleh (dokter) laki-laki untuk pap smear. Ini tugas kami sebagai YKI menggandeng pemerintah. Akan semakin baik bila pemerintah mendukung program-program kami baik dari sisi fasilitas maupun pendanaan,” katanya.