Tekanan Darah Tetap Tinggi Meski Pasien Hipertensi Rutin Mengonsumsi Obat, Ini Solusinya
Meskipun pasien hipertensi telah menjalani pengobatan yang diresepkan dokter, mereka tetap harus memperhatikan pola makan yang sehat.
Beberapa pasien hipertensi atau tekanan darah tinggi mengeluhkan bahwa tekanan darah mereka masih tinggi meskipun telah mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Menurut dokter spesialis neurologi, Sahat Aritonang, pasien hipertensi yang sudah mendapatkan pengobatan tetap harus memperhatikan pola makan mereka. Salah satu langkah penting adalah menghindari makanan yang mengandung garam dan lemak tinggi, baik saat makan besar maupun saat camilan.
-
Apa saja dampak dari tekanan darah tinggi? Kondisi hipertensi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan berbagai komplikasi serius lainnya.
-
Bagaimana seseorang bisa mengalami tekanan darah tinggi? Faktor-faktor seperti usia, riwayat kesehatan keluarga, obesitas, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko hipertensi.
-
Bagaimana santan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi? Akibatnya, arteri dapat mengalami peradangan dan penyempitan, menghambat aliran darah. Kondisi ini, jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama, dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke kecil.
-
Apa saja tanda-tanda yang menunjukan seseorang mengalami masalah tekanan darah tinggi? Sejumlah kondisi bisa jadi penanda adanya masalah tekanan darah tinggi sehingga penting untuk segera dikenali.
-
Kenapa tekanan darah tinggi bisa memicu lemah jantung? Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah dalam arteri meningkat terus-menerus. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan kerja jantung menjadi lebih keras dan membebani otot jantung. Seiring waktu, ini dapat menyebabkan otot jantung menjadi melemah dan menyebabkan gagal jantung.
-
Kapan kepala terasa berat muncul akibat gangguan keseimbangan? Gangguan pada organ ini dapat terjadi akibat infeksi telinga dalam, kerusakan saraf vestibular, atau gangguan pada kristal kalsium di telinga dalam yang dapat mengakibatkan vertigo.
Apabila pasien telah menerapkan pola makan sehat namun tekanan darahnya tetap tinggi meskipun telah mengonsumsi obat, Sahat menyarankan untuk kembali berkonsultasi dengan dokter.
"Saya menyarankan untuk kembali ke dokter, akan dicek jenis obatnya. Bisa dosis ditambah atau obat diganti yang lain atau kombinasi obat," ujar Sahat dalam diskusi bersama media pada peringatan Hari Stroke Sedunia 2024.
Di kesempatan yang sama, Sahat mengingatkan bahwa hipertensi adalah salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke. Oleh karena itu, penting bagi pasien hipertensi untuk secara rutin mengonsumsi obat sesuai dengan resep dokter.
"Jika ada faktor risiko tapi bisa dikendalikan, maka bisa meminimalisasi risiko stroke," tambah Sahat, yang sehari-hari berpraktik di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya.
Melakukan Olahraga Secara Teratur
Sahat juga menekankan pentingnya masyarakat untuk menjaga kebugaran dengan cara aktif bergerak dan berolahraga guna menurunkan risiko terkena stroke. Ia menyatakan,
- 5 Kebiasaan Pagi Hari yang Bisa Turunkan Tekanan Darah Bagi Penderita Hipertensi
- Cara Turunkan Hipertensi Tanpa Obat, 4 Gaya Hidup Sehat ini Jadi Solusi Jitu
- Dokter Sarankan untuk Konsumsi Obat Hipertensi Hingga Tekanan Darah Normal
- 11 Obat Tekanan Darah Tinggi yang Aman Dikonsumsi dan Bisa Dibeli di Apotek
"Tidak ada olahraga khusus, yang penting aktif bergerak. Cukup 30 menit 5 kali dalam seminggu." ungkapnya.
Namun, Sahat mengingatkan bahwa jenis olahraga yang dilakukan harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing individu. Sebagai contoh, bagi pasien yang mengalami obesitas, berlari tidak dianjurkan karena dapat membebani lutut. Sebaliknya, berenang bisa menjadi alternatif yang lebih baik dan aman bagi mereka.
Olahraga Dapat Mencegah Terjadinya Stroke
Dalam kesempatan yang berbeda, dr. Elina Widiastuti, perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), menyatakan bahwa aktivitas fisik memiliki peranan krusial dalam mencegah stroke. Ia mengungkapkan bahwa kurangnya aktivitas fisik termasuk dalam lima faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami stroke. Oleh karena itu, olahraga tidak hanya dianggap sebagai kegiatan untuk menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga sebagai strategi yang efektif dalam mengurangi risiko kesehatan yang serius, termasuk stroke.
Elina menambahkan bahwa aktivitas fisik memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti peningkatan fungsi jantung, pembuluh darah, dan sistem pernapasan. Selain itu, olahraga juga berperan dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, yang merupakan salah satu faktor yang sangat berkaitan dengan kejadian stroke. Dengan demikian, penting bagi setiap individu untuk memperhatikan tingkat aktivitas fisik mereka sebagai langkah pencegahan terhadap risiko kesehatan yang lebih besar.
Olahraga Secara Teratur juga Miliki Dampak Positif bagi Kesehatan Mental
Menariknya, aktivitas fisik tidak hanya memberikan keuntungan bagi kesehatan tubuh, tetapi juga berdampak positif pada kesehatan mental. Stres adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan stroke, dan penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat mengurangi kecemasan serta depresi, yang pada gilirannya menurunkan risiko stroke secara keseluruhan.
Selain itu, olahraga juga berkontribusi dalam meningkatkan fungsi kognitif dan produktivitas kerja. Bagi individu yang berusia lanjut, manfaat dari olahraga menjadi semakin krusial karena dapat membantu mengurangi kemungkinan terjatuh dan mengalami cedera.
"Juga merupakan terapi efektif pada beberapa penyakit kronis, terutama pada pasien lanjut usia," katanya.