Stres Rentan Terjadi saat Lebaran, Ketahui Penyebab serta Cara Mencegahnya
Pada masa-masa Lebaran seperti saat ini, masalah berupa stres bisa rentan terjadi bagi siapa saja.
Pada masa-masa Lebaran seperti saat ini, masalah berupa stres bisa rentan terjadi bagi siapa saja.
-
Bagaimana stres dapat berdampak buruk pada kesehatan mental? Selain kesehatan fisik, stres yang nggak dikelola dengan baik pun juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental. Beberapa dampak buruknya antara lain seperti munculnya depresi, insomnia, hingga burnout. Adanya dampak buruk seperti ini pastinya dapat menghilangkan motivasi dan membuat individu merasa nggak berdaya. Fatalnya, orang yang mengalami dampak buruk stres yang satu ini dapat kehilangan semangat hidupnya dan mudah menyerah begitu saja.
-
Bagaimana cara mengelola stres untuk mencegah gangguan psikosis? Stres dapat memicu munculnya gejala psikosis pada seseorang yang rentan. Oleh karena itu, penting untuk belajar mengelola stres dengan baik. Anda dapat melakukan aktivitas yang menenangkan seperti meditasi, yoga, atau olahraga secara teratur.
-
Kapan rasa takut berlebihan menjadi gejala dari masalah kesehatan mental? Ketakutan juga bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi kesehatan mental termasuk gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, fobia, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
-
Bagaimana cara mudah meredakan stres? Melakukan aktivitas fisik selama minimal 30 menit setiap hari. Berjalan kaki, berlari, atau bersepeda dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
-
Kenapa memaafkan bisa mengurangi stres? Memaafkan dapat membantu mengurangi tingkat stres yang dialami seseorang. Ketika seseorang memendam dendam atau marah terhadap orang lain, hal itu dapat menyebabkan stres kronis yang merugikan kesehatan mental.
-
Kenapa stres bisa muncul? Stres dapat muncul ketika seseorang menghadapi ancaman, tekanan, atau tuntutan yang dirasakan sebagai beban berat. Situasi seperti deadline pekerjaan, ujian, atau masalah keuangan dapat menjadi pemicu stres.
Stres Rentan Terjadi saat Lebaran, Ketahui Penyebab serta Cara Mencegahnya
Bersilaturahmi saat lebaran adalah kegiatan yang menjadi tradisi di banyak keluarga dan komunitas di Indonesia. Namun, tak semua orang nyaman untuk bersilaturahmi pada saat lebaran ini.
Adanya pertanyaan-pertanyaan atau basa-basi dari keluarga atau famili yang jarang bertemu bisa menjadi momok bagi beberapa orang. Hal ini kadang bisa kurang nyaman kita terima sehingga menyebabkan munculnya stres.
Adanya pertanyaan yang terlalu ikut campur kehidupan kita atau karena ada masalah pribadi, lebaran bisa jadi tak lagi menyenangkan. Ketakutan atau tekanan yang kita alami ini bisa menjadi penyebab munculnya stres.
Sejumlah hal bisa menjadi penyebab munculnya stres saat lebaran ini. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan stres saat bersilaturahmi adalah:
Tekanan Sosial
Saat bersilaturahmi, kita mungkin merasa terpaksa untuk memenuhi ekspektasi orang lain dan mencapai standar tertentu dalam bertindak, bicara, dan berpakaian. Hal ini dapat menyebabkan tekanan sosial yang berat dan menimbulkan stres.
Pertanyaan yang Tidak Nyaman
Saat berkumpul dengan keluarga atau teman-teman, kita mungkin akan ditanya mengenai kehidupan pribadi, seperti status pernikahan, pekerjaan, atau kehidupan romantis. Bagi seseorang, pertanyaan seperti ini dapat menimbulkan rasa malu, tidak nyaman, dan membuat mereka merasa kurang berharga.
Rasa Kesepian
Bagi seseorang, berkumpul dengan keluarga atau teman-teman bisa menimbulkan rasa kesepian dan perasaan tertinggal. Kondisi ini bisa tak nyaman dan menyebabkan stres.
Kebosanan
Jika kita tidak memiliki banyak aktivitas atau topik pembicaraan yang menarik saat berkumpul dengan keluarga atau teman-teman, kita mungkin merasa bosan dan kurang bersemangat. Hal ini mungkin dialami dengan keluarga yang jarang kita temui atau yang tak memiliki kesamaan minat.
Cara Cegah Stres saat Lebaran
Untuk mengatasi stres saat bersilaturahmi, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan, antara lain:
Menyiapkan Topik Pembicaraan
Sebelum berkumpul dengan keluarga atau teman-teman, siapkan topik pembicaraan yang menarik dan relevan. Hal ini dapat membantu menghindari keheningan yang tidak nyaman dan meningkatkan kenyamanan dalam berkomunikasi.
Menjaga Perspektif yang Positif
Coba berpikir positif dan melihat sisi positif dari situasi sosial seperti bersilaturahmi. Fokus pada pengalaman menyenangkan yang dapat diambil dari pertemuan tersebut.
Menetapkan Batasan
Jika pertanyaan atau topik tertentu terasa tidak nyaman, kita dapat menetapkan batasan dengan sopan dan jelas. Misalnya dengan mengatakan bahwa kita tidak ingin membahas topik tersebut.
Menghubungi Teman atau Keluarga Lainnya
Bagi seseorang yang merasa kesepian, mencari teman atau keluarga lainnya yang memiliki minat atau kegiatan yang sama dapat membantu mengurangi rasa kesepian.
Fokus pada Kegiatan Positif Lainnya
Cobalah fokus pada kegiatan atau hobi yang positif dan menyenangkan untuk mengurangi kebosanan dan mengalihkan perhatian dari stres.
Munculnya rasa stres di kala Lebaran ini kerap tidak bisa dihindari. Jikakondisi terjadi secara terus-menerus, pastikan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau tenaga kesehatan mental untuk mengatasinya.