Iftar adalah Berbuka Puasa, Pahami Makna dan Keutamaannya
Kata iftar sering terdengar ketika bulan Ramadan. Sebenarnya apa itu iftar? Secara singkat, iftar adalah buka puasa. Berikut merdeka.com merangkum selengkapnya apa itu iftar beserta keutamaannya yang penting diketahui.
Bulan Ramadan sebentar lagi segera datang. Bulan ini menjadi spesial khusus bagi umat Muslim, karena Ramadan adalah bulan suci yang penuh dengan rahmat. Ramadan merupakan bulan dimana semua setan dibelenggu, sehingga tidak ada keburukan di bulan tersebut.
Karena itulah, bulan Ramadan menjadi momen yang tepat untuk memohon ampun kepada Allah dan berlomba-lomba melakukan berbagai amalan baik. Bahkan, proses menjalankan ibadah puasa saja memiliki berbagai kemuliaan, terutama iftar.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Apa itu Serumbung Sumur? Serumbung sumur merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813. Ini dia serumbung sumur yang merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813.
-
Kapan Agus Salim wafat? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Apa itu Kapurut Sagu? Kapurut sagu terbuat dari tepung sagu yang sudah agak mengeras dan memiliki warna kecokelatan. Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat kaya akan tradisi, budaya, hingga sajian makanan yang unik.Salah satu sajian makanan khas Mentawai yang patut anda coba adalah kapurut sagu.
Kata iftar sering terdengar ketika bulan Ramadan. Sebenarnya apa itu iftar? Secara singkat, iftar adalah buka puasa. Berikut merdeka.com merangkum selengkapnya apa itu iftar beserta keutamaannya yang penting diketahui.
Pengertian Iftar
Dalam ibadah puasa, kita mengenal istilah iftar. Iftar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh umat Muslim yang menjalankan puasa. Dalam bahasa Arab, iftar disebut sebagai iftoor (إفطارi) yang bermakna buka puasa. Secara harfiah, iftar diartikan juga sebagai sarapan (breakfast).
Secara umum, iftar adalah aktivitas perjamuan makan yang dilakukan oleh umat Muslim saat berbuka puasa. Waktu yang tepat untuk melakukan iftar adalah saat matahari terbenam atau saat azan magrib sudah berkumandang.
Iftar menjadi penanda bahwa puasa hari itu telah selesai, sebelum berlanjut lagi keesokan harinya setelah melaksanakan sahur. Iftar adalah sesi makan kedua setelah sahur yang dilakukan saat dini hari.
Meski bukan merupakan perayaan, namun di Indonesia iftar adalah momen untuk berkumpul bersama keluarga dan menyantap makanan berbuka puasa sembari bertukar cerita. Iftar juga dimanfaatkan sebagai momen untuk reuni dengan teman-teman yang sudah lama tidak bertemu.
Selain itu, hal lain yang juga tak kalah penting saat iftar adalah membuat makanan untuk orang yang melakukan iftar. Orang yang menyajikan makanan untuk orang yang berbuka puasa akan mendapat pahala yang berlimpah.
Tidak ada ketentuan wajib mengenai menu yang harus disajikan untuk iftar. Hanya saja, Rasulullah pernah mengajarkan sunnah saat melaksanakan iftar. Adapun sunnah iftar adalah berbuka puasa dengan minum air putih terlebih dahulu dan makan buah kurma dengan jumlah ganjil (tiga atau lima butir).
Keutamaan Iftar
Setelah mengetahui pengertian umum tentang iftar, selanjutnya adalah mengetahui apa saja keutamaan dari melakukan iftar. Adapun beberapa keutamaan dalam menjalankan iftar adalah sebagai berikut.
1. Jangan Menunda Iftar
Saat menjalankan ibadah puasa, jangan sampai terlupa untuk membatalkannya saat sudah memasuki waktu iftar. Hal yang sebaiknya dihindari saat iftar adalah menunda untuk berbuka. Ketika adzan maghrib sudah berkumandang, maka dianjurkan untuk menyegerakan berbuka.
Hal ini sesuai dengan sabda rasulullah SAW sebagai berikut:
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ.
Artinya: “Dari Sahl ibn Sa’d: Bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Senantiasa manusia berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.’” (HR Bukhari no. 1957, Muslim no. 1098
Selain itu, pada hadist Qudsi, Rasulullah SAW juga menyebutkan hal seperti berikut:
قَالَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ: أَحَبَّ عِبَادِى إِلَىَّ أَعْجَلُهُمْ فِطْرَا.
Artinya: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Hamba yang paling Aku cintai adalah yang paling cepat berbuka.” (HR At-Tirmidzi)
2. Doa Sebelum dan Sesudah Iftar
Ketika melaksanakan iftar, jangan lupa untuk memanjatkan doa terlebih dahulu. Doa yang dipanjatkan saat iftar adalah doa sebelum melaksanakan iftar serta doa setelah melaksanakan iftar. Adapun doa sebelum melaksanakan iftar sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِى وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَلِيْ
Artinya: “Ya Allah, aku memohon ampun kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu.”
Kemudian doa sesudah melaksanakan iftar adalah sebagai berikut:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَ ثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Artinya: “Telah pergi rasa haus dan menjadi basah semua urat, dan pahala telah tetap, insha Allah.”
Ketika melakukan iftar, jangan lupa untuk menunaikan ibadah sholat maghrib. Ibadah ini seringkali terlupakan, terlebih ketika diadakan acara berbuka bersama. Karena itu, usahakan untuk membatalkan puasa terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat magrib.
Apabila sholat maghrib sudah ditunaikan, maka barulah setelah itu dilanjutkan dengan menyantap makanan utama. Jangan lupa juga untuk menjalankan sholat isya lalu dilanjutkan dengan sholat tarawih agar mendapat lebih banyak pahala.
3. Makan Secukupnya
Allah SWT mengajarkan kepada umat Muslim untuk tidak menjadi rakus, terlebih saat berhubungan dengan harta dan makanan. Rasulullah SAW juga bersabda untuk tidak makan secara berlebihan sebagai berikut:
نحن قوم لا نأكل حتى نجوع وإذا أكلنا لا نشبع
Artinya: “Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang“
Karena itu dianjurkan untuk berbuka dengan air putih dan buah kurma. Sunnah ini sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan ruthab (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air.” (HR. Abu Daud no. 2356 dan Ahmad, 3/164, hasan shahih)
Lalu bisa dilanjutkan dengan nasi dan lauk secukupnya apabila masih terasa lapar. Hal ini untuk menghindari makanan yang terbuang sia-sia. Hal Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
مَا مَلأَ ابْنُ آدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسَبِ ابْنِ آدَمَ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ فَاعِلاً فَثُلُثُ لِطَعَامِهِ وَثُلُثُ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
Artinya: “Tidak ada tempat paling buruk yang dipenuhi isinya oleh manusia, kecuali perutnya. Karena sebenarnya cukup baginya beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Kalaupun ia ingin makan, hendaknya ia atur dengan cara sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya.” (HR. Ahmad, an-Nasa’i dan At-Tirmidzi).
4. Memberi Makan Orang Berbuka Puasa
Ada keistimewaan pahala tersendiri bagi orang-orang yang memasak atau memberikan makanan orang yang akan berbuka puasa. Meski ini bukan hal yang wajib untuk dilakukan, namun menjalankannya akan mendapat pahala yang sama besarnya seperti orang yang berpuasa.
Hal ini jelas tertera dalam sebuah hadits dimana Rasulullah bersabda:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192)