Alami Erupsi, Ini 5 Fakta Gunung Ili Lewotolok yang Kawahnya Berbentuk Bulan Sabit
Letusan pertama gunung api ini terjadi pada tahun 1640
Letusan pertama gunung api ini terjadi pada tahun 1640
Alami Erupsi, Ini 5 Fakta Gunung Ili Lewotolok yang Kawahnya Berbentuk Bulan Sabit
Dalam beberapa hari belakangan, Gunung Ili Lewotolok atau Gunung Lewotolo di utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur sedang bergejolak. Pada 6 Maret 2024, gunung itu Meletus sebanyak 11 kali dengan tinggi 200-400 meter.
-
Kenapa status Gunung Lewotobi Laki-laki dinaikkan? Status siaga diberlakukan karena mengacu hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya peningkatan aktivitas visual dan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki. Selain itu, peluang awan panas muncul dari rekahan kawah sehingga tingkat aktivitas gunung api itu dinaikkan dari Level II ke Level III.
-
Bagaimana Gunung Ireng terbentuk? Berdasarkan legenda itu, Raden Bratasena marah karena melihat kumpulan monyet yang asyik bermain di atas Gunung Merapi. Ia hendak menendang monyet-monyet nakal itu. Tapi tendangannya meleset dan mengenai bebatuan di puncak gunung. Bebatuan itu terbang jauh ke kawasan Gunungkidul dan akhirnya bertumpuk-tumpuk menjadi Gunung Ireng.
-
Apa yang menjadi ciri khas Gunung Ireng? Satu lagi, daya pikat utama dari Gunung Ireng adalah panorama matahari terbit (sunrise) dan terbenam (sunset) yang memukau.
-
Apa itu Gunung Kelam? Gunung Kelam membentang dari arah barat ke timur dengan ketinggian 1.002 mdpl dan merupakan sebongkah batu raksasa atau monolit.
-
Di mana letak Gunung Karang? Lokasinya ada di Kabupaten Pandeglang, dengan ketinggian 1.778 meter di atas permukaan laut.
-
Di mana Gunung Srandil terletak? Gunung Srandil terletak di perbatasan Kabupaten Cilacap dan Banyumas.
Saat ini, Gunung Ili Lewotolok berstatus siaga. Hal ini membuat masyarakat di sekitar gunung dilarang melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari puncak.
Lalu apa saja fakta menarik soal gunung ini?
Tipe Gunung
Dikutip dari Liputan6.com, Gunung Ili Lewotolok memiliki tipe stratovolcano dengan bentuk kerucut yang berada di sisi Tenggara Metong Lamataro.
Puncak tertinggi gunung ini adalah 1.423 mdpl. Kerucut tersebut memiliki lubang kawah aktif di puncaknya dengan hembusan uap solfatra di semua bagian.
Kawahnya Berbentuk Bulan Sabit
Dalam Bahasa Lamaholot, Gunung Ili Lewotolok artinya “gunung kampung” atau “negeri runtuh”. Puncak gunung ini mempunyai kawah besar yang menyerupai kaldera berbentuk bulan sabit yang disebut warga dengan nama Metong Lamataro.
Sejarah Letusan
Letusan Gunung Ili Lewotolok tercatat sudah terjadi tahun 1660. Letusan kembali terjadi tahun 1819 dan 1849. Pada 6 Oktober 1852 terjadi letusan yang merusak daerah-daerah di sekitarnya sehingga memunculkan kawah baru dan ladang solfatara di sisi timur-tenggara.
Letusan selanjutnya terjadi pada tahun 1864, 1889, dan tahun 1920. Selanjutnya pada tahun 1939 dan 1951 pernah terjadi kenaikan aktivitas Gunung Ili Lewotolok berupa lontaran lava pijar, abu, awan panas, dan hembusan gas beracun.
- Enam Gunung Api Berstatus Siaga dan Awas, Panglima TNI Bentuk Pasukan Reaksi Cepat
- 3 Fakta Gunung Raung yang Jarang Diketahui, Salah Satu Gunung Api Paling Aktif di Indonesia Punya Jejak Erupsi Besar
- Fakta Menarik Gunung Anak Ranakah, Disebut sebagai Gunung Api Aktif Termuda di Indonesia
- Fakta Unik Gunung Kaba di Bengkulu, Meletus Tahun 1600 hingga Misteri Makhluk Tak Kasat Mata
Diminati Para Pendaki
Dikutip dari Liputan6.com, Gunung Ile Lewotolok merupakan gunung yang banyak diminati para pendaki. Pendakian dimulai dari Desa Atowatung atau Baupukang di Kecamatan Ile Api yang berada di sisi utara gunung.
Jalur pendakian gunung ini berupa jalur setapak yang tertutup ilalang. Kemiringan lahan jalur pendakian ini antara 30-40 derajat. Waktu yang ditempuh untuk bisa mencapai puncak pada umumnya adalah 5 jam.
Tradisi Penduduk di Sekitar Gunung Ili Lewotolok
Penduduk di sekitar Gunung Ili Lewotolok punya tradisi unik yang dinamakan Festival Kacang. Acara ini digelar di Desa Lama pada bulan Oktober bertepatan dengan panen kacang lokal yang secara tradisional menyediakan protein dalam makanan mereka.
Para gadis dari desa setempat dianggap punya peran penting dalam upacara-upacara di sekitar gunung Ili Lewotolok. Mereka bahkan memainkan peran penting dalam tradisi perjodohan.