Stroke Kini Rentan Dialami Anak Muda, Ketahui Faktor Pemicu dan Cara Mengatasinya
Stroke dapat terjadi pada orang-orang muda, termasuk mereka yang masih dalam masa produktif.
Seringkali, stroke dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang orang tua. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa stroke juga dapat menyerang individu muda, bahkan mereka yang masih berada dalam masa produktif. Fenomena ini menjadi semakin mengkhawatirkan mengingat banyaknya kasus stroke yang terjadi pada usia di bawah 40 tahun, yang sebelumnya dianggap sangat jarang. Stroke pada usia muda tidak hanya dapat menurunkan kualitas hidup, tetapi juga berpotensi memicu dampak jangka panjang yang serius jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Beberapa faktor seperti pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta tingkat stres yang tinggi, menjadi penyebab utama meningkatnya risiko stroke di kalangan orang dewasa muda.
Bagaimana sebenarnya stroke dapat menyerang orang muda, dan langkah-langkah apa yang bisa diambil untuk mencegahnya? Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan dari Spesialis Saraf atau Neurologi RS EMC Grha Kedoya, dr. Anastasia Maria Loho, Sp.N ini! Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai faktor-faktor risiko dan tindakan pencegahan, kita dapat lebih waspada dan menjaga kesehatan agar terhindar dari stroke di usia muda.
-
Kapan anak bisa mengalami stroke? Stroke pada anak bisa terjadi di usia satu bulan hingga 18 tahun.
-
Kenapa anak bisa mengalami stroke? Stroke pada anak bisa dikategorikan menjadi dua jenis, yakni stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi saat aliran darah di otak terhambat akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah otak anak.
-
Apa saja gejala stroke yang sering dialami anak-anak? Gejala stroke pada anak dapat bervariasi, tetapi umumnya mencakup kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara atau memahami, ketidakseimbangan, sakit kepala parah, atau perubahan perilaku.
-
Mengapa stroke pada anak bisa terjadi? Stroke pada anak adalah kondisi serius yang jarang terjadi namun bisa memiliki dampak yang signifikan.. Berikut adalah beberapa penyebab umum stroke pada anak: 1. Penyakit Jantung BawaanBeberapa kelainan jantung bawaan dapat meningkatkan risiko stroke pada anak. Kelainan ini mungkin mempengaruhi aliran darah ke otak atau menyebabkan pembentukan bekuan darah.
-
Apa yang dimaksud dengan stroke? Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau terhenti, biasanya karena penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Hal ini menyebabkan sel-sel otak tidak mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup, sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
-
Bagaimana cara mencegah stroke di usia muda? Simak cara berikut ini supaya anda terhindar dari risiko stroke di usia muda, berikut ini yang bisa dilakukan: - Olahraga teratur setidaknya 20 - 30 menit per hari. Kamu bisa melakukan olahraga yang disukai, seperti jalan kaki, lari, bersepeda, berenang, yoga, dan olahraga lainnya.- Diet sehat, yaitu mengonsumsi makanan bergizi seimbang, seperti sayur dan buah-buahan.- Menghindari rokok, alkohol, dan penyalahgunaan obat-obatan.- Rutin memantau tekanan darah dan memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter.
Faktor Penyebab Stroke di Usia Muda
Menurut dr. Anastasia, stroke dapat terjadi pada usia muda disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang berdampak pada kesehatan jantung dan pembuluh darah. Ia menjelaskan bahwa mulai dari kelainan pada pembuluh darah otak hingga faktor genetik dapat berkontribusi terhadap terjadinya stroke pada individu yang masih muda.
1. Kelainan Pembuluh Darah Otak Jenis kelainan ini mencakup adanya anomali pada dinding pembuluh darah atau bentuk pembuluh darah yang tidak normal. 2. Kelainan Jantung Gangguan pada irama jantung atau kebocoran katup jantung dapat meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan yang dapat menyumbat pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di otak.
3. Tekanan Darah Tinggi Kondisi tekanan darah yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah di otak, menyebabkan pecah atau tersumbatnya pembuluh darah. Faktor-faktor seperti stres, konsumsi garam yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, serta faktor genetik dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. 4. Diabetes dan Kolesterol LDL Tinggi Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyumbatan. Penumpukan kolesterol di dalam pembuluh darah juga dapat mengganggu aliran darah, sehingga berpotensi menyebabkan stroke.
5. Merokok Kebiasaan merokok dalam jangka panjang menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah akibat zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok. 6. Faktor Genetik Selain itu, faktor keturunan juga memainkan peran penting dalam penyebab stroke di usia muda. Jika terdapat riwayat stroke dalam keluarga, individu tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stroke meskipun masih muda.
Gejala Stroke yang Perlu Diwaspadai
Menurut dr. Anastasia, gejala stroke umumnya tidak berbeda antara orang tua dan muda. Keduanya memiliki kemungkinan mengalami gangguan fungsi otak secara mendadak.
1. Kelumpuhan Sisi Tubuh
dr. Anastasia menjelaskan bahwa salah satu gejala stroke adalah hilangnya kemampuan motorik. Ia menyatakan bahwa bagian tertentu dari otak bertugas mengirimkan sinyal ke saraf motorik untuk mengontrol gerakan anggota tubuh. "Fungsi ini dapat terganggu saat pusat motorik di otak kekurangan suplai oksigen, sehingga menyebabkan sebagian anggota tubuh tidak dapat digerakkan," ungkapnya.
2. Kesulitan Berbicara
dr. Anastasia menambahkan bahwa kesulitan dalam berbicara atau mengucapkan kata-kata dengan jelas juga merupakan salah satu tanda stroke. Sering kali, individu dengan kondisi ini juga mengalami kesulitan dalam memahami percakapan orang lain. "Pada tingkat yang lebih parah, seseorang bahkan dapat kehilangan kemampuan untuk memahami dan berbicara," jelasnya.
3. Kebas Seluruh Tubuh
Menurut dr. Anastasia, kebas yang terjadi secara mendadak pada seluruh tubuh juga bisa menjadi indikasi stroke. "Kondisi ini muncul ketika terjadi gangguan aliran darah di otak pada pusat sensasi (sensorik)," tuturnya.
4. Kehilangan Keseimbangan
dr. Anastasia juga mengungkapkan bahwa otak kecil, yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh, dapat terpengaruh oleh stroke. "Ketika tubuh kehilangan keseimbangan, hal ini dapat menyebabkan pusing atau kesulitan saat berjalan," katanya.
5. Gangguan Penglihatan
dr. Anastasia menjelaskan bahwa hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dapat menjadi sinyal bahwa seseorang mengalami stroke. "Jika stroke menyerang bagian otak yang berkaitan dengan jalur penglihatan, hal ini dapat mempengaruhi proses visual dan dalam beberapa kasus dapat mengganggu koordinasi otot yang menggerakkan bola mata, sehingga menyebabkan pandangan menjadi kabur," jelasnya.
6. Sakit Kepala
dr. Anastasia juga menekankan bahwa gejala stroke dapat ditandai dengan sakit kepala yang tiba-tiba dan sangat parah. "Sering kali, rasa sakit ini disertai dengan gejala lain seperti muntah, penglihatan kabur, atau kekakuan pada leher. Dalam beberapa kasus, sakit kepala yang sangat hebat ini dapat menyebabkan penderita pingsan atau kehilangan kesadaran," ungkapnya.
Langkah Pencegahan Stroke
Menurut dr. Anastasia, untuk menghindari risiko stroke baik di usia muda maupun tua, sangat penting untuk mengontrol faktor-faktor risiko yang ada. "Pencegahan stroke di usia muda bisa dimulai dengan menjaga gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seperti sayur, buah, dan mengurangi makanan berlemak, tinggi gula atau tinggi garam yang sangat penting untuk menjaga kesehatan pembuluh darah," katanya. Ia juga menekankan pentingnya berolahraga secara teratur, minimal tiga puluh menit setiap hari, untuk menjaga kesehatan jantung. Jika seseorang merasakan gejala seperti berdebar-debar atau ketidaknyamanan di dada, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Dr. Anastasia juga memberikan saran untuk menghindari kebiasaan merokok dan membatasi konsumsi alkohol, karena kedua faktor tersebut dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke. "Apabila sering merasa pusing atau sakit kepala, juga sebaiknya memeriksakan diri untuk deteksi dini," imbuhnya. Selain itu, ia menekankan pentingnya mengelola stres dengan baik melalui relaksasi atau aktivitas menenangkan, serta memastikan tidur yang cukup untuk menjaga kesehatan dan mencegah stroke di usia muda. "Rutin periksa tekanan darah, kadar gula dan kolesterol jahat, karena hipertensi, diabetes, dan kadar kolesterol yang tidak terkontrol bisa memicu terjadinya stroke," ungkapnya.
Dr. Anastasia juga merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. "Mari mulai hidup sehat dan hindari risiko penyebab stroke di usia muda untuk masa depan sejahtera," jelasnya. Untuk langkah pencegahan stroke di usia muda, berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf atau neurologi juga sangat dianjurkan, seperti di RS EMC Grha Kedoya dan dr. Anastasia Maria Loho, Sp.N.