Sama Menyerang Paru-Paru, Ketahui Beda Penularan antara COVID-19 dengan TBC
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan RI dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes menyebutkan beberapa perbedaan dua penyakit ini dimulai dari segi penularan, tindakan pencegahan, hingga pengendalian infeksi.
COVID-19 merupakan masalah kesehatan yang menyerang paru-paru kita. Kesamaan gejala serta kondisi yang terjadi menyebabkan masalah kesehatan ini sering sulit dibedakan dengan masalah paru-paru lain termasuk tuberkulosis (TBC).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan RI dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes mengatakan TBC dan COVID-19 memiliki berbagai perbedaan. Dalam webinar beberapa waktu lalu, ia menyebutkan beberapa perbedaan dua penyakit ini dimulai dari segi penularan, tindakan pencegahan, hingga pengendalian infeksi.
-
Apa yang diluncurkan oleh BPJS Kesehatan dan Kemenkes untuk mengatasi masalah pengobatan Tuberkulosis? Dalam acara ini diluncurkan Inovasi Pembiayaan Kesehatan Strategis Tuberkulosis melalui metode pendanaan JKN.
-
Bagaimana cara menularnya penyakit tuberkulosis? Penularan penyakit ini pun bisa menyebar melalui udara.
-
Gejala apa saja yang biasanya dialami penderita TB paru? Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menderita TB paru, biasanya mereka akan: • batuk berdahak • batuk darah • mengalami demam yang konsisten, termasuk demam ringan • mengalami keringat malam • mengalami nyeri dada • mengalami penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
-
Di mana angka penderita TBC meningkat? Angka penderita penyakit Tuberculosis atau TBC terus meningkat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
-
Apa saja gejala TBC pada anak? Anak Anda mungkin mengalami TBC jika memiliki gejala-gejala antara lain sebagai berikut: Batuk yang berkepanjangan: Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu dapat menjadi gejala awal TBC.Demam: Demam yang berlangsung lebih dari 2 minggu dapat menjadi gejala TBC.Berat Badan Turun Drastis: Kehilangan berat badan drastis dapat menjadi tanda adanya infeksi TBC.Badan Menggigil: Badan menggigil dapat menjadi gejala TBC.Badan Berkeringat Malam Hari: Berkeringat di malam hari dapat menjadi gejala TBC. Kehilangan Nafsu Makan: Kehilangan nafsu makan dapat menjadi gejala TBC.Nyeri Dada: Nyeri dada dapat menjadi gejala TBC.Sulit Bernapas: Sulit bernapas dapat menjadi gejala TBC.Dalam beberapa kasus, TBC pada anak tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dan tes untuk mendeteksi infeksi awal.
-
Apa yang harus dilakukan jika ada anggota keluarga terdiagnosis TBC aktif? “Kalau ada yang TBC aktif maka harus skrining seluruh anggota keluarga, siapa yang terkena TBC, dalam hal ini bisa saja tertular TBC aktif bisa juga terpapar tapi nggak sakit atau TBC laten, itu ditentukan apakah harus segera tindak lanjut apakah di obati, atau diberikan terapi pencegahan TBC supaya ngga jadi aktif,” sarannya.
Dari segi penularan, TBC masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. Sedangkan, COVID-19 masuk ke dalam tubuh melalui kontak pada permukaan terutama pada mata, hidung, dan mulut.
“Terkait tindakan pencegahan pada COVID-19, dilakukan karantina terhadap pasien dan isolasi terhadap kontak serta penggunaan alat pelindung diri (APD) secara luas,” ujar Wiendra.
“Sedangkan pada TBC belum ada tindakan karantina terhadap pasien maupun kontak dan penggunaan APD masih terbatas,” tambahnya.
Dalam pengendalian infeksi COVID-19 dilakukan disinfeki ruangan dan penggunaan APD lengkap. Sedangkan pada pengendalian TBC belum ada perlakuan disinfeksi ruangan serta penggunaan APD lebih sederhana.
“TBC adalah epidemi yang bergerak lambat, data triwulanan adalah keharusan di tingkat nasional. Sedangkan, COVID-19 membutuhkan pembaruan data harian dan harus dilaporkan ke Peraturan Kesehatan Internasional WHO dalam waktu 24 jam,” terangnya.
Persamaan
Selain memiliki perbedaan, keduanya juga ternyata memiliki berbagai kesamaan. Dilihat dari segi penularan, keduanya sama-sama dapat menular melalui percikan ludah. Penularannya pun bisa berasal dari orang yang tidak memiliki gejala.
Dari segi tindakan pencegahan keduanya perlu dicegah dengan penemuan kasus secara aktif melalui pelacakan. Selain itu, pemakaian masker dan identifikasi daerah dengan kasus yang tinggi juga bisa menjadi tindakan yang diambil untuk mencegah penularan kedua penyakit ini.
Persamaan lain antara COVID-19 dengan TBC terletak di pengendalian infeksinya. Pengendalian bisa dimulai dengan tindakan administratif termasuk triase pasien berdasarkan gejala pernapasan serta menyarankan pasien untuk memakai masker.
“Tindakan lingkungan berupa ventilasi dan aliran udara yang memadai dalam ruang tunggu, ruang konsultasi, area rawat inap serta penggunaan alat pelindung diri (APD), dan penggunaan etika batuk,” tandasnya.
Reporter: Ade Nasihudin Al Ansori
Sumber: Liputan6.com