4 Fakta Bandara Polonia Medan, Dibangun Orang Polandia
Masyarakat Kota Medan tentu sudah tidak asing dengan Bandara Polonia. Sejak tahun 1924 bandara ini menghubungkan kota Medan dengan kota-kota besar yang ada di Indonesia. Berikut fakta-fakta mengenai Bandara Polonia Medan.
Indonesia sebagai negara yang berbentuk kepulauan tentu membutuhkan berbagai macam moda transportasi, termasuk moda transportasi udara. Moda transportasi ini menjadi pilihan paling efektif untuk menempuh jarak yang jauh dari satu ke kota ke kota lainnya.
Sebelum Bandara Kualanamu menjadi bandara paling modern yang ada di Kepulauan Sumatra, terdapat salah satu bandara lain yang lebih dulu dibangun yaitu Bandara Polonia.
-
Apa yang disiarkan oleh Radio Rimba Raya? RRR bukan hanya keperluan untuk menyiarkan semangat perjuangan kemerdekaan saja, melainkan juga digunakan untuk kepentingan umum, menyiarkan pengumuman, serta instruksi bagi angkatan bersenjata.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Kapan Rohana Kudus mendirikan surat kabar Soenting Melajoe? Sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia, Rohana Kudus mendirikan surat kabar khusus perempuan yang ia pimpin sendiri, bernama Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
Masyarakat Kota Medan tentu sudah tidak asing dengan Bandara Polonia. Sejak tahun 1924 bandara ini menghubungkan kota Medan dengan kota-kota besar yang ada di Indonesia. Berikut fakta-fakta mengenai Bandara Polonia Medan.
Dibangun Orang Polandia
koopsud1.tni-au.mil.id/©2022 Merdeka.com
Nama "Polonia" berasal dari nama negara para pendiri bandara ini, yaitu Polandia. "Polonia" dalam bahasa latin berarti "Polandia". Sebelum menjadi bandar udara, lokasi bandara tersebut masih berupa lahan perkebunan milik orang Polandia bernama Michalski.
Dilansir dari koopsud1.tni-au.mil.id, pada tahun 1872, Michalski mendapatkan konsesi dari Pemerintahan Belanda untuk membuka lahan pertanian yang baru di daerah Pesisir Timur Sumatera tepatnya di Medan. Kemudian Michalski menamakan daerah itu dengan sebutan "Polonia".
Konsesi yang diberikan kepada Michalski itu berpindah tangan kepada Deli Maatschappij (Deli MIJ) atau NV Deli Maskapai pada tahun 1879.
Tahun 1924, Polonia dipersiapkan untuk menjadi lapangan terbang, namun masih terkendala dengan pembangunan, maka pesawat kecil milik Belanda yang diawaki Van der Hoop menggunakan pesawat jenis Fokker, bersama VN. Poelman dan Van der Broeke mendarat di pacuan kuda tepat di luar kompleks lapangan terbang Polonia.
Pada tahun 1928, lapangan terbang Polonia resmi dibuka, ditandai dengan mendaratnya 6 pesawat miliki Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM) dengan landasan masih berupa tanah yang dipadatkan. 2 tahun setelahnya, maskapai milik Belanda Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM) membuka jaringan penerbangan ke Medan.
Saksi Bisu Masa Perjuangan Kemerdekaan
koopsud1.tni-au.mil.id ©2022 Merdeka.com
Ketika Kota Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Sekutu pada tahun 1945, para pasukan Jepang di Nusantara kocar-kacir. Termasuk mereka yang bermarkas di Lanud Polonia yang juga dibombardir oleh pesawat sekutu.
Saat itu juga, Letnan Khasmir memanfaatkan kesempatan ini untuk membentuk Bala Tentara Udara Republik di Polonia. Mereka ditugaskan untuk merampas senjata dan suku cadang pesawat milik Jepang yang nantinya digunakan untuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Udara.
Begitu juga dengan lapangan udara yang berada di sekitar Medan, juga menjadi incaran Bala Tentara Republik Indonesia untuk merebut semua aset milik Jepang.
Setelah 5 Tahun Merdeka, Baru Sepenuhnya Milik Indonesia
koopsud1.tni-au.mil.id ©2022 Merdeka.com
Setelah Indonesia merdeka, aset berupa Pangkalan Udara saat itu masih milik Belanda, termasuk Pangkalan Udara Polonia Medan.
Baru pada 18 April 1950 Pangkalan Udara Polonia resmi sepenuhnya menjadi milik Republik Indonesia setelah penyerahan dari pihak Militaire Luchtvaart Kerajaan Belanda yang secara simbolik di wakili oleh Kapten Benjamin dan Kapten Sthud.
Setelah penyerahan simbolis dari pihak Belanda kepada Tentara Nasional Indonesia, Lanud Medan ini langsung beroperasi yang ditandai dengan datangnya pesawat-pesawat milik Angkatan Udara Republik Indonesia.
Pemberontakan PRRI Nainggolan
Pada masa pemberontakan PRRI di Sumatera khususnya di Medan tahun 1857, Lanud Polonia juga menjadi saksi sejarah peristiwa ini. Lanud ini dijadikan sebagai sasaran tembakan senjata lengkung milik pemberontak.
Aksi pemberontakan ini juga merusak beberapa fasilitas Lanud Polonia. Bekas jatuhnya peluru hampir mengakibatkan lubang besar. Salah satu peluru tersebut hampir mengenai gudang senjata yang penuh dengan bahan-bahan yang mudah meledak. Untung saja, peluru tersebut tidak meledak.
Untuk melengkapi struktur organisasi sekaligus antisipasi adanya gangguan keamanan, dibentuk Batalyon Pasukan Gerak Tjepat (PGT). Pada tahun 1975, berdasarkan keputusan bersama Departemen Pertahanan dan Keamanan, Departemen Perhubungan dan Departemen Keuangan, pengelolaan bandara Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara TNI-AU dan Pelabuhan Udara Sipil.