Miliki Riwayat Serangan Jantung di Keluarga, Kapan Sebaiknya Mulai Melakukan MCU?
Seseorang yang punya riwayat keluarga dengan serangan jantung dianjurkan untuk medical check up (MCU) atau cek kesehatan berkala sejak usia 20. Guna menengok faktor risikonya terkontrol atau tidak.
Risiko serangan jantung yang dimiliki seseorang bisa berasal dari berbagai macam hal termasuk dari keluarga. Bagi mereka yang memiliki riwayat serangan jantung dari keluarga adalah dengan mengetahui kondisinya dengan sesering mungkin melakukan cek kesehatan.
Seseorang yang punya riwayat keluarga dengan serangan jantung dianjurkan untuk medical check up (MCU) atau cek kesehatan berkala sejak usia 20. Guna menengok faktor risikonya terkontrol atau tidak.
-
Kenapa penting untuk rutin mengecek kesehatan pendengaran? Ingatlah, pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Jaga kesehatan pendengaran Anda dengan baik dan terapkan langkah-langkah pencegahan di atas saat berada di lingkungan yang sangat bising.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Kapan harus melakukan pemeriksaan medis terkait detak jantung? Irama jantung yang sehat dan normal berkisar antara 60-100 kali per menit. Jika detak jantung terasa lebih cepat dari biasanya atau terdapat detak tambahan yang tidak teratur, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan medis. "Detak jantung dalam kondisi istirahat seharusnya 60-100 kali per menit. Jika detak jantung cepat saat istirahat, perlu diperiksa hormon tiroid atau ada sesuatu yang salah dengan jantungnya," kata dr. Gabi.
-
Kapan Ariyo Wahab melakukan medical check up? Rutin medical check up yang pasti. Nggak cuma saya, tetapi juga istri. Anak juga tapi lebih ke aku sama istri dulu," kata Ariyo di RS Brawijaya Saharjo, Jakarta, Rabu (13/9/2023).
-
Bagaimana kesurupan bisa dijelaskan dari sudut pandang kesehatan? Kesurupan adalah kondisi ketika seseorang kehilangan identitas pribadinya dan berperilaku seperti orang lain atau makhluk lain. Orang yang kesurupan biasanya tidak sadar akan apa yang ia lakukan dan tidak bisa mengendalikan dirinya.
-
Mengapa pemeriksaan kesehatan secara rutin menjadi penting untuk dilakukan? Pemeriksaan kesehatan atau medical check-up secara rutin merupakan upaya preventif yang krusial. Protokol skrining kesehatan yang telah disempurnakan dengan standar internasional memungkinkan deteksi dini ini, mencakup pemeriksaan fisik, tes laboratorium, hingga konsultasi dengan tenaga kesehatan. Pemeriksaan tahunan ini juga dinilai penting mengingat kini risiko penyakit degeneratif cenderung meningkat.
Menurut Dr dr Dafsah Arifa Juzar SpJP (K), sakit jantung dimulai dari sakit pembuluh darah dan itu merupakan proses degenaratif. Untuk seseorang yang sudah 'punya' faktor risiko, MCU berguna untuk mengetahui posisinya.
"Kayak misalnya, usia pembuluh darahnya kayak umur berapa. Yang di luar okelah berumur misalnya 40 tahun, belum tentu umur pembuluh darahnya kayak orang berumur 40 tahun," kata Dafsah saat berbincang dengan Health Liputan6.com belum lama ini.
MCU, lanjut Dafsah, adalah proses deteksi untuk mencegah agar proses degenaratif tidak berjalan prematur. Justru kalau bisa ditunda selambat mungkin.
"Ini alasannya perlu medical check up sejak usia muda. Usia 40 itu tidak muda lagi. Dan, proses degenaratif itu mulainya dari teenager (remaja), bibitnya sudah ada," ujar dokter jantung spesialiasi intervensi kardiologi dan kardiovaskular intensif di Heartology Cardiovascular Center, Brawijaya Hospital Saharjo.
Sementara bagi seseorang yang terlahir dari keluarga tanpa riwayat penyakit berbahaya, termasuk serangan jantung, dianjurkan mulai untuk MCU begitu masuk umur 'kepala 3'.
"Kalau tidak ada, usia 30 sudah perlu MCU untuk mengetahui setidaknya ada darah tinggi atau enggak, kolesterol baik atau enggak, ada kencing manis atau enggak," kata Dafsah.
"Jadi, yang penting tahu itu dulu. Nah, kalau sudah ada abnormalitas, berarti harus sudah deteksi dini, dan MCU-nya harus ada tes stres treadmill," dia menekankan.
Sedangkan untuk seseorang yang sudah terbiasa menghadiahi dirinya sendiri dengan MCU lengkap dan rutin, menurut Dafsah yang dicari bukan ada faktor risiko atau enggak, tapi lebih jauh lagi.
"Faktor risikonya mungkin bisa enggak ada, tapi karena kayak usia 40 kan prosesnya degenaratif, jadi, kriteria 10 tahun untuk terjadi kejadian jantung berapa besar," kata Dafsah.
Dia, mengatakan, ini dilihat dari usia, tekanan darah, dan kolesterol,"Kalau misalnya low risk, lima tahun lagi dievaluasi. Kalau very high risk di pembuluh darahnya sudah terjadi sesuatu, waktu evaluasi tentu akan berbeda.".
TES MCU yang Bisa Dilakukan
Beragam tes dilakukan ketika seseorang melakukan MCU guna melihat kondisi jantungnya. Di rumah sakit tempat Dafsah berpraktik, tes terdiri dari:
1. Treadmill
"Jantungnya dipacu kemudian dilihat apakah dengan jantung bekerja keras, suplainya bisa mencukupi demand yang meningkat atau enggak. Ini bisa terlihat dari treadmill," katanya.
"Kalau dilihat ternyata kurang, dokter akan menginvestigasi lebih lanjut. Ini kurangnya karena ada penyempitan atau karena apa," Dafsah menambahkan.
2. USG pada Kaki dan Arteri Karotis
Pasien yang melakukan MCU jantung di Heartology Cardiovascular Center akan menjalani tindakan Carotid Doppler Ultrasound (CDU) dan Femoral Doppler Ultrasound (FDU).
CDU adalah USG pada leher guna menilai apakah terdapat penyumbatan darah pada arteri karotis, dan FDU merupakan USG pada kaki untuk menilai apakah terdapat penyumbatan di arteri perifer.
"Itu karena plak ada di pembuluh darah. Jadi, yang paling gampang dilihat langsung adalah di leher dan kaki. Biasanya, kalau di leher dan kaki ada plak, di jantung juga ada," katanya.
"Karena kan jantung yang bekerja terus, tidak pernah berhenti. Dan, pembuluh darahnya jauh lebih kecil. Kalau misalnya ada itu, bukan hanya jantungnya saja yang berbahaya, tapi kepala (otak) juga kayak stroke," dia menambahkan.
Hal-hal ini yang menurut Dafsah mengapa serangan jantung dan stroke memiliki faktor risiko yang sama.
Faktor risikonya terdiri dari darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, kencing manis, dan riwayat keluarga.
"Itu yang tradisional. Yang non tradisional ada lagi," ujarnya.
Reporter: Aditya Eka Prawira
Sumber: Liputan6.com