Wanita Pengidap Diabetes Bisa Alami Siklus Menstruasi Tak Teratur
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dr Leny Puspitasari, SpPD-KEMD mengatakan bahwa diabetes pada wanita dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur.
Diabetes bisa dialami baik oleh pria dan wanita, baik pada usia dewasa maupun saat masih muda. Namun siapa sangka bahwa dampak diabetes ini ternyata lebih berat dialami wanita dibanding pada pria.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dr Leny Puspitasari, SpPD-KEMD mengatakan bahwa diabetes pada wanita dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur.
-
Apa hubungan antara menstruasi dini dan risiko diabetes tipe 2? Studi terbaru mengungkap bahwa mendapatkan menstruasi sebelum usia 13 tahun dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 ketika seseorang sudah dewasa nanti.
-
Mengapa penelitian ini fokus pada hubungan antara menstruasi awal dan diabetes tipe 2? Data juga menunjukkan peningkatan kasus diabetes yang signifikan di antara orang dewasa muda dan paruh baya di Amerika Serikat.
-
Apa yang dimaksud dengan menstruasi atau datang bulan? Datang bulan atau menstruasi adalah proses alami yang terjadi pada wanita sebagai penanda masa ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium. Selama proses ini, dinding rahim bersiap untuk menerima sel telur yang dapat dibuahi. Jika sel telur tidak dibuahi, dinding rahim akan luruh dan dikeluarkan melalui vagina.
-
Bagaimana menstruasi awal bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2? Menurut para peneliti, menstruasi yang terjadi lebih awal mungkin menjadi indikator awal terhadap perkembangan penyakit kardiometabolik pada wanita.
-
Kenapa mengenali gejala dini diabetes penting? "Kita harus mengenali secara dini diabetes supaya kita tahu sejak dini, tidak menunggu skrining. Harus tahu tanda-tanda. Ada dua yakni gejala akut yang terjadi mendadak dan gejala kronis," terang Soebagijo dilansir dari Antara.
-
Bagaimana diabetes bisa mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut? Diabetes dapat menyebabkan berbagai masalah pada gigi dan mulut, seperti karies gigi dan penyakit periodontal. Hal ini disebabkan oleh kadar gula darah yang tidak terkontrol yang memungkinkan bakteri berkembang biak di dalam mulut lebih mudah.
"Diabetes dan siklus menstruasi ini sangat berhubungan. Diabetes membuat siklus menstruasi tidak teratur," kata Leny beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Siklus menstruasi yang normal, menurut Leny, adalah 23-35 hari. Namun, siklus menstruasi pada wanita dengan diabetes bisa jadi lebih panjang, lebih pendek, atau bahkan tidak muncul.
Leny yang menamatkan pendidikan di Universitas Brawijaya itu menambahkan gangguan siklus menstruasi bisa terjadi pada wanita baik yang menderita diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh faktor hormonal.
Wanita dengan diabetes melitus tipe 2 dikatakan Leny berisiko mengalami anovulasi atau ovulasi yang tidak normal di mana ovarium tidak melepaskan sel telur ke tuba falovi. Sementara itu, wanita dengan diabetes melitus tipe 1 biasanya mengalami menopause lebih awal.
Di samping diabetes membuat siklus menstruasi tidak teratur, Leny mengatakan hal sebaliknya juga bisa terjadi, yakni menstruasi juga mempengaruhi terjadinya diabetes.
Perubahan Kadar Gula selama Siklus Menstruasi
Leny menjelaskan kadar gula darah dapat berubah-ubah selama siklus menstruasi. Pada hari pertama hingga hari ke-10 pada siklus menstruasi yang normal, sensitivitas insulin normal karena progesteron rendah, meski kadang-kadang masih ada sedikit peningkatan gula darah di awal.
Selanjutnya pada hari ke-11 hingga 14 yang merupakan fase ovulasi, gula darah meningkat sesaat. Pada fase ini, terjadi peningkatan resistensi insulin karena peningkatan LH, FSH, dan estrogen.
Pada hari ke-15 hingga 20, kadar gula darah relatif stabil. Lalu pada hari ke-21 hingga 28 atau sekitar seminggu sebelum menstruasi, terjadi peningkatan kadar gula darah yang cukup signifikan karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan peningkatan resistensi insulin.
"Jadi ada fase yang terjadi peningkatan gula darah, yaitu fase ovulasi dan fase di hari ke-21 hingga 28," imbuh Leny.
Mengingat eratnya kaitan antara diabetes dan siklus menstruasi, Leny pun mengimbau para wanita untuk mencatat siklus menstruasi setiap bulan paling tidak selama 3-6 bulan. Kemudian, pelajari pola gula darah dengan mencatat kadar gula darah selama minimal dua bulan.
Dengan begitu, menurut Leny, dapat ditentukan apakah ada keterkaitan antara peningkatan gula darah dengan siklus menstruasi.
"Setelah dicatat dua-duanya, baru kita matching-kan, setelah itu kita sesuaikan dosis obat yang kita punya. Berapa banyak yang mau kita naikkan, itu tergantung dari hasil pencatatan yang sudah ada (dengan bantuan dokter)," ujar Leny.
(mdk/RWP)