Pahami Tanda Bahaya saat Persiapan Persalinan yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil
Respons yang cepat perlu dilakukan dalam mengenali tanda bahaya saat persiapan persalinan oleh ibu hamil.
Respons yang cepat perlu dilakukan dalam mengenali tanda bahaya saat persiapan persalinan oleh ibu hamil.
-
Kenapa menjahit dianggap berbahaya bagi ibu hamil? Dalam larangan tersebut diungkapkan bahwa menjahit saat hamil dapat menyebabkan bayi lahir cacat atau mengalami bibir sumbing. Mengerikan, bukan? Namun, apakah benar demikian?
-
Bagaimana payudara ibu menyusui berubah? Produksi ASI dimulai bahkan sebelum pasokan ASI lengkap, biasanya dua hingga empat hari setelah melahirkan. Pada tahap ini, beberapa ibu mengalami masa pembengkakan ketika payudara terasa sangat penuh dan tidak nyaman. Namun, ini biasanya berlangsung singkat dan membaik dalam 48 hingga 72 jam.
-
Kenapa dzikir penting dilakukan oleh ibu hamil? Hamil adalah fase yang sangat penting bagi anak, meskipun masih belum bisa berinteraksi dan beraktivitas seperti manusia dewasa, bayi yang berada di dalam kandungan juga memerlukan suplemen, baik suplemen energi maupun spiritual.
-
Bagaimana kailan membantu melancarkan peredaran darah ibu hamil? Kandungan serat dalam kailan dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan sirkulasi darah ibu hamil. Serat yang terdapat dalam kailan dapat membantu menghindari risiko tekanan darah tinggi dan pencegahan pembekuan darah.
-
Kenapa mimpi keguguran bisa terjadi pada ibu hamil? Ada banyak alasan untuk menjadi stres selama kehamilan. Sebagai contoh, perasaan prihatin tentang kesehatan dan kesejahteraan bayi, sehingga menyebabkan masalah gangguan tidur dan pikiran menjadi negatif.
-
Kapan mual dan muntah biasanya dialami ibu hamil? Mual dan muntah sebenarnya kondisi yang umum terjadi pada kehamilan trimester pertama.
Pahami Tanda Bahaya saat Persiapan Persalinan yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil
Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso, dr. Agustina Nurmala Sp.OG, ibu hamil perlu memperhatikan tanda-tanda bahaya yang mungkin terjadi saat persalinan, yang dapat membahayakan baik ibu maupun bayinya, salah satunya adalah perdarahan.
"Perdarahan ini harus waspada karena ini bisa membuat anemia, bisa bikin syok dan bisa bikin kematian ibu dan bayi," ungkap Agustina beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Selain perdarahan, tanda bahaya lain yang harus diwaspadai adalah jika tali pusat bayi menyembul keluar sebelum penurunan kepala. Lebih lanjut, kondisi ibu yang terlihat lemas dapat menjadi indikasi bahwa persalinan tidak akan berjalan lancar karena kelemahan tubuh ibu dalam melakukan proses mengejan, terutama bagi ibu dengan riwayat kejang.
- 10 Tanda yang Perlu Dikenali saat Demam yang Dialami Ternyata Merupakan Gejala Penyakit yang Lebih Parah
- Bawaan Hamil Bayi Perempuan yang Sering Dipercaya, Ketahui Ciri-Cirinya
- Cara Mengatasi Cemas Menjelang Persalinan, Ibu Baru Wajib Tahu
- 7 Tanda Penuaan Dini pada Wajah dan Pemicunya, Cegah Sebelum Terlambat
"Jika Ibu sudah pusing, pandangan kabur, nyeri dada dengan riwayat hipertensi, itu adalah tanda-tanda akan kejang jadi harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat," tambahnya.
Selain memperhatikan tanda-tanda bahaya tersebut, ibu hamil juga perlu memantau kondisi air ketuban menjelang persalinan. Idealnya, air ketuban memiliki warna jernih.
Jika air ketuban sudah berubah menjadi keruh atau kehijauan, ibu hamil harus segera mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan baik bidan maupun rumah sakit. Agustina juga menekankan pentingnya mendapatkan pertolongan medis jika ibu mengalami nyeri di area perut, karena bisa menjadi tanda bahaya bagi ibu maupun janin.
Selain memahami tanda bahaya persalinan, ibu hamil juga harus mempersiapkan segala kebutuhan yang dapat membantu kelancaran proses persalinan. Ini termasuk memastikan bahwa persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan yang memadai seperti puskesmas, klinik bersalin, atau rumah sakit.
Pastikan juga transportasi sudah tersedia untuk pergi ke tempat persalinan saat mulai mengalami kontraksi.
"Persiapkan biaya, bikin BPJS ataupun asuransi yang lain sehingga ibu bersalin tidak kesulitan dalam pembiayaan, yang dipersiapkan lainnya pendonor darah jika diperlukan," sarannya.
Pendonor darah diperlukan jika ibu mengalami kekurangan darah saat proses persalinan. Biasanya, pendonor darah disiapkan dari keluarga dengan golongan darah yang sama dengan ibu.
Terakhir, ibu hamil juga harus memilih jenis kontrasepsi yang akan digunakan setelah persalinan. Para tenaga kesehatan sering memberikan edukasi tentang jenis kontrasepsi yang tepat untuk ibu pasca persalinan.
"Kita sudah mengedukasi jika nanti bersalin sebaiknya memakai KB apa jadi ibu hamil sudah tahu bukan nanti pas melahirkan masih bingung," jelas Agustina.
Dengan memahami tanda bahaya dan mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan, ibu hamil dapat menghadapi proses persalinan dengan lebih tenang dan terkontrol.