Pakar Kesehatan Ajak Masyarakat Lebih Kritis Soal Informasi yang Mengesampingkan Bahaya BPA
Opini yang mengesampingkan bahaya BPA banyak beredar, masyarakat diharapkan kritis dalam memilah informasi yang ada.
Isu tentang bahaya senyawa kimia Bisfenol A (BPA) masih terus menjadi perhatian serius hingga saat ini. Di tengah berbagai argumentasi pro dan kontra senyawa BPA, pakar kesehatan mengajak masyarakat lebih kritis. Terutama pada opini yang tidak menjadikan bahaya BPA sebagai perhatian utama.
Pakar kesehatan dr. I Made Oka Negara, S.Ked, M.Biomed dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, di sela seminar “BPA Free: Perilaku Sehat, Reproduksi Sehat, Keluarga Sejahtera”, di Hotel Amarossa Cosmo Jakarta (5/9), menjelaskan bahwa masyarakat harus bisa memilah mana opini yang sifatnya netral dan mana yang pro.
-
Di mana kontaminasi BPA pada galon guna ulang berpotensi terjadi? Kontaminasi BPA pada galon guna ulang, demikian sebutan populernya, berpotensi terjadi bila proses pencucian dan distribusi galon "tidak tepat”. Misalnya, saat produsen menyemprot galon bekas dengan suhu tinggi, menggunakan deterjen atau menggosok bagian dalam galon hingga tergores serta membiarkan galon terpapar sinar matahari langsung dalam waktu yang lama saat pengantaran ke konsumen.
-
Mengapa BPOM mendorong labelisasi bahaya BPA pada galon guna ulang? Penny menegaskan, seperti dikutip Antara (17/7), kebijakan labelisasi bahaya BPA pada galon guna ulang berbahan polikarbonat didasari atas isu global serta penelitian secara saintifik.
-
Di mana BPA biasanya terdapat selain pada wadah galon? Menurut dia, senyawa BPA biasanya terdapat pada wadah makanan dan minuman, botol minum bayi, lapisan kaleng, peralatan olahraga, hingga aksesori otomotif.
-
Dimana ditemukannya AMDK yang tercemar BPA? Keenam daerah yang AMDK galonnya diduga tercemar paparan BPA, di antaranya Medan, Bandung, Jakarta, Manado, Banda Aceh, dan Aceh Tenggara.
-
Apa saja tujuh penyakit yang berkaitan dengan BPA pada galon guna ulang? Ema merinci ketujuh penyakit tersebut termasuk gangguan sistem reproduksi baik pria maupun wanita, diabetes dan obesitas, gangguan sistem kardiovaskular, gangguan ginjal, kanker, gangguan perkembangan kesehatan mental dan Autism Spectrum Disorder (ASD) pada anak.
-
Kenapa BPOM mewajibkan pencantuman potensi bahaya BPA pada kemasan galon polikarbonat AMDK? Ya, diketahui bahwa aturan tersebut dibikin untuk mengurangi kekhawatiran para konsumen akan risiko Bisfenol A (BPA) pada air minum dalam kemasan.
Ia juga menegaskan perlunya sikap kritis semua pihak terhadap segelintir penelitian yang cenderung mengesampingkan bahaya BPA. Penegasan ini disampaikannya sebagai bagian dari edukasi bahaya pencemaran BPA dalam sesi seminar tersebut.
Praktik Distribusi Galon Guna Ulang yang Memprihatinkan
Tak hanya sampai di situ, dr. Oka Negara juga menyoroti praktik industri AMDK dalam pemakaian galon guna ulang yang cukup memprihatinkan. Proses distribusinya sering kali menggunakan truk terbuka yang membuat kondisinya jadi terkena paparan langsung sinar matahari dengan suhu ekstrem.
Paparan inilah yang memicu pelepasan senyawa Bisfenol A (BPA) dari dinding kemasan galon ke dalam air yang diwadahinya.
“Galon ini menjadi masalah pada waktu akan ditransport atau didistribusikan, mulai dari yang kosong mau diisi, maupun yang sudah diisi dan (dikirim) ke distributor-distributornya, itu saya lihat dan beberapa data menyebutkan bahwa walaupun mereka tidak panas, tapi dalam distribusinya bisa terpapar panas, karena ditaruh di truk-truk terbuka,” kata dr Oka Negara.
“Jadi paparan panas dan paparan sinar ultraviolet (UV), akan menyebabkan BPA-nya terlepas,” katanya menambahkan. “Kalau bisa, saran saya, truk-truk pengangkutnya berataplah, jadi tidak ada pengaktifan BPA-nya jadi tergelontor lepas.”
- Ahli Kesehatan: Jika BPA Masuk Tubuh, 90 Persen Dibuang Melalui Urine dan Feses
- Bahaya Asap Rokok yang Menempel pada Pakaian, Begini Cara Menghilangkannya
- Tanggapan Pakar Soal Upaya Pengaburan Fakta BPA, Sebut Pelabelan Bahaya BPA Demi Kesehatan Masyarakat
- Waspada Tautan Undangan Grup yang Mengatasnamakan BPJS Kesehatan
Ia melanjutkan, “Dalam konteks kandungan senyawa kimia BPA, beberapa penelitian sudah sangat masif menjelaskan bahwa BPA berbahaya secara akumulatif untuk kesehatan,”.
Berisiko pada Organ Reproduksi
Sebagai informasi, dr. Oka Negara memiliki kompetensi di bidang kesehatan seksual dan reproduksi. Hingga saat ini, ia juga aktif di Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Bali. Dengan kompetensinya, ia menegaskan bahwa paparan senyawa BPA terutama saat masih janin di dalam kandungan, bisa menyebabkan kelainan pada organ reproduksi baik pada perempuan maupun laki-laki.
“BPA ini masuk dalam konteks Endocrine Disrupting Chemicals (EDCs) atau bahan-bahan kimia yang mengganggu hormon.”
Ia melanjutkan, "Jika dikonsumsi secara terus-menerus, (bisa menimbulkan) gangguan estrogen, dan pada laki-laki berpotensi mengalami micropenis, berpotensi mengalami gangguan kesuburan. Kalau pada perempuan, cenderung mengalami debut seksual lebih awal, payudaranya dan panggulnya lebih besar lebih awal,” ungkapnya.
Ia juga ikut menunjukkan kekhawatiran paparan BPA menjadi penyebab turunnya angka kesuburan perempuan. Jadi menurutnya, sekarang adalah pilihan dari masyarakat sendiri untuk mengabaikan fakta bahaya BPA atau mengubah hidup yang lebih berkualitas sebagai generasi yang benar-benar lebih sehat.
(*)