Dokter Wanita Pertama di Indonesia, Ini Kisah Marie Thomas Asal Minahasa
Mengenal sosok Marie Thomas, dokter wanita pertama di Indonesia asal Minahasa Sulawesi Utara.
Nama Marie Thomas masih belum banyak diketahui banyak orang. Ya, beliau adalah dokter pertama di Indonesia asli Minahasa.
Dokter Wanita Pertama di Indonesia, Ini Kisah Marie Thomas Asal Minahasa
Sosok Marie Thomas cukup malang melintang di dunia medis. Bayangkan saja zaman dahulu teknologi medis belum secanggih saat ini, banyak sekali perjuangan yang harus ia lalui untuk menjadi seorang dokter.
Mengenyam pendidikan kedokteran selama 10 tahun, Marie Thomas berhasil lulus dari sekolah STOVIA pada tahun 1922 dan menyandang gelar dokter wanita pertama di Indonesia.
- Mengenal Sosok Dokter Berjasa yang Menciptakan Ransum TNI, Namanya Diabadikan jadi Rumah Sakit di Yogyakarta
- Wanita Ini Jadi Lulusan Terbaik Unesa di Usia 77 Tahun, Raih Gelar Doktor dengan IPK 3,98
- Kisah Lie Agustinus, Dokter Keturunan China Ikhlas Mengabdi Demi Warga Papua di Tengah Hutan Belantara
- Kisah Dokter Lulusan Luar Negeri, Rela Pulang ke Indonesia Mengabdi di Pulau Terpencil
Wanita Asli Minahasa
Mengutip dari Liputan6 dan beberapa sumber, Marie atau Maria Thomas lahir di Minahasa, Sulawesi Utara pada 17 Februari 1896. Ayahnya seorang tentara membuat hidup Marie bersama keluarga terus berpindah tempat hingga ke Pulau Jawa.
Ia lahir dari pasangan Adriaan Thomas dan Nicolina Maramis. Berkat ayahnya yang bekerja di bidang militer, membuat Marie Thomas bisa mendapatkan pengalaman sekolah di berbagai tempat khususnya di Sulawesi dan juga Pulau Jawa.
Diskrimansi Wanita di STOVIA
Marie memilih sekolah di School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) pada tahun 1912. Sebelumnya, STOVIA tidak menerima murid perempuan, namun ia mendesak ke Gubernur Belanda dan mendapat bantuan dari Charlotte Jacobs (wanita pertama yang memperoleh gelar Farmakologi di Belanda).
Tak sampai situ, diskriminasi wanita di STOVIA tak sepenuhnya hilang. Kaum wanita dipersulit dengan biaya sekolah dan biaya hidup yang ditanggung secara pribadi, berbeda dengan murid laki-laki yang dibiayai pemerintah.
Akhirnya, Marie bisa bersekolah di STOVIA dengan bantuan beasiswa dari SOVIA (Yayasan dana studi untuk pendidikan dokter Hindia wanita).
Ia menjadi murid wanita satu-satunya di angkatan tersebut. Setelah dua tahun, STOVIA baru menerima murid wanita kedua bernama Anna Warouw.
Dokter Murah Hati
Setelah lulus dan menikah dengan Mohammad Yoesoef, mereka memutuskan untuk pindah ke Padang, Sumatra Barat. Marie yang lulus sebagai seorang dokter spesialis di bidang Obsteri dan Ginekologi pertama di Indonesia itu langsung praktek dan dirinya dikenal sebagai sosok yang murah hati.
Tak hanya itu, Marie Thomas juga peduli dengan dunia pendidikan. Ia berjuang untuk memajukan bidang pendidikan terutama di tempat ia tinggal yakni Bukittinggi.
Dirikan Rumah Sakit
Atas kepeduliannya terhadap dunia pendidikan, pada tahun 1950 Marie Thomas beserta suaminya memutuskan untuk mendirikan sekolah kebidanan pertama di Sumatera dan kedua di Negara Indonesia.
Selain mendirikan rumah sakit, Marie Thomas juga sebagai dokter yang memakai alat pengaturan kelahiran dan Intrauterine Device.
Meninggal di Bukittinggi
Pada tahun 1966, tiba-tiba Marie mengalami pendarahan otak dan akhirnya menghembuskan napas terakhir di usia 70 tahun. Sampai akhir hayatnya, Marie Thomas tetap berjuang dan berkecimpung di dunia kedokteran dan pendidikan bidan.
Meski saat ini banyak orang yang jarang mengetahui siapa sosok Marie Thomas, namun jasanya dalam dunia medis tetap diapresiasi dan terus dikenang. Pada tahun 2021, wajah Marie Thomas bahakn pernah terpampang di Google Doodle.