Asal Usul Berdirinya Kerajaan Pagaruyung, Dinamika Perubahan Corak Hindu-Buddha Hingga Islam
Kerajaan Pagaruyung ialah salah satu kerajaan yang cukup besar di Sumatra.
Kerajaan Pagaruyung ialah salah satu kerajaan yang cukup besar di Sumatra.
Asal Usul Berdirinya Kerajaan Pagaruyung, Dinamika Perubahan Corak Hindu-Buddha Hingga Islam
Kerajaan Pagaruyung merupakan salah satu kerajaan yang cukup luas dari segi kewilayahan mulai dari Sumatra Barat, sebagian Provinsi Riau, dan bagian pesisir barat dari Provinsi Sumatra Utara.
Selama berdirinya kerajaan ini telah mengalami dinamika perubahan corak yang berawal dari Hindu-Buddha lalu berubah menjadi corak Islam yang menjadi identitas orang Minangkabau.
Kerajaan Pagaruyung tergabung dalam Malayapura atau sebuah kerajaan bercorak Melayu yang tertulis pada Prasasti Amoghapasa pada abad 14. Lantas, bagaimana asal usul berdirinya Kerajaan Pagaruyung? Simak ulasannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Apa bukti sejarah yang menunjukan kebesaran Purnawarman? “Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
-
Apa arti nama Syahabuddin dalam konteks Masjid di Kerajaan Siak? Melansir dari beberapa sumber, berasal dari gabungan kata bahasa Persia yaitu "Syah" yang artinya penguasa dan juga bahasa Arab "Al-din" berarti agama. Dari penamaan tersebut bahwa sultan sebagai Pemimpin kerajaan dan agama.
-
Kenapa Masjid Nurul Islam Tuo Kayu Jao penting bagi sejarah Islam di Sumatra Barat? Masjid tertua di Sumatra Barat ini menjadi peninggalan dari penyebaran dan peradaban agama Islam.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Mengapa Surau Gadang menjadi penting bagi sejarah penyebaran Islam di Minangkabau? Banyak tokoh-tokoh ulama besar Minangkabau yang mungkin menghabiskan separuh hidupnya di Surau.
Sejarah Berdiri Kerajaan Pagaruyung
Kemunculan Kerajaan Pagaruyung menjadi sebuah kerajaan Melayu tidak diketahui secara pasti asal usulnya. Dalam sebuah karya sastra, tidak ditemukan bukti-bukti peninggalan dan siapa pendiri dari kerajaan tersebut.
Akan tetapi, ada beberapa prasasti yang menyebut nama Adityawarman sebagai raja yang pernah memimpin di Pagaruyung atau disebut dengan Tuan Surawasa dalam Prasasti Batusangkar.
Konon, saat Adityawarman memimpin Kerajaan Dharmasraya, ia bersama Gajah Mada berperang menaklukan wilayah Bali dan Palembang. Ada kemungkinan Adityawarman memindahkan pusat pemerintahannya ke sebuah daerah di Minangkabau.
Pengaruh Hindu-Buddha
Semasa kepemimpinan Adityawarman beserta putranya Ananggawarman, pengaruh Hindu-Buddha sudah sampai di wilayah Sumatra sekitar abad 13 dengan dimulainya ekspedisi Pamalayu oleh Kertanegara.
Masa pemerintahan Adiyawarman sendiri terkenal cukup kuat menguasai wilayah Sumatra bagian Tengah dan sekitarnya. Dalam Prasasti Batusangkar, Adityawarman melakukan ritual ajaran Tantris dari agama Buddha yaitu sebuah ritual pemindahan kekuasaan dari dirinya kepada putra mahkota.
Sampai saat ini, beberapa kawasan pedalaman Sumatra Tengah masih kerap dijumpai peninggalan pengaruh agama Buddha, seperti kawasan percandian Muara Takus dan Padanglawas yang kemungkinan besar kedua wilayah itu pernah dikuasai oleh Adityawarman.
Masuknya Pengaruh Islam
Pengaruh agama Islam mulai berkembang di Pagaruyung kira-kira pada abad ke-16 melalui seorang musafir dan guru agama yang singgah atau datang dari Aceh dan Malaka.
Salah satu tokoh Islam atau ulama dari Aceh bernama Burhanuddin Ulakan menjadi sosok yang dianggap pertama kali menyebarkan pengaruh agama Islam di Pagaruyung. Pada akhirnya, pada abad ke-17 Kerajaan Pagaruyung berubah menjadi kerajaan bercorak Islam.
- Mengulik Karya Sastra Pujangga Ronggowarsito, Penuh Pesan Simbolis dan Tersirat Berisi Kritik Terhadap Penguasa
- Sunan Giri Sengaja Bangun Pusat Penyebaran Islam Mirip Bangunan Hindu, Ini Potret Megahnya
- Menguak Jejak Peradaban Hindu di Wilayah Demak, Lebih Tua dari Majapahit
- Rangkaian Hari Lahir ke-78, Kemenkum HAM Mulai dengan Doa Bersama untuk Negeri
Masuknya agama Islam memicu aturan-aturan adat yang tidak sejalan dengan Islam mulai dihapuskan. Sementara hal-hal pokok dalam adat diganti dengan aturan Islam. Tetapi, beberapa sistem dan cara adat sebelumnya masih dipertahankan.
Adanya fenomena tersebut memicu perpecahan dan terjadi peperangan saudara yang disebut Perang Paderi, antara kaum Ulama dan kaum Adat yang jauh sebelum Belanda terlibat di dalamnya.
Masa Keruntuhan
Melemahnya Kerajaan Pagaruyung ini ketika Perang Paderi pecah. Banyak daerah di Pesisir Barat jatuh ke tangan Aceh. Sedangkan di wilayah Timur dan Selatan banyak yang berubah menjadi kerajaan merdeka meski secara formalitas masih tunduk kepada Raja Pagaruyung.
Selama Perang Paderi berlangsung, dalam beberapa perundingan tidak berhasil menemukan jalan keluar dan kerajaan pun semakin bergejolak. Puncaknya ketika Kamu Paderi menyerang Pagaruyung pada tahun 1815.
Masa pemerintahan yang dipimpin Sultan Arifin Muningsyah itu terpaksa harus mundur dan sang sultan melarikan diri dari ibu kota menuju Lubuk Jambi.