Sejarah Museum Goedang Ransoem Sawahlunto, Dulunya Tempat Dapur Umum Untuk Pekerja Batu Bara
Museum Goedang Ransoem dibangun pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1918
Masa kolonial Belanda meninggalkan ragam jejak peninggalannya di berbagai daerah, salah satunya di Sawahlunto, Sumatra Barat.
Sejarah Museum Goedang Ransoem Sawahlunto, Dulunya Tempat Dapur Umum Untuk Pekerja Batu Bara
Kawasan Sawahlunto dulunya merupakan tempat penghasil batu bara terbesar di Nusantara. Tak heran jika pemerintah Belanda sangat menjaga daerah tersebut karena pundi-pundi keuntungan lahir dari batu bara.
Sebagai kota batu bara, Sawahlunto terdapat ragam peninggalan sejarah kolonial Belanda mulai dari bangunan hingga fasilitas umum yang dulu menjadi andalan masyarakat dan pemerintah.
-
Kenapa Stasiun Sawahlunto jadi museum? Dengan banyaknya peninggalan sejarah bernilai tinggi maka PT. KAI bersama Pemkot Sawahlunto memutuskan untuk mengubah stasiun tersebut menjadi museum.
-
Dimana lokasi Museum Kereta Api Sawahlunto? Letaknya berada di Jalan Jenderal A. Yani, Pasar, Lembah Segar, Sawahlunto, Sumatera Barat.
-
Dimana letak Museum Rumah Adat Baanjuang? Berdiri di lahan seluas 2.798 meter, museum ini berada di kompleks Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan di Jalan Cindur Mato, Bukittinggi.
-
Dimana lokasi Museum Batubara Tanjung Enim? Untuk mencapai tempat ini, kamu hanya perlu menempuh perjalanan kurang lebih 3-4 jam dari ibukota Kabupaten Muara Enim.
-
Kenapa Museum Sadurengas penting? Musem Sadurengas merupakan objek wisata yang memiliki nilai sejarah di Kabupaten Paser, pasalnya museum ini eks kediaman Sultan Paser Aji Tenggara pada 1844-1873, lalu digunakan sebagai istana kesultanan pada masa kepimpinan Sultan Ibrahim Khaliludin.
-
Kenapa Museum Batubara Tanjung Enim dibangun? Peresmian museum ini sebagai pendukung dari terbentuknya kawasan Tanjung Enim menjadi kawasan wisata mandiri setelah kandungan batu bara di sana telah habis sepenuhnya.
Salah satu peninggalannya yaitu sebuah bangunan yang dulunya memiliki peranan penting bagi para penambang di Sawahlunto. Kini tempat tersebut menjadi Museum Goedang Ransoem.
Penasaran dengan sejarah bangunan Goedang Ransoem yang legendaris? Simak ulasannya yang dihimpun merdeka.com berikut ini.
Berdiri Tahun 1918
Mengutip dari museum.kemdikbud.go.id, Museum Goedang Ransoem ini dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1918. Dulunya, bangunan ini digunakan sebagai dapur umum untuk para buruh tambang batu bara pada zaman kolonial. (Foto: wikipedia)
Pendirian dapur umum ini tak lepas dari sistem pembagian makanan yang buruk yang dilakukan oleh pihak ketiga. Usut punya usut, pihak ketiga yang bertanggung jawab menyalurkan makanan kepada para buruh itu berasal dari Tionghoa.
Namun, faktanya pihak ketiga tersebut justru melakukan kecurangan dalam pembagian makanan sehingga terjadilah korupsi sehingga distribusi makanan untuk pekerja menjadi terganggu. Hal ini seiring tanpa adanya pengawasan dari pihak pemerintah Belanda dalam distribusi makanan.
Kompleks Dapur Umum
Pada tahun 1918, berdirilah sebuah bangunan sekaligus kompleks dapur umum yang dibangun oleh sebuah perusahaan Belanda. Merekalah yang menyiapkan dan bertanggung jawab atas suplai makanan yang diberikan kepada buruh tambang.
Seiring berjalannya waktu, aktivitas dapur umum Sawahlunto pun meningkat dan pemerintah Hindia Belanda membagi tugas pekerja di dapur umum. Mulai dari kelompok masak dari pagi hingga sore, kelompok masak sore hingga malam, dan kelompok masak malam hingga pagi hari.
Dapur umum ini bertahan sampai terjadinya Agresi Militer Belanda II di Sawahlunto pada tahun 1949. Setahun kemudian, tempat ini berubah menjadi Perusahaan Tambang Batu Bara Ombilan. Beberapa alat dan fasilitas dapur pun di lelang dan dipindahkan ke bengkel.
Perubahan dari Waktu ke Waktu
Setelah menjadi kantor tambang, bangunan ini juga pernah digunakan untuk kegiatan belajar mengajar yaitu sekolah (SMP) pada tahun 1970-1980-an. Lalu, dari tahun 1980 sampai 2004, bangunan ini berubah kembali menjadi tempat tinggal masyarakat.
Sampai pada akhirnya ditahun yang sama, Pemerintah setempat melakukan revitalisasi bangunan dapur umum tersebut.
Pada tahun 2005, pemerintah memutuskan untuk dijadikan museum yang bernama Goedang Ransoem yang diresmikan pada 17 Desember 2005.
Penamaan "Goedang Ransoem" sendiri tak lepas dari perannya yang sebagai tempat memasak hingga membagikan makanan kepada pekerja tambang, pasien rumah sakit, pegawai rumah sakit yang bekerja di perusahaan tambang Ombilin.
Ragam Koleksi
Di museum ini, terdapat beberapa koleksi alat-alat dapur yang konon dulunya digunakan untuk memasak. Seperti periuk raksasa terbuat dari besi dan nikel, kemudian ada ratusan foto lama yang terpajang. (Foto: museum.co.id)
Selain itu, ada juga kualu, rangsang, dan beragam alat-alat dapur berukuran besar. Lalu terdapat foto-foto para pekerja paksa yang diikat dengan rantai sehingga disebut sebagai Orang Rantai.
Tak hanya alat dapur, di Museum Goedang Ransoem juga mengoleksi pakaian mandir, pakaian pekerja dan koki, perlengkapan tambang, serta contoh batu bara.