Cara Terhindar dari Dehidrasi dan Heat Stroke di Tengah Cuaca Panas
Cuaca panas yang melanda Indonesia, membawa sejumlah dampak buruk bagi kesehatan masyarakat dari dehidrasi hingga risiko serangan panas (heat stroke).
Cuaca panas yang melanda Indonesia, terutama pada awal musim kemarau, membawa sejumlah dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Dari dehidrasi hingga risiko serangan panas (heat stroke), perlu langkah-langkah pencegahan yang tepat.
-
Bagaimana cara mencegah dehidrasi akibat cuaca panas? Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi air putih minimal 8 gelas atau dua liter per hari, serta mengonsumsi buah dan sayuran yang kaya akan air seperti semangka, melon, bayam, dan timun untuk menjaga kecukupan cairan tubuh.
-
Bagaimana mengatasi dehidrasi ringan akibat cuaca panas? Untuk mengatasi dehidrasi ringan akibat cuaca panas, disarankan untuk meningkatkan konsumsi air putih sesuai dengan kebutuhan individu dan intensitas aktivitasnya.
-
Bagaimana cara cuaca panas ekstrem dapat menyebabkan dehidrasi? Cuaca panas yang ekstrem akan terus berlanjut di seluruh wilayah Indonesia selama bulan Oktober 2023. Kondisi ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa sebagian besar wilayah Indonesia, terutama yang terletak di sebelah selatan garis khatulistiwa, masih berada dalam musim kemarau yang berkepanjangan.
-
Apa itu Heatwave? Gelombang panas atau heatwave di Asia Tenggara dan Asia Selatan menjadi sorotan karena suhu yang mencapai tingkat ekstrem. Beberapa negara mengalami suhu di atas 40 derajat Celsius, bahkan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.
-
Bagaimana cara menghindari heat stroke saat cuaca panas? "Secara umum, jumlah konsumsi air memang disebutkan 8 sampai 10 gelas per hari, tetapi dengan kondisi dehidrasi yang saat ini banyak terjadi, kita harus bisa meningkatkan sampai 3 liter per hari," jelas Prof. Ari.
-
Bagaimana Heatwave bisa terjadi? Gerakan semu Matahari pada akhir April dan awal Mei berada di atas lintang 10 derajat Lintang Utara yang bertepatan dengan wilayah-wilayah Asia Tenggara daratan. Hal ini menyebabkan penyinaran Matahari sangat terik dan memberikan latar belakang kondisi yang panas.
Cara Terhindar dari Dehidrasi dan Heat Stroke di Tengah Cuaca Panas
Praktisi Kesehatan Masyarakat, dr. Ngabila Salama, menyoroti pentingnya menghindari konsekuensi negatif ini. Sebagai bagian dari upaya ini, dia menyarankan beberapa langkah yang dapat diterapkan oleh masyarakat.
“Suhu panas di awal musim kemarau diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terjadi sampai dengan bulan Agustus 2024 di seluruh Indonesia dengan beberapa lokasi bersuhu lebih dari 36 derajat celsius. Mohon hindari dehidrasi, heat exhaustion sampai penyebab terjadinya kematian,” kata Ngabila beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah Gerakan Minum Air Putih Tanpa Menunggu Haus (Gerus), yang mengajarkan pentingnya minum air secara teratur tanpa menunggu rasa haus muncul. Mengkonsumsi tiga sampai empat liter air per hari atau setara dengan 12 sampai 16 gelas dapat membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Pola ini dapat diawali dengan minum satu gelas air sebelum dan sesudah beraktivitas, serta satu sampai dua gelas setelah makan. Disarankan untuk menghindari minuman seperti teh dan kopi, terutama yang diberi tambahan gula, karena dapat meningkatkan risiko dehidrasi.
“Apalagi kalau ditambah gula, akan lebih berbahaya,” kata dia.
Untuk mengatasi gejala seperti kelelahan dan keringat berlebih, masyarakat diperbolehkan mengonsumsi oralit sesuai dengan saran dokter atau tenaga medis yang merawat.
Selain itu, pilihan lain untuk menjaga hidrasi adalah dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang kaya akan air seperti semangka, melon, pir, atau apel. Selain memenuhi kebutuhan cairan tubuh, buah dan sayur juga mengandung nutrisi dan vitamin penting bagi kesehatan tubuh.
Terkait dengan perawatan kulit, penting untuk merawatnya dengan baik terutama saat terpapar panas yang berlebihan. Menggunakan air bersih untuk menyemprotkan wajah dapat membantu menjaga kelembapan kulit, terutama jika kulit terasa kering atau terbakar matahari.
Selain itu, membawa alat perlindungan diri seperti payung, topi berbrim lebar, kacamata hitam, dan tabir surya sangat dianjurkan bagi yang beraktivitas di luar ruangan. Hal ini membantu melindungi kulit dari paparan sinar UV yang berbahaya.
Menurut dr. Ngabila, penggunaan pakaian berwarna cerah juga dapat membantu memantulkan cahaya matahari, serta mengenakan alas kaki yang tepat untuk mencegah luka atau lecet pada kaki. Selain itu, penting untuk selalu membawa air minum dan mengonsumsinya secara teratur, dengan minimal 200 ml setiap jam.
“Jangan lupa pakailah baju berwarna cerah untuk memantulkan cahaya, alas kaki untuk mencegah luka atau melepuh dan bawa terus air minum, minum minimal 200 cc per jam,” kata Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari itu.
Untuk mencegah dampak serius seperti heat stroke, penting untuk mencari tempat teduh dari sinar matahari jika suhu tubuh sudah melebihi batas normal, yaitu 37,5 derajat Celsius. Jika terjadi peningkatan tekanan darah, denyut nadi tidak normal, atau bahkan pingsan, segera temui bantuan medis.
Langkah-langkah ini menjadi penting mengingat cuaca panas diprediksi akan berlangsung hingga bulan Agustus atau September, seiring dengan gerak semu matahari yang mempengaruhi siklus cuaca.