Tanda-tanda Autisme pada Bayi dan Balita yang Perlu Dikenali Orangtua
Adanya gangguan autisme pada bayi dan balita merupakan hal yang perlu dikenali oleh orangtua.
Adanya gangguan autisme pada bayi dan balita merupakan hal yang perlu dikenali oleh orangtua.
-
Bagaimana cara menangani anak yang mengalami autisme? “Biasanya pada anak autis kita enggak mencari pasti penyebabnya. Pemeriksaan darah, CT Scan, biasanya tidak kita lakukan, kita langsung masuk ke intervensi untuk penanganannya,” katanya.
-
Bagaimana cara menangani anak autis? Menurutnya, penanganan yang diberikan pun harus sesuai dengan kondisi masalah, usia, dan kebutuhan. Dia mencontohkan, untuk anak autis dengan tipikal anak yang masih belum bisa duduk tenang, belum bisa bicara, dan tantrum, kemungkinan anak itu ada masalah di sensoriknya, dan dapat diberikan terapi sensory.
-
Apa yang bisa menjadi salah satu tanda autisme pada anak? Salah satu ciri khas autisme adalah variasi dalam perilaku anak-anak yang terpengaruh. Siapa sangka, tanda autisme pada anak ini ternyata bisa ditandai dengan perilaku sederhana seperti kebiasaan berjalan.
-
Siapa yang bisa mendiagnosis autisme pada anak? Meskipun berjalan dengan jinjit dapat menjadi tanda, diagnosis autisme didasarkan pada berbagai evaluasi yang dilakukan oleh tim profesional medis dan perkembangan anak.
-
Apa itu Autisme? Autisme merupakan kelompok gangguan spektrum yang mempengaruhi perkembangan sosial, komunikasi, dan perilaku individu. Autism Spectrum Disorder (ASD) mencakup berbagai tingkat keparahan, mulai dari autisme ringan hingga berat.
Tanda-tanda Autisme pada Bayi dan Balita yang Perlu Dikenali Orangtua
Autisme adalah gangguan perkembangan neurologis yang mencakup berbagai gejala, memengaruhi cara seseorang melihat dunia di sekitarnya. Setiap anak dengan autis adalah unik dan mungkin memerlukan tingkat dan jenis intervensi atau pengobatan yang berbeda.
Dilansir dari Verywell Family, autisme dapat melibatkan perbedaan dalam metode atau gaya komunikasi, keterampilan sosial, pengaturan diri, intensitas minat, dan frekuensi perilaku tertentu. Gangguan spektrum autisme (ASD) mencakup berbagai ciri dan perilaku yang sebelumnya dikelompokkan sebagai kondisi yang berbeda.
Faktor genetik dan non-genetik diyakini berkontribusi pada ASD, dan seseorang yang mengalami autisme tidak mengalami penyakit; mereka hanya mengalami dunia dengan cara yang berbeda. Meskipun tidak ada obat untuk autisme, intervensi dan perawatan yang diberikan sejak dini dapat membuat perbedaan besar dalam perkembangan anak.
Tanda-tanda autisme pada bayi mungkin sulit dideteksi. Biasanya, tanda-tanda tersebut tidak begitu jelas, terutama bagi orang awam, hingga anak-anak lebih tua. Namun, kurangnya senyuman ke orang lain pada usia 6 bulan bisa menjadi tanda gangguan spektrum autisme pada bayi.
Beberapa tanda lain yang mungkin diperhatikan oleh orang tua adalah kesulitan bermain dengan bayi, kurangnya percakapan bayi (mendengus atau bertukar kata-kata), atau ketidakresponsifan terhadap nama mereka.
Tanda-tanda autisme pada bayi meliputi:
- Tidak menunjukkan tanda senyuman pada usia 6 bulan.
T- idak bersuara, menunjuk, atau menggunakan gerakan lain pada usia 12 bulan.
- Tidak menggunakan kata-kata tunggal pada usia 16 bulan.
- Tidak menggunakan frasa dua kata pada usia 24 bulan.
- Mengalami regresi perkembangan, kehilangan kemampuan berbicara atau keterampilan sosial.
- Menjauh saat digendong oleh orang tua atau pengasuh untuk menghindari kontak fisik.
- Menghindari kontak mata dengan orang lain.
- Tampak tidak menyadari saat orang datang dan pergi.
Tanda-tanda autisme pada balita mencakup keterbatasan berbagi dalam bermain dengan pengasuh, keterbatasan menunjuk atau menunjukkan hal yang tidak biasa, atau lebih suka menarik anggota keluarga ke arah yang diinginkan daripada menunjuk atau berbicara.
Selain itu, dapat ditemukan penundaan bicara pada balita atau pola perkembangan bicara yang tidak lazim. Beberapa balita mungkin menunjukkan perilaku mengulang-ulang dalam bicara, yang dapat menjadi indikasi autisme. Meskipun tanda-tanda autisme mungkin lebih jelas pada balita daripada bayi, tetap penting untuk menyadari bahwa setiap anak berkembang dengan cara yang unik.
Beberapa kondisi lain dapat memiliki tanda-tanda yang tumpang tindih dengan autisme, yang dapat mempersulit proses diagnosis. Misalnya, anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan mungkin memiliki keterampilan sosial yang belum matang, dapat disalahartikan sebagai autisme.
Beberapa anak autis muda mungkin mengalami keterlambatan bicara. Namun, banyak balita dengan tantangan bicara tidak memiliki autisme. Kualitas komunikasi dapat membantu membedakan antara autisme dan keterlambatan bicara terisolasi.
Anak-anak dengan kecemasan juga dapat menunjukkan gejala yang mirip dengan autisme. Beberapa anak yang cemas dapat kaku dalam bermain, kesulitan menghadapi perubahan, atau memiliki minat yang kuat pada benda tertentu.
Manfaat dari intervensi dini sangat besar. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi intervensi dini dapat membantu anak-anak dengan gangguan perkembangan untuk mencapai kemajuan yang baik dalam keterampilan mereka.
Periode bayi dan batita adalah waktu perkembangan otak yang cepat, dan bantuan kepada anak yang mengalami keterlambatan atau kesulitan selama periode ini dapat membantu mereka membuat kemajuan yang lebih besar daripada pada periode kehidupan lainnya.
Menyadari bahwa anak mengalami autisme sejak dini dapat memberikan manfaat besar, membantu orang tua memahami dan mendukung anak mereka dengan pemahaman yang mungkin tidak mereka miliki sebaliknya. Setiap anak, apakah autis atau tidak, memiliki potensi unik untuk dikembangkan dan dibagi kepada dunia.